“Silakan ambil Sarma, nasi yang dibungkus daun anggur dan ini ... ada lapisan keju kambingnya.“ Elif, teman yang pernah mengundang kami ke perkawinan anaknya itu menawarkan makanan yang ada di meja.
“Sini ...“ Lambaian tangan saya mengundang anak yang ada di dalam mobil, menunggu. Iapun datang dan duduk di sebelah saya. Ia ditawari coklat oleh Abdullah. Kemudian, sebuah koin senilai 2€ diberikan seorang kakek padanya. Katanya untuk uang jajan. “Ah, sama, kayak di Indonesia ada angpao. Duit.“ Kami pun tertawa.
Rayakan lebaran bersama tetangga jauh
Hari Minggu. Saya undang teman-teman Indonesia bersama keluarganya ke rumah kami. Merayakan lebaran bersama karena tidak bisa mudik. Tempat tinggal mereka tak jauh, hanya 15-25 menit dari rumah kami.
Sejak seminggu yang lalu, masing-masing sudah dibagi masakan yang akan dibawa. Diah memasak ketupat, sambal pecel dan goreng krupuk, Cici membawa rendang. Lumpia, sambal goreng telor, bakso, kolak dan ayam bagian saya. Mereka datang sejak pukul 14.00. Angin agak kencang dan pagi hari sudah hujan. Untung segera kering, tamu bisa keluar ke teras atau balkon rumah. Segar.
Beberapa tamu duduk di dalam ruangan, ruang makan. Makanan sudah dihangatkan lagi. Sembari menunggu, kami ngobrol. Salah satu tamu adalah orang Turki, temannya teman yang dibawa teman saya. Ha-ha-ha.