Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Gara-gara Going Abroad Minded

2 Februari 2016   22:40 Diperbarui: 2 Februari 2016   23:24 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu SMP, saya jadi kenal yang namanya bahasa Inggris. Yang katanya bahasa internasional, yang kabarnya, kalau sudah bisa nancap di lidah berarti sudah berkelas. Sukaaa sekali menyimak pelajaran yang disampaikan oleh guru-guru. Dari ibu Ekowati yang lembut dan cuantikkkk banget sampai pak Is. Saking sukanya, saya jadi gila. Iya, saya gila, suka ngomong sendiri dengan bahasa Inggris di dalam mobil Fiat hitam bapak yang mangkrak di depan rumah dan akhirnya jadi loak. Limaratus ribu, pak? Yaaaahhh ... padahal sudah ngarep jadi milik saya.

Mulai going abroad minded

Begitu SMA, saya semakin suka bahasa Inggris dan bercita-cita jadi duta besar. Pengen cas cis cus, ke luar negeri, pengen terbang. Allah mengabulkan keinginan saya. Ketika kelas 3 SMA, saya jadi duta PMI untuk mewakili ke pertemuan pemuda se Asia-Pasifik.

Gara-gara itu, saya jadi kedanan untuk ke luar negeri terus. Mau lagiiiiiii ... Yaaa, Gana!

Akhirnya lima tahun kemudian, saya betul-betul ke luar negeri lagi. Gratis. Sebuah pertemuan relawan se Asia-Eropa ... dan seterusnya dan selanjutnya. Lagi dan lagi.

Nggak sadar kali ya, waktu itu ... kalau Indonesia juga indah. Harus dijelajah dari Sabang sampai Merauke ... tapi ... aduhhhhh, saya sudah benar-benar kalap. Pokoknya maunya ke luar negeri terus! Idihhh ... going abroad minded nih yeee ....

Beratnya hengkang dari Indonesia

Sampai suatu hari, saya menikah. Masih juga memiliki sindrom serupa sampai suami saya membukakan mata dengan mengajak mengunjungi kota-kota Indonesia yang belum pernah saya kunjungi. Lho, yang warganegara Indonesia siapa sih, kok tahu banyak suami daripada saya. Terlambat ... saya terlambat. Kesadaran itu sudah melampui batas hingga kami harus pindah ke Jerman. Tidak disangka-sangka.

“OMG! Tidak, saya sama anak-anak di Indonesia saja, pak.“ Suami saya geleng kepala, “semua atau tidak sama sekali.“ Ya, udah ... bedhol desa lah kita. Dua kontainer! Hiks.

Hari terasa begitu sepi, sunyi, senyap, sendiri. Berada di Jerman, negeri yang waktu itu menurut saya sungguh dingin, nggak ramah dan ahhhhh home sick terussss ... merasa bersalah. Begini akibatnya kalau going abroad minded, Gana. Kalau sudah dipindahin ke luar negeri baru deh, ngerasa. Huuuuuu ... Indonesia semakin indah dipandang dari jauh, sayangnya untuk ke sana sudah mahal, jauhhhhh sekali. Boro-boro setahun sekali, dua tahun sekali saja belum pasti. Sebuah keberuntungan kalau saya bisa pulang ke Indonesia ... meski satu kali dalam tiga tahun.

Sesal kemudian tiada guna

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun