Pendekar utama tingkat IV itu sudah berkecimpung di dunia pencak silat sejak 1975. Itu saya saja belum lahir. Beragam perlombaan sering diikutinya.
Sayang, lingak-linguk dari awal sampai akhir acara ... saya nggak tahu apa pak Joko hadir atau tidak. Dalam wawancara di panggung, MC tidak menghadirkan si bapak.
Padepokan Tapak Suci Ada di Jerman
Biasanya waktu yang dipilih adalah sore hingga malam hari, mulai Senin-Jumat. Misalnya pukul 15.30 dan bisa berakhir pada pukul 22. Kelas training mulai dari anak-anak sampai dewasa. Seru sekali melihat foto-foto mereka di galeri. Ada foto acara training anak-anak, kegiatan di Indonesia, long march di Indonesia, training sabuk biru dan masih banyak lagi.
Hebat sekali. Rupanya padepokan tapak suci tak hanya di Indonesia tapi juga di Jerman yang notabene negeri maju, modern dan canggih. Bagi Kompasianer yang tinggal deket kota-kota tersebut, silakan bergabung.
Speechless. Waktu saya memandangi mereka beraksi di panggung itu, decak kagum penonton tak juga berhenti. Luar biasa sekali semangat mereka mempelajari pencak silat atau tapak suci ini. Dengan begitu, mereka ikut melestarikan budaya bangsa Indonesia. Saya sendiri malah tidak bisa. Sedikit maluuuu bahwa duluuuuu waktu di tanah air, tidak pernah mempelajarinya, keduluan orang Jerman. Ihh!
Hmmm ... kalau menari, naahhh ... itu lain cerita. Bisa! (G76).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H