"Yes sure ... I'd love too, Mel... I want to know you more ..." Namaku Melati. Tapi untuk lidah Italia seperti dia, pasti susah. Sebut saja, Mel. Itu pesanku.
"Easy, invite me and send me some money. I'll fly to EU. Meet me in Ascona." Locarno tempat Fabio menetap, hanya 15 menit dari Ascona. Aku pengen ke sana. Kata orang, tempat itu kumpulannya orang-orang kaya sedunia. Apa-apa mahal. Ini kesempatan emasku. Kapan lagi ke sana kalau nggak sekarang?
"Why not? I want to reach you, Mel. I'd do everything for you ..."
Hahaha ... Aku beruntung. Fabio nggak banyak cing cong. Ia percaya begitu saja ketika aku suruh transfer sejumlah uang di norek yang aku kasih. Fabio melakukan semua yang aku pinta.
***
Tiga minggu berlalu. Semua beres. Kami janjian. Aku memang datang. Ke Ascona ... Gila, aku memang gila. Bermain api, terbakar?
"Meet me in Seehotel, room number 21." kukirim mailbox lewat tweeter, supaya ia menemuiku di kamar hotel no 21. Setengah jam kemudian ia membalas mailbox;
"I am already around Hermes store. I'll be there in a second. It's just 3 minutes walk. I've just bought a wrist watch for you ... Sorry, I couldn't find a bouquet of rose or any flower around here. Hope you like it"
Jiahhhhhh ... Fabioooo ... Terima pesan langsung jump in the car. Romantis banget sih, mau ketemuan pake acara cari bungaaaaa. Nggak ada bunga, eeee ... dibeliin jam Hermes. Mamamiaaaa ... Aku ngimpi apa yaaaaa ... Kan maksudnya cuma ngerjain duren kenalan sajaaa. Hermes bukan kremes, OMG!
Bel pintu berbunyi. Kubukakan pintu. Sengaja aku dandan ekstra untuk menyambutnya. Berbaju terbuka. Belahan baju atasan yang rendah dan rok mini. High heelku semakin membuatku seksi. Wow. Keindahan tubuhku tampak bagai buah matang pohon yang siap dipetik.
Tuhan! Ia berlutut, mencium tanganku. Mataku berbintang-bintang bukan karena itu. Kulirik kotak oranye berpita coklat tua, yang lalu diulurkan padaku. Isinya aku tahu. Pasti jam tangan Hermes, kan tadi udah bilang.