Oh, ya. Kebiasaan berenang telanjang ini dikatakan seorang responden; seperti tidur telanjang, sekali mencoba bakal ketagihan. Benarkah? Huhuuuu ...
Telanjang? Mungkin ada yang menjawab; iyalah, biasa, saat sendiri di kamar mandi alias waktu mandi setiap hari ... atau sesekali kalau mandi pancuran berdua sama suami, atau sama anak-anak yang sejenis kelaminnya (waktu mereka balita). Pelajaran jenis kelamin.
Silakan pilih renang telanjang atau pakai baju di Baden-baden, Jerman
Renang telanjang pada tempatnya. Silakan menuruti peraturan masing-masing kolam renang atau negara yang Kompasianer kunjungi. Kalau tidak boleh renang telanjang, jangan maksa. Kalau harus telanjang, jangan pakai bajuuuu. Dijamin tidak boleh masuk.
Renang dengan pakai baju atau telanjang menjadi sebuah keharusan bahkan menjadi pilihan jika Kompasianer pergi ke Baden-baden, negara bagian Baden Württemberg, Jerman. Itu dua jam dari rumah kami. Kotanya indah. Banyak peninggalan Romawi, termasuk budaya renang telanjang itu.
Menjadi pilihan jika Kompasianer ke Caracalla Therme dan sebuah keharusan, kalau belok ke Friedrichsbad yang hanya beberapa langkah (bisa lewat jalan biasa atau dari jalan bawah tanah, mbrobos).
Mengapa? Saya ingat:
"Bu .. Tiketnya jangan lupa"
"Pasti-pasti, pak, ada di tas" Dua voucher gratis dari hotel berupa renang gratis tiga jam Di Friedrichsbad, Baden-baden itu senilai 50€. Tiket saya berikan suami untuk dikasih tunjuk kasir. Sekali masuk 19€. Wow! Dekat rumah kami ada kolam renang air panas, cuma 10 menit berkendara tiketnya tiga jam 8€. Lah ini ... Halah, mahal. Parkirnya tiga jam 8,5€. Makanya, kalau lupa dibawa tiket gratisnya, eman-eman, dibuang sayang.
Setelah menunggu, suami datang ... lesu. Ah, rupanya syaratnya adalah ... harus telanjang, saudara-saudara!
“Kamu mau, buk?“