Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Ingat Semarang, Ingat Simpang Lima

30 September 2015   16:42 Diperbarui: 4 April 2017   17:12 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jangan gusar, tak perlu risau. Rupanya, lapangan itu tak sekedar sebagai tempat upacara hari penting yang dihadiri presiden sampai rakyat biasa. Pekan Budaya Nasional misalnya, juga mampu menghibur kita, lho. Bisa cuci mata.

Lihat. Lihat di sana. Mulai dari menteri pendidikan Anis Baswedan, pak gubernur Ganjar, para budayawan, mahasiswa, gadis kinyis-kinyis sampai anak-anak ... berkumpul untuk melihat tradisi Indonesia. Ada yang dari perhimpunan mahasiswa se-Indonesia. Ada yang dari Yogyakarta, Solo, Semarang dan banyak lagi. Semua memamerkan baju tradisional dan kesenian masing-masing. Bahkan beberapa stand mereka membentengi lapangan di arah timur dan barat lapangan. Seruuu ... tontonan gratisan. Ada jathilan, tuhhh ... tuk-tak-tung-tong .... tuk-tak-tung-tong ....

Saya kira tak hanya sekali itu panggung seni dan budaya digelar. Betul?

 
Tempat wisata

 

Sebagai wong Semarang yang lahir, besar, sekolah dan kerja di Semarang (sebelum tinggal di Jerman), saya bangga melihat perkembangan lapangan Pancasila yang sudah dipercantik.

Ibaratnya gadis yang kini sudah matang manggis, sudah tua tapi makin menawan. Lihat saja pohon-pohon besar yang sekarang mengelilingi lapangan. Kesan gersang sudah menghilang. Meski pohon yang mirip palem itu daunnya agak tajam, tetap saja tidak mengurangi keindahan lapangan.

Siang serasa sejuk dengan goyangan daun hijau yang ada di sana. Tempat berteduh yang lebih besar dari sekedar payung lipat yang biasa saya bawa di dalam tas.

Kalau malam, semakin mempesona dengan kerlap-kerlip lampu dari sepeda dan becak hias. Mau coba kendaraan wisata itu? Asyik, lho. Sekali putar Rp 25.000. Murah kaaaan. Bisa berdua atau bertiga ... pokoknya OK.

Haus atau lapar? Di dekat pedestrian Simpang Lima, berjajar warung tenda yang ditata indah, jauh dari kesan semrawut. Kuliner mak nyos. Mau tahu gimbal kek, soto kek, sate kek, nasi ayam kek, bakso kek, pecel kek ... adaaaaa. Minumannya bisa es campur, es dhawet, es teh, es soda gembira ... semua terserah Anda, mau pilih yang mana. Harga damai di kantong.

Souvenir? Pasti banyakkk. Kaos, hiasan, tas ....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun