Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Ngabuburit Bersama Stroberi

12 Juli 2015   17:32 Diperbarui: 12 Juli 2015   17:32 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siang panas. Panaaaas sekali. Puasa dengan cuaca panas, hawanya haus di kerongkongan. Kalau pas dingin, perutnya yang keroncongan. Ha-ha-ha. 

Karena mata sudah sepet dengan komputer, saya ganti bekerja di luar rumah. Sambil berkebun, saya mengawasi anak-anak yang sedang bermain.

Tiba-tiba saya ingat, kebun stroberi yang sak uprit belum dipanen. Takut busuuuk. Segera saya minta mereka membantu. Halaaah, anak-anaaaak baru lima menit sudah bosan. Bubaraaaan. Ya, sudah, panen sendirian cepat-cepat takut gosong lama di bawah terik matahari. Tak berapa lama, saya lepas sarung tangan dan membawa 1 kg-an stroberi.

 

Stroberinya memang sak upil-upil nggak gedhe kayak di supermarket tapi kalau hasil sendiri kok rasanyaaaa.... puas! Dan lagi, stroberi bisa dimanfaatkan untuk menu buka puasa kann.

Pertama, saya pisahkan antara bagian daun hijau dan buah. Yang 600 gram untuk dibuat kue, sisanya untuk jus.

Bahan-bahan jus selalu ada di rumah. Es batu dari mesin kulkas, 500 liter susu dan dua sendok teh gula halus. Mengaduk semuanya dengan stabmixer, beres.

***

 

Kloter kedua agak lama; membuat kue! Iya, kue stroberi klasik Jerman dengan puding vanila.

 

Pudingnya dibuat pertama kali dibanding biskuit dan landasannya. Cara membuat puding untuk kuweh ternyata mudah. Dulu waktu pertama kali datang ke Jerman, saya hanya mengolesi biskuit dengan puding saja. Ternyata mbledrek alias melumerrrr. Weleeehhh, elek banget. Sekarang tahu bahwa puding biar tegak harus dicampur butter, mentega berwarna agak putih yang kabarnya lebih sehat daripada margarine. Makanya, puding kalau sudah dingin akan kaku. Siap grak!

Ok. Sedikit susu saya masukkan panci kecil, serbuk saya campur dan diaduk rata. Lalu sisa susu dituangkan sekalian. Maksudnya biar tidak menggumpal. Susu saya hangatkan di kompor dengan panas sedang. Biar cepat dingin, saya angin-anginkan di luar dengan penutup saji mau dikipasin, kipas satenya raib.

Nah, saya sudah ambil dari Speisekammer (gudang makanan di sebelah dapur) berupa satu pak serbuk puding, 450 ml susu, 2 sendok makan gula pasir, 100 gram mentega lembut dan 50 gram gula halus. Stroberi yang 600 gram sisa panen sudah dicuci dan dihilangkan daunnya tadi sudah siap.

Untuk landasan biskuit saya punya: 180 gram tepung terigu, 100 gram butter, 60 gram gula pasir dan satu kuning telur. Yang sisa putih telurnya bisa buat maskeran wajah atau shampooan.

Panaskan oven 160 derajat. Butter, tepung, telur dan gula dimixer sampai seperti malam, lekat-lengket. Taburi meja atau penggiling dengan tepung agar adonan tidak lengket saat digiling. Giling adonan sampai rata. Letakkan di dalam loyang (yang pinggirannya bisa bongkar pasang). Cocok permukaan dengan garpu agar bisa bernafas cepet mateng. Masukkan ke oven selama 15 menit. Dinginkan.

Untuk biskuit, bahan-bahannya: 3 telur ayam, 80 gram tepung terigu yang diayak, sepercik garam, 120 gram gula.

Mengocok. Telur putih dan garam dikocok di baskom plastik. Telur kuning, butter dan gula diaduk di baskom lainnya dan dicampur telur putih tadi. Masuk ke dalam oven selama 25 menit. Kalau masih basah (dicek dengan tusuk gigi), tambah sekian menit.

Biasanya, orang Jerman menambah kacang mandel dan sirup untuk menyirami stroberi. Sengaja saya nggak tambah karena anak-anak gak suka.

Pekerjaan selanjutnya, mengaduk-aduk butter dan gula halus. Mixed! Kemudian, puding yang sudah dingin dicampurkan sedikit demi sedikit. Konon, biar kedua adonan tidak menggumpal dan bersatu dengan baik. Adem+adem=adem sekali.

Langkah berikutnya, mengambil adonan tipis untuk landasan, siramkan 40 gram coklat yang sudah dicairkan. Ambil biskuit yang sudah mendingin, tumpuk di atasnya. Selai jeruk dioleskan di atasnya lalu menuangkan adonan campuran puding tadi. Hiasi dengan stroberi (kalau besar sebaikya diparoh, kalau kecil lebih mudah). Finito! Masukkan ke dalam kulkas paling tidak sejam dan siap disantap.

E-ehh ... Beberapa jam kemudian:

“Buk ... tadi habis dari Bäckerei ya?“ Ada yang nongol dari ruang bawah tanah. Menanyakan apakah saya baru mampir dari toko roti.

“Nggak ...“ Merasa nggak percaya. Suami mau ngalem apa mau teasing, nih.

“Kok ada kuweh enak di meja?“ Mulai deh. Pria gaban saya itu mulai colak-colek. Bukan ke saya, sama yang ada di atas meja, kuweh stroberi! Lho, katanya mau diet ikutan puasa? Gak jadi?

“Saya sama anak-anak yang bikin ... “ Penjelasan saya barangkali kurang meyakinkan karena melihat dapur sudah bersih dan rapi pertanda tidak ada kehidupan sebelumnya. Ia tak percaya. Memang sih, masak-masak itu asyik, giliran bersihin dapur aduh biyuuuunggg. Lebih lama dari masak atau makannya yoooo.

Selamat mencoba. (G76)

Tips: untuk menambahkan topping sirup, campurkan sirup, gula dan satu pak bubuk topping kuweh, panaskan. Kalau sudah agak mendingin, disiramkan ke atas stroberi. Menambahkan mandel juga disukai beberapa orang. Sebelum menempelkan mandel ke sekitar puding, 40 gram mandel digongso tanpa minyak dengan api sedang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun