"Lhoooo .. Tante sedih tho, dik. Salim thoooo" saya pura-pura sedih. Tangan saya masih juga tak kembali. Sampai capek, tak juga dijabat.
Anak-anak yang saya maksud pasang muka cemberut. Menyembunyikan tangan yang sebenarnya ingin saya gapai. Ya, sudah. Saya memang orang asing. Haha.
Hari demi hari, saya telaten mengajak mereka salaman. Meski tidak mau, saya ajak terus dan terus.
Sampai suatu ketika salah satu anak yang tidak mau salaman, anak gadis yang kurus, datang sendiri, meminta tangan saya dan mencium.
"Aduh, cuantiknyaaaaa" Seru saya, menyanjung si anak yang sudah berubah. Luar biasa. Anak pintar.
Sebelum pulang ke Jerman, saya bagikan oleh-oleh kecil buat anak-anak manis itu. Untuk kenang-kenangan dari tante, ya. Gembiraaaa.
Yup. Tempat terindah telah ditemukan. Bahagia itu sederhana.(G76)
Semarang, 28 Agustus 2015