“Saya selalu membeli dari Edeka“ jelas seorang teman Jerman. Edeka adalah swalayan yang memiliki sayuran segar. Selain Edeka, swalayan atau toko lain yang pernah saya lihat menjual rimpang Jahe adalah Aldi dan Kaufland.
“Wah dulu saya pernah tanam di ruang tamu, ditinggal ke Indonesia sebulan, mati nggak ada yang rawat. Makanya saya suka beli sudah sachet.“ Curhat saya mengalir.
“Ide bagus!“ Ya, kalau kebelet minum sudah tinggal seduh. Tak perlu repot. Makanya suka kulakan Jamu sachet kalau ke Indonesia.
2. Beras Kencur
Nama ilmiahnya, Curcuma zedoaria. Orang Jerman menyebut Ingwer untuk jahe. Ketika memperkenalkan beras kencur untuk pertama kali, saya jadi bingung sendiri. Apa yaaaa? Scharf-süßer Ingwer?
Beras kencur kan campuran tumbukan beras/tepung beras, rimpang kencur, campuran rimpang jahe sedikit, gula sama kawak. Karena bukan pakar bahasa,“So wie Ingwer, scharf im Hals. Reis und süße Ingwer“ terang saya bahwa efek pedas ada di tenggorokan nanti, seperti jahe tapi lebih manis. Padahal harusnya, weisser Turmeric namanya. Betul?
Nah, jamu paling saya sukai adalah beras kencur itu. Kata ibu saya yang dulunya sinden waktu jadi mahasiswi dan single, beras kencur membuat suara cling. Makanya saya paling seneng nyegat tukang jamu gendong depan rumah. Eh ..Nyatanya, suara saya ... nggak cling tapi ... metal. Hahaha. Konon, manfaat beras kencur adalah menebalkan dinding perut dan menyembuhkan penyakit maag. Sehat kann?
Sekarang sudah banyak beredar bentuk instan yang tinggal “cur“ air panas ... jadi. Tidak susah menjamu para penduduk Jerman itu dengan jamu itu.
Kencur banyak saya gunakan untuk memasak trancam (potongan kacang panjang tipis dan kecil, parutan kelapa, garam, gula jawa, daun jeruk dan kencur) dan kalau ada anak jatuh lalu mrempul, benjol (dikompres). Persediaan berupa bubuk saya beli dari Belanda. Kalau ke Indonesia pasti beli.
Ngomong-ngomong. Apa tanggapan orang Jerman pada beras kencur?
“Minuman herbal yang kamu sajikan kemaren enak. Apa namanya ...“ Seorang murid bahasa Inggris saya itu bertanya. Langkah kami menuju parkiran sedikit terhambat karena salju makin mengeras di aspal. Hanya kerikil kecil yang menjadi penahan agar tak tergelincir.