“Iya nih ... aduhh ... ngumpet di mana ya?“ Meski berdiri, tak terlihat sosok anak bungsu yang tadi lari-lari sama anak-anak sebaya. Dan dari belakang, si anak memeluk bapaknya sambil merem. Walaaaah ... anak ragil takuuuut. Setannya serem, matanya ada lampu menyala. Hiyyy!
[caption caption="Hemndglönkerball"]
[caption caption="Berpakaian putih-putih, baju tidur jaman bahula ... "]
[caption caption="Kumpul dengan warga setempat, asyik!"]
[caption caption="Nenek sihir lampunya mencorong ... hiyyyy"]
Nah, itu tadi tradisi Schmotzige Donnerstag yang di Jerman ditandai dengan beragam acara sehari semalam dan pakai acara nggoreng bolang-baling. Di Semarang tinggal keplok ...ada yang belok, itu tukang jualan bolang-baling disunggi, atau beli di perempatan yang jualan pakai gerobak. Di Jerman, bikin sendiriiiiii ... Eh, kapan pertama kali Kompasianer mengunyah bolang-baling? Semoga tidak lupa sama jajanan tradisional itu. Orang Jerman yang modern, maju saja masih melestarikan budaya yang turun-temurun diwariskan. Siapa bilang yang jadul itu harus dibuang? Selamat pagi. (G76)
Note: Schwabisch, bangsa Jerman yang tinggal di daerah selatan, di sekitar hutan Blackforest (Schwarzwald).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H