Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Ternyata Orang Jerman Juga Pandai Pencak Silat

3 Juni 2016   16:46 Diperbarui: 3 Juni 2016   22:03 996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendekar utama tingkat IV itu sudah berkecimpung di dunia pencak silat sejak 1975. Itu saya saja belum lahir. Beragam perlombaan sering diikutinya.

Sayang, lingak-linguk dari awal sampai akhir acara ... saya nggak tahu apa pak Joko hadir atau tidak. Dalam wawancara di panggung, MC tidak menghadirkan si bapak.

Padepokan Tapak Suci Ada di Jerman

Pakai kipas
Pakai kipas
Pak Joko bisa dihubungi di Bornheim-Westfalen, negara bagian Nordrhein Westfalen. Training yang diikuti orang-orang Jerman itu diadakan di Köln (Cologne), Bonn dan Uni Bonn.

Biasanya waktu yang dipilih adalah sore hingga malam hari, mulai Senin-Jumat. Misalnya pukul 15.30 dan bisa berakhir pada pukul 22. Kelas training mulai dari anak-anak sampai dewasa. Seru sekali melihat foto-foto mereka di galeri. Ada foto acara training anak-anak, kegiatan di Indonesia, long march di Indonesia, training sabuk biru dan masih banyak lagi.

Hebat sekali. Rupanya padepokan tapak suci tak hanya di Indonesia tapi juga di Jerman yang notabene negeri maju, modern dan canggih. Bagi Kompasianer yang tinggal deket kota-kota tersebut, silakan bergabung. 

Sang trainer
Sang trainer
***

Speechless. Waktu saya memandangi mereka beraksi di panggung itu, decak kagum penonton tak juga berhenti. Luar biasa sekali semangat mereka mempelajari pencak silat atau tapak suci ini. Dengan begitu, mereka ikut melestarikan budaya bangsa Indonesia. Saya sendiri malah tidak bisa. Sedikit maluuuu bahwa duluuuuu waktu di tanah air, tidak pernah mempelajarinya, keduluan orang Jerman. Ihh! 

Hmmm ... kalau menari, naahhh ... itu lain cerita. Bisa! (G76).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun