Suami saya komentar, “Sayang sekali padahal dia orang yang baik ...“ Barangkali suami saya bukanlah satu-satunya orang Jerman yang berpendapat begitu. Bagaimana dengan Anda?
Ada desas-desus bahwa keinginannya untuk tidak mau mencalonkan lagi itu karena faktor kesehatan (vitalitas), ada lagi karena sudah tidak kuat lagi mendukung keputusan Angela Merkel soal pengungsi yang pelik itu dan entah apalagi ... Apapun keputusannya, kita harus menghargai.
Lantas, siapa yang akan menggantikannya? Apakah Norbert Lammert dari partai CDU yang sekarang menjabat sebagai pimpinan parlemen? Ursula von der Leyen dari partai CDU (menteri pertahanan)- si perempuan yang memiliki icon rambut dan pembawaan yang khas? Winfried Kretschmann dari partai Hijau yang adalah menteri presiden dari wilayah kami di Baden-Württemberg? Atau tokoh lain yang diunggulkan partai lain seperti SPD? Masih lama ... ditunggu saja.
***
Ya, sudah, masih ada waktu beberapa bulan sampai pemilihan .... Sebagai Ausländerin, orang asing di negeri Jerman ... saya akan bahagia, entah siapa saja yang menjadi pimpinan negara Republik Jerman ini. Karena laki atau perempuan, dari partai apa saja, biasanya akan tetap mampu menyejahterakan rakyat yang tinggal di Jerman, entah itu orang lokal atau pendatang. Nggak masalah. Saya duduk manis karena kalau nyoblos ... nggak boleh!
Bagaimana dengan Indonesia? Semoga tetap saja sama, siapapun yang jadi pemimpin negara kesatuan Republik Indonesia, dari partai mana saja, beliau akan mengutamakan kesejahteraan rakyat banyak bukan segelintir pejabat atau orang penting lainnya. Oiiii, indahnya Indonesia. Kangen. (G76).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI