Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Fabel] Charlie dan Rahasia Nyonya Katze

7 November 2015   18:07 Diperbarui: 8 November 2015   00:28 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh Gaganawati - No.88

 Dok: B69

 

 

"Minggir kau ... Beagle bodoh. Ini daerahku" Tobby menyeringai. Salaknya menggema di ruang yang banyak kacanya. Oh. Giginya tampak runcing. Kelihatan lebih runcing dari pagar besi taman yang pernah menancap di kaki kananku.

 

Mendengar kata "daerahku" aku geram.  Serasa ingin aku bergaya anjing kencing. Agar air seniku meluncur, menandai wilayah mana saja yang kupilih untuk jadi milikku. Huhhh.

 

Nalarku masih waras, ini di dalam ruangan! Aku tak ingin menyusahkan nyonya Katze yang hidup sebatang kara. Dulu, nyonya menghukumku tidur di luar dua hari dua malam kalau sekali pipis di dalam rumah. Sekarang aku sudah besar, sudah  belajar tentang banyak hal. Kesalahan sekali biasa, dua kali itu belajar. Tiga kalinya, bodoh!

 

Kulihat kedua kaki Tobby kian meregang. Seolah ia menyusun kekuatan ekstra menutupi semua arah yang ingin kutuju. Tobby memang tampan, bulunya hitam dan bagus tapi sifat dominannya bikin aku alergi. Aku harus melewatinya. Harus!

 

Satu, dua, tigaaaa ... hap! Aku tak patah arang. Gerakan kupercepat, hingga Tobby tak mampu menghalangiku masuk ke ruang tamu. Di sana ... tergeletak makanan dan minuman. Air liurku tumpah dan tak kuasa mengudapnya segera. Ya. Sampai habis. Suara geram dari penghuni lama itu terdengar seperti bunyi gempa kecil di rumah ini.

 

Aaaaa. Dari belakang, Tobby menubrukku. Menggigit leherku yang berkalung biru.

"Aduh sakittt, Tobby" Kepalaku puyeng. Kupandangi beberapa buluku beterbangan di udara. Aku khawatir, jangan-jangan kulitku botak. Aku masih muda!

"Rasakan pembalasanku atas kekurangajaranmu, Beagle bodohhh..." Anjing yang umurnya 10 tahun itu badannya dua kali lebih besar dariku. Ras Doberman yang dua kali lebih tua dariku itu memang berdarah dingin. Dasar tak berperikehewanan!

"Tolongggg ... ampuuuun, Tobby" Kulawan tapi sia-sia. Kucoba teriak minta tolong pada nyonyaku. Nyatanya, ia tak mendengarkan lolonganku ...

 

Aku menyingkir, ke dapur yang dingin dan bau anyir. Oh, nyonya pasti baru saja pulang dari pasar mingguan di alun-alun yang digelar tiap jumat. Seember ikan masih ada di meja, belum masuk kulkas. Hiiiy ... bukan makanan kesukaanku!

 

Beagle, itu rasku. Anjing rumahan yang berkepala batu. Namaku? Charlie! Nama yang lumayan cakap, bukan? Sayang, Tobby tak pernah memanggilku begitu.

 

Aku tertidur dan baru terbangun ketika nyonya Katze datang memberiku selimut. Dibopongnya aku ke kamarnya. Hari rupanya sudah amat gelap.

 

Wow! Samar-samar kulihat sesuatu. Baru pertama kali kulihat kamar mandi mewah dengan bathtub dan kaca bingkai emas. Baunya wangi. Lilin beraroma coklat begitu memanjakan hidungku. Rasanya relaks. Apalagi suara musik klasik yang diputar nyonya dari telepon genggam.

 

Di sanalah, nyonya memandikanku. Iya, di bath tub dengan semprotan air hangat. Tidak lama, hanya lima menit lalu ia mengeringkan bulu-buluku dan membungkusku dengan handuk lembut warna hitam. Itu warna kesukaan nyonya.

 

Oh, diletakkannya aku di kasur yang empuk dan wangi. Ia mengatur posisiku. Aku tak paham mengapa di depan kasur ada video dengan tripod? Ah, apa peduliku? Aku ngantuk dan lelah setelah bertarung dengan Tobby. Apalagi diguyur air hangat tadi. Kini, aku mau tidur. Mataku sudah lima watt. Mau ke pulau kapuk.

 

Kubiarkan saja nyonyaku berbuat sesuka hati.

 

Kamar begitu sunyi. Aku masih mampu mendengar detak jam dengan jelas. Sejelas detak jantungku. Kegaduhan kecil yang dicipta nyonya seorang masih terdengar telingaku. Ku tak tahu apa yang ia lakukan padaku. Kurasakan  badanku bergerak-gerak tanpa jiwaku. Mataku sudah terpejam, kesadaranku setengah pergi. Kemudian, lambat laun aku tak ingat apa-apa lagi.

 

***

 

Pagi-pagi, aku kaget sekali. Pintu didobrak dari luar.

 

"Polisi! Angkat tangan. Balikkan badanmu ke lantai." Seseorang menggertak nyonya Katze. Satu regu polisi memasuki rumah dengan cepat dan kasar.

 

 

Nyonya yang tanpa busana, menjerit seperti setan. Hendak berani pada petugas tapi jumlahnya terlalu banyak untuk dilawan. Air matanya berhamburan. Maskaranya luntur mencipta lautan hitam. Borgol menyatukan kedua tangannya ke belakang. Ia dibawa petugas masuk mobil biru yang lampu sirine birunya masih menyala.

 

Dari balik pintu, kupandangi nyonya dari kejauhan. Aku melolong. Petugas dari Tierheim, tempat penyelamatan hewan-hewan sudah datang. Mereka memasukkan Tobby dan aku ke keranjang. Diangkut ke bagasi mobil box yang bertuliskan "Tierheim Tuttlingen". Di dalamnya, aku terdiam.

 

"Charlie... Kamu nggak papa?" Tiba-tiba Tobby begitu perhatian padaku. Aku curiga. Mengapa ia memanggil dengan namaku? Bukan nama rasku? Aneh. Tobby aneh. Tiba-tiba punya hati.

"Apa pedulimu?" Kupalingkan muka ke arah lain agar tak kulihat wajah Tobby. Tak berapa lama, aku mengaduh. Bukan dari luka gigitan Tobby di leher tapi di bagian tubuh bawahku. Seperti ada yang terkelupas. Perih.

"Charlie malang. Kau tahu apa yang nyonya perbuat dengan video di depan tempat tidur itu?" Tobby merebah. Kepalaku menggeleng dan mulai tertarik dengan kalimat yang disusun Tobby.

 

Tobby mencoba membuka tanya yang belum sempat terjawab. Seperti disambar geledek ketika ia mengulas rahasia nyonya selama ini. Rupanya sebelum denganku, nyonya sudah biasa menggunakan Tobby untuk rekaman tak senonoh di youtube. Bertahun-tahun lamanya. Pantas kalau polisi sudah lama mengendus, menghimpun informasi. Penggerebekan pagi ini sudah diperhitungkan dengan matang. Gerakan jitu usai nyonya mengunggah video kami tadi malam. (G76)

NB : Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community. Silahkan bergabung di group FB Fiksiana Community

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun