Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pembacaan Puisi Fiksiana Community di Jerman

14 Januari 2016   17:03 Diperbarui: 14 Januari 2016   17:47 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kategori kartu pos terunik (handmade dari flanel dan foto pribadi Cangkung lake): Hastira Soekardi.

Kategori kartu pos terlucu (handmade, handpainted Sakerah): Dyah Ayu Utami aka Andru – Jombang

Kategori kartu pos gambar terindah (gunung dengan hiasan bunga matahari): Diny Miranti – Jakarta.

Terima kasih kepada semua peserta lomba dari Fiksiana Community. Termasuk peserta lain yang tidak menang tapi puisinya tetap dipamerkan; Parastuti, Diyah Wara, Putri Apriani, Riska Dwi A, K. Himawan Kunto dan lainnya.

Hikmah pembacaan puisi Indonesia di Jerman

Lalu apa yang bisa dipetik dari kegiatan pameran dan pembacaan puisi tadi?
Pertama tentu memperkenalkan bahasa Indonesia kepada para tamu acara. Bahasa itu memang seharusnya menjadi kebanggaan warganegara Indonesia yang jumlahnya 250 jutaan. Belum lagi bangsa asing yang mempelajarinya di Indonesia maupun di luar negeri. Bahasa persatuan ini memang mendunia! Hebat kann?

Kedua, menyemangati teman-teman Fiksiana Community yang gemar tulis puisi. Ketika tulisannya dihargai, dibacakan orang... gimana rasanya? Senang kaaaan... meski beda barangkali kalau dibaca sendiri.

Ketiga, putra-putri Indonesia yang berada di negeri rantau semakin bangga menjadi bangsa Indonesia ketika membacakannya. Menyulut rasa percaya diri membaca di depan publik Jerman yang bahasanya jelas lain. Tinggal di luar negeri bukan berarti kehilangan bahasa ibunya sendiri. Harus tetap ingat. Mewangikan negeri sendiri di manapun berada.

Keempat, jaman whatsapp ... kartu pos jadul tetap romantis dan penuh nostalgiaaaa .... keep sending!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun