4. Selasih
Minuman yang bijinya sering dimakan atau terdapat di buah naga Drachenfrucht atau Pitahaya. Buah tersebut biasa saya temukan di Kaufland, swalayan besar yang ada di seantero Jerman.
Tetapi ketika dibuat minuman jamu, beda kann ya? Ada kenyal-kenyal gimana gitu kalau pas minumnya ditenggak sampai tenggorokan. Bijinya mirip biji pada kiwi hanya saja lebih besar, sebaiknya dikunyah agar organ tidak payah menggiling. Takut nyangkut di umbai cacing.
Kalau minum jamu itu, saya selalu ingat Katon Bagaskara. Bukan karena saya pernah ngimpi ketemuan sama si artis atau gimana, tapi karena waktu siaran dulu sering nyetel lagu “Selasih“ untuk penggemar. Cieeee ...
Yang repot adalah waktu ditanya orang Jerman:
“Kok jamunya warnanya merah? Dari apa ya? Sirup?“ Sembari memutar-mutar gelas transparan untuk melihat isi minuman, wanita Jerman itu mengernyitkan dahi. Semakin kentara keriputnya karena kalau sudah berusia 60 lebih, kulit manusia memang kurang keelastisitasannya. Oh ... masa depan.
“Yang jelas bukan darah ya ...“ Goda saya.
“Warna makanan kan?“ Ia tergelak.
“Saya kira begitu ... “Saya nggak tahu tapi tetap khawatir, semoga jamunya tidak dicampur sama warna merah dari tekstil tetapi pewarna makanan yang diijinkan DPOM.
Bagaimanapun selasih ini memang memiliki manfaat seperti pencegah kanker (dari vitamin), perawat mata (dari beta caroten), penjaga jantung (dari vitaminnya) dan peramping badan (buah rendah lemak) dan sudah dikenal penduduk Jerman yang saya kenal. Mantab.
***