Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ascona, I am Schocked!

18 Mei 2016   00:02 Diperbarui: 19 Mei 2016   00:33 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Haha... Aku tak canggung meski baru pertama kali itu ketemu. Bergaya layaknya profi. Kuajak Fabio masuk, duduk di sofa. Kubuatkan teh Stroberi Eilles untuknya. Kudengarkan cerocos yang sebenarnya aku sendiri tak peduli. Berkali-kali kuamati arlojiku. Bisa jadi karena aku bosan pada kalimat-kalimat Fabio, sekaligus mengira-ira berapa harga benda pemberian teman kencanku itu.

Setengah jam. Arghhhh... Kenapa jarum jam jalannya lelet banget sih? Aku tak sanggup. Kuajak Fabio jalan keluar. Alasannya makan dan aku yang nggak bisa masak, lebih suka akrab dengan resto. Mobil Porsche Carera warna putih milik Fabio diparkir di depan garasi Hotel. Kami jalan kaki ke Ristorante. Habis itu, belanja! Mumpung Fabio ada di sini. Ia akan menginap di kamar nomor 21.

Dua jam kemudian,tas- tas belanja dari kertas itu bergelantungan di tangan Fabio yang tampak keriput. Ia rela bawain. Aku bagai  Shopping queen dijagai pengawal paling ganteng sedunia. Halahhh ... Enak sekali rupanya kencan sama follower tweeterku ini. Nggak reseh, mesra dan suka kasih-kasih. Bukan tipe pria pelit, pemuja wanita yang hobi jeng-jeng sepertiku.

Ohh... Hari sudah malam. Kami kembali ke hotel. Setelah mandi, baru kusuruh Fabio berendam ...sementara aku dandan yang cantik dan wangi, untuk kebahagiaan semu kami di ranjang bertirai itu.

***

Tak terasa hari sudah pagi. Aku bukan bangun di kamar hotel yang indah no. 21 tapi di kamar yang dingin dan penuh jeruji. Suara sesenggukan di kantor Polizia itu keluar dari tenggorokanku. Seingatku, tadi malam, mereka menginterogasiku. Menanyaiku tentang kejadian semalam. Fabio, pria 60 tahun itu, mati terendam di kamar mandi ... Di kamar no.21!!! (G76).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun