***
Gratis. Kata ini pasti menjadi magnet bagi beberapa orang untuk tertarik pada apa yang ditawarkan. Misalnya beli satu gratis satu. Meskipun sebenarnya butuhnya cuma satu barang tapi tetap saja ngeyel beli biar dapat dua barang. Parahnya, kalau sebenarnya ... tidak butuh barang yang dibeli. Duuuuh, piye.
Contoh-contoh seperti itu sering terjadi dalam kehidupan manusia. Mendapatkan sesuatu dengan gratis tapi ujungnya tidak selalu baik. Kadang dilupakan, kadang disia-siakan, kadang tidak berterima kasih ... sedih kan.
Oh. Saya masih ingat beberapa buku yang saya kirim ke teman-teman, gratis. Apa tanggapan mereka?
“Waduh ... bukumu belum kebaca. Nggak sempet.“
“Wah ... di mana ya, bukumu? Aku lupa!“
“Sorry, bukumu buat bantal tidur, nih ....“
“Maaf ya ... bukumu ada di urutan ke ... buat dibaca. Kalau udah selesai, aku kasih tahu kamu.“
“Aku barusan beli buku banyak dari teman-temanku, mau kubaca tapi bukumu? Nggak tahu ya ...“
Parahnya saat ada yang bilang:
“Bukunya tak kembalikan ya, takut nggak kebaca“ Weeeehhh ... ada lho yang menerima kebaikan orang dengan kalimat yang kadang bikin salto. Ternyata nggak butuh tho? Saya salah sangka ... Kirain butuh ....