Dan ketika kau memetik kerja keras kalian berdua dan menggunakan uang untuk kesukaanmu. Aku tak pernah iri, seperti kawan-kawan perempuan lain yang begitu sirik memandang apa tas yang kau tenteng, properti yang kamu punya di seluruh dunia, sepatu yang kamu injak atau perhiasan yang kau kenakan.
Bagiku, kalau kau bahagia, aku juga bahagia. Tak perlu aku menjadi sepertimu. Aku adalah aku dan kamu adalah kamu. Tetap biarkan begitu. Biar tak salah kata terucap, supaya benar cara bertindak. Yang utama dalam hidup adalah sehat dan bahagia.
Sungguh aku tak pintar matematika sepertimu. Menghitung uang milyaran? Aku jelas tak bisa.
Temanku Eberle,
Kamu tahu betul aku suka menari. Sampai kau menghadiahiku seperangkat kebaya warna abu-abu dengan payet mengkilap dan baju-baju tari Indonesia di setiap ulang tahunku. Hadiah itu tak hanya kunilai bobot materialnya. Tentu tidak boleh. Aku lihat bagaimana kamu mengerti kesukaanku. Menari, mengenalkan budaya Indonesia pada negeri rantau kita ini.
Mengenali teman, tak semudah membuka internet dan menggunakan kata kunci dalam mesin pencari lalu ketemu. Kamu, menemukannya sendiri dengan caramu.