Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Penerbit Jerman Sayang Guru-Guru

30 April 2016   13:18 Diperbarui: 30 April 2016   16:47 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua peserta/guru dapat buku dari penerbit Jerman

cornelsen-5723dbd72b7a613b0dad7388.jpg
cornelsen-5723dbd72b7a613b0dad7388.jpg
Duduk paling depan biar kelihatan ...
cornelsen2-5723db940123bdb1192c7bae.jpg
cornelsen2-5723db940123bdb1192c7bae.jpg
Snack untuk para guru

Sabtu, ada undangan Kartinian. Walaaaaahhh ... Sayang nggak bisa ikut karena sudah sebulan yang lalu daftar seminar "Consolidating knowledge before taking the leap – New Take it Easy coursebook at A2 extra level". Undangan saya dapat dari penerbit Cornelsen pusat di Berlin.

Yak. Berangkat pakai kereta ke sana. Karlsruhe. Abis ujan-ujan dan dingin di musim semi, sampai di hotel. Di ruang seminar, ketemu lagi sama Herr Terjung, manager penerbit Cornelsen dari Stuttgart. Intinya, kabar-kabari buku bahasa Inggris level A2. Lahhh meskipun kami sedang menyelesaikan level A.1.1 lalu akhir tahun ini nerusin ke A1.2, saya pikir harus ikut lah yaaa untuk persiapan. Paling nggak 1-2 tahun lagi baru sampai. Namanya sedia payung sebelum dikepruk ... Hahaha ...

Sebenarnya, setelah undangan saya terima bulan lalu, penerbit sudah mengirim buku A2 terlebih dahulu. Welehhh ... saya pengajarnya saja bingung apalagi nanti murid-murid saya? Kasihan, ah. Seperti ada jurang kecil antara A1.2 dan A.2 ini. Contohnya begini, kalau A1.1 dan A1.2 dilengkapi dengan bahasa Jerman sebagai keterangan dan gambaran tentang suasana, di A2 hanya bahasa Inggris. Iya, semuaaaa. Pusing nggak? Andai dari awal sudah semua hanya berbahasa Inggris, barangkali sudah biasa.

Apalagi di buku A2, pada halaman pertama, conversation-nya satu halaman penuh sementara pada buku A1.1 dan buku 1.2 selalu pendek, separoh halaman lah. Apa nggak kaget tuh unit 1 udah ada gertakan seperti itu. Heeeee .... Untungnya, di workshop itulah, kami dijelaskan metode, tujuan dan tetek bengek tentang buku A2. Saya tetep ... geleng kepala, bukan dari tripping.

Oh, ya. Beberapa peserta juga berbagi tentang pengalaman menggunakan buku pelajaran bahasa Inggris A1.1 dan A1.2 yang dilengkapi kamus vocabulary dan pronunciation serta CD dan DVD. Dibandingkan dengan buku dengan level yang sama dari penerbit lain, Cornelsen ada keunggulan (ehhh, promosiii).

Penerbit Jerman Bagi-Bagi Buku dan Ilmu

Sayang tandanya cinta. Selain memberi buku, berbagi aura positif dan memacu kemajuan para guru dengan memberikan training, workshop dan sejenisnya secara gratisan, saya kira sangat bagus sekali dilanjutkan. Pertemuan kan tidak hanya menambah ilmu, tapi juga pertemanan karena kami datang dari kota-kota yang berbeda di Jerman.

Hey ... Sang pemberi materi menghampiri saya pada awal dan akhir acara. Saya pikir dia lupa saya, ternyata nggak. Haha. Betul, pak, kita  pernah ketemu di Stuttgart. Si bapak heran, saya jauh-jauh mauuu juga datang. Saya bilang, orang kalau cari ilmu lah mbok mau ke Amerika, pasti nggak nolak. Iya nggak?  Siapa yang nggak mau ke Amerika coba? Kalau ke Ameriki ya tiap hari ...

Si bapak yang langsing itu meminta saya mencatat nama dan alamat tapi nggak minta tanda tangan lhooo. Mengapa? Biar lain kali kalau ketemuan, ia ingat dan menyebut nama saya. Lebih personal. Cieee, bapak. Hmmm ... Setelah Stuttgart dan Karlsruhe, kota mana lagi yaaaaa? Exploring Germany!

Beberapa peserta dari sekitar Karlsruhe juga tanya, mau-maunya saya jauh-jauh datang. Tiga jammmm naik kereta, people. Saya bilang enteng, saya orang kampung, pengen liat kota. Hasilnya? Karena masih dua jam acara dimulai, saya jalan-jalan sampai 6000 langkah. Waduuuhhh, 5 km-an itu yak? Mayan. Bisa liat sesuatu yang baru, menarik, yang di kampung kami nggak ada hahah ... Eh, ada Flamingo oranye di kebun binatang juga. Sayang, jalan-jalan kurang asyik karena hujan, basah dan ... dengennnn! Tangan seperti diiris pisau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun