Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Benteng Kerajaan, Play Mobil Land dan Gadis Dalam Jendela

25 April 2014   01:36 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:14 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nürnberg. Kota yang 3 jaman dari rumah kami ini, kami kunjungi saat suami ada meeting dan anak-anak libur paskah dua minggu. Ke negara bagian Bayern, dari tempat kami bermukim yakni negara bagian Baden-Württemberg.

Kota ini saya rekomendasikan bagi Kompasianer yang ingin bertandang ke Jerman. Tempat yang pas dikunjungi keluarga dari umuran balita sampai lansia. Benteng kerajaan atau Stadmauer sangat menarik untuk orang dewasa dan lansia. Play mobil land atau tempat rekreasi in door dan out door bagi anak-anak dan para gadis dalam jendela. Yang terakhir, sebuah wisata seks yang selalu lekat dengan kota besar (di manapun) dan tempat wisata sampingan. Selamat berkunjung!

[caption id="attachment_333123" align="aligncenter" width="320" caption="Tembok Nürnberg"][/caption]

***

Kota metropolis berpenduduk kira-kira 1,2 juta ini memiliki daya tarik sendiri. Masih ingat bukan dengan postingan saya terdahulu? Yup. Christkindmarkt atau pasar natal yang menjadi sebuah magnet bagi orang untuk berbondong-bondong ke Nürnberg. Ternyata masih banyak yang menjadi icon wisata kota shopping ini. Nggak shopping gimana? Jajaran toko dari yang merk biasa sampai luxus ada di sana. Luruuuuus, terus. Berjajar rapi. Enak dipandang bagi yang hanya sebagai windowshopper seperti saya. Gak beli, ah. Enak buat travel duitnya. Eman-eman.

Benteng kerajaan

Ohhh. Kalau melewati jalan utama (Haupstraße), ada bangunan bernama Frauentorgraben (Frau=perempuan, Frauen=bentuk jamak dari Frau, Tor=pintu, pagar, gerbang dan graben=menggali) letaknya paralel dengan Stadtmauer (Stadt=kota, Mauer=dinding, tembok), berikut menara-menaranya/Turm (Frauentorturm, Kircheturm dan sebagainya). Frauentor sekarang diperuntukkan bagi para pejalan kaki. Selain Frauentor, ada juga Königstor (König= raja), yang sekarang menjadi pintu masuk menuju arah selatan kota tua Nürnberg dan Marientor, yang menjadi pintu masuk menuju arahutara kota tua Nürnberg. Jadi kota lama Nürnberg dari dahulu dilindungi benteng tebal dan tinggi. Lestari. Menjadi obyek wisata bagi anak cucu dan semua bangsa. Ini mengingatkan saya pada benteng istana jaman kerajaan Jawa, hanya yang ini lebih besar dan luaaaaaas sekali. Punya Nurnberg warnanya merah seperti batu bata tapi besar-besar dan kokoh. Awet. Dibangun sejak tahun 1100, 1300 hingga 1900 an.

Di tengah-tengah kota ada dua gereja St.Elizabeth (Katolik) dan Jakob (Kristen). Letaknya berhadap-hadapan dan di seberang sana, ada menara, Kircheturm (Kirche=gereja). Bayangkan jaman kerajaan waktu itu sudah rukun berdiri dan hidup berdampingan dua agama. Semoga masa sekarang atau masa depan, tidak akan kalah atau lebih baik lagi dalam kerukunan beragamanya.

[caption id="attachment_333124" align="aligncenter" width="160" caption="Peringatan 20 tahun untuk AIDS dan gereja St.Elizabeth"]

1398338186601643909
1398338186601643909
[/caption]

[caption id="attachment_333125" align="aligncenter" width="320" caption="Museum nasional Germania"]

13983382461215367206
13983382461215367206
[/caption]

[caption id="attachment_333127" align="aligncenter" width="320" caption="Pilar dengan beragam bahasa "]

13983383301451788873
13983383301451788873
[/caption]

[caption id="attachment_333128" align="aligncenter" width="320" caption="Bahasa Indonesia atau Melayu tidak ada ...."]

13983383681861323118
13983383681861323118
[/caption]

[caption id="attachment_333126" align="aligncenter" width="640" caption="Gerbang PBB menuju alun-alun"]

13983382861470196445
13983382861470196445
[/caption]

Kalau tidak salah ada tiga buah museum ada di dalam kota tua ini. Salah satunya adalah museum Germania (Germanisches National Museum) di Kartäusergasse 1. Museum yang banyak menyimpan sejarah seni, budaya dan negara yang menggunakan bahasa Jerman, dibuka sejak tahun 1852 sampai hari ini.  Isi koleksinya antara lain koin, perangko, gelas, gambar, fragmen sejak jaman raja-raja. Di luar museum, dibangun beberapa pilar putih bertuliskan sesuatu dengan beraga bahasa. Sayang, bahasa Indonesia tidak ada. Dan sebuah gapura warna putih bertuliskan: Universal declaration of nation yang ditandatangani di kantor PBB di Paris, 10 Desember 1948.

Play Mobil Land

Kami menginap di hotel dekat jalan utama Nürnberg, yang hanya untuk tidur dan makan pagi saja. Letaknya yang strategis dan harga terjangkau, mau jalan-jalan jadi dekat.

Karena bawa anak-anak, kami ada ide mengajak mereka ke Play mobil land. Tahu kan mainan yang satu itu? Orang-orangnya segedhe jempol orang dewasa. Bangunannya bisa kecil, bisa besar sesuai keinginan membangunnya bagaimana. Tinggal bongkar pasang. Kreasi menurut desain yang sudah ada seperti istana, benteng, menara atau kubah (kalau lego kan bisa kreasi sendiri).

Nah, selain bentuk yang kecil-kecil itu, di fun park ini, ada bentuk raksasanya. Maksudnya paling tidak sebesar saya. Rak-sasa. Haha.

[caption id="attachment_333129" align="aligncenter" width="640" caption="Di depan loket sudah menyambut orang-orangan play mobil."]

13983384332144533746
13983384332144533746
[/caption]

[caption id="attachment_333131" align="aligncenter" width="320" caption="Istana pink dan miniaturnya, tersebar di atas meja"]

1398338586198292974
1398338586198292974
[/caption]

[caption id="attachment_333132" align="aligncenter" width="320" caption="Kapal nabi Nuh dan para hewan."]

13983386361472199309
13983386361472199309
[/caption]

[caption id="attachment_333133" align="aligncenter" width="320" caption="Out door: kota Cowboy, western style."]

1398338666303397139
1398338666303397139
[/caption]

Salah satunya yang menawan adalah perahu nabi Nuh (Noah) dengan beragam hewan-hewannya, istana putri berwarna merah jambu, perahu bajak laut, menara kesatria dan masih banyak lainnya. Menikmati taman ini memang asyik. Mau di dalam ruangan atau di luar ruangan juga bisa.

Harganya untuk musim semi dan gugur 8 € (pukul 11-18.00) kalau mau lebih murah, datang pukul 15.00. Harganya 6 €. Musim panas lebih mahal sekian euro. Mau dewasa atau anak-anak sama saja. Kalau dihitung, lumayan tetap murah. Bayangkan, kami masuk kebun binatang di Antwerp, satu orang sudah 22 €, harga anak 17 €. Tinggal bermain kalkulator. Hedeh.

Dari permainan di taman bermain itu, yang paling mengesankan adalah bermain rakit, pancuran dan mencari mainan plastik di antara kerang raksasa. Boleh dibawa pulang. Wadahnya, kerang kecil bentuk cepuk dikenai 1€. Anak-anak=air. Klop.

Orang tua yang lelah mengikuti anak-anak bisa duduk-duduk di ruang restoran yang besar di dalam rumah kaca. Mainan ada di mana-mana, anak-anak bisa dimonitor. Tapi untuk anak di bawah 3 tahun sebaiknya diawasi karena ada mainan bentuk kecil yang bisa tertelan. Maklum anak seperti mereka masih suka ngemut. Yang kelupaa membawa kereta dorong, ada tempat peminjaman agar ketika mengelilingi daerah yang luas seperti TMII ini gak capek. Kami butuh setidaknya 5 jam untuk memuaskan anak-anak bermain ke sana ke mari.

Di setiap sudut dituliskan bahwa mainan di taman memang gratis dan diperuntukkan bagi semua anak, diharapkan untuk tidak dibawa pulang.

Gadis dalam kaca

Letaknya di daerah Jabobsmarkt. Banyak hotel dan pub di sekitarnya, Nemu gadis dalam kacanya, sebenarnya tidak kami sengaja.

Setelah makan di resto Vietnam, memakan nasi goreng dengan telor dan bebek goreng, kami menuju hotel. Wahhh. Pulang sudah jam 9 malam. Suami jalannya cepat. Saya agak lambat kakinya, mengimbangi anak-anak yang lelah seharian bermain dan jalan-jalan di alun-alun. Malam memang dingin, agak basah pula. Saya gandeng tangan-tangan kecil di sana. Saya terganggu dengan sorot lampu genjreng, warna merah. Saya membalikkan wajah, oalaaaaah gadis dalam kacaaaaa.

[caption id="attachment_333134" align="aligncenter" width="320" caption="Jangan lewat sini sama anak-anak ... red distric"]

1398338762453994792
1398338762453994792
[/caption]

[caption id="attachment_333135" align="aligncenter" width="320" caption="Sepatu hak tinggi, kursi&baju. Pagi, siang, masih ada."]

13983388731982867715
13983388731982867715
[/caption]

Anak-anak ikut memalingkan muka karena saya memanggil suami yang sudah berada di pagar kota lama.

„Paaaaaaak ... salah jalan“ suami membalikkan badan dan melongo. Melihat latar belakang tempat saya dan anak-anak berdiri. Jalan kami percepat. Sampai juga di jembatan.

„Mama, di dalam kaca itu panas, ya? Kok mereka cuma pakai BH sama celana dalam saja." Anak ragil menimpali. Kami mengangguk. He he , panasss, ya, nak? Sampai tangan saya kedinginan, beku.

"Seksi." Kakaknya tambah tanggapan. Suami saya tahu, saya suka motret, sudah kasih isyarat jangan mengambil gambar.  Agak jauhan, saya cekrek. Dari deretan bangunan sana, satu bangunan barang 5 jendela ke atas dan ke bawah. Seperti etalase apik dengan lampu warna menantang. Cantik-cantik. Kebanyakan berambut pirang, ada juga berambut gelap dan badannya tidak langsing tapi besar-besar, sepertinya dari Afrika.

Saya tidak menyangka bahwa mereka masih buka pada pagi dan siang hari. Kami tidak tahu jadi tahu. Baru tahu karena seusai makan pagi pukul 11.00, jalan-jalan lagi ke kota dan tak sengaja lewat daerah ini lagi, yang hanya berseberangan dengan jalan utama, tepat di belakang tembok merah yang mengepung kota. Tadi malam gelap, gak keliatan. Salah jalan lagiii.

Suami saya geleng kepala, „Jangaaaaan“ waktu saya mau memotret dengan kamera, sebuah kursi kosong dengan sepatu cantik. Saya kaget dan cepat-cepat memasukkan kamera dalam sarungnya. Majut jalan. Langkah saya berhenti, membaca daftar harga yang berdiri dengan standar di tepi jalan, di depan rumah yang berjajar. Tarif dari 60-70€, bisa lebih atau harga lain tergantung permintaan dan jenis service. Saya tidak seharusnya memotret karena banyak perempuan yang melongok keluar jendela, di antara rintikan hujan.

Anak-anak yang pegang payung merah, mengikuti papanya, beberapa wanita segera menutup tirai. Barangkali karena ada anak-anak kami. Ahhh, kita salah jalan lagi nih ... harusnya lewat ke kanan bukan ke kiri setelah melewati gerbang tadiiii. Ya, sudah. Pulangnya kami lewat jalur lain. Muter, agak jauh. Buntutnya, anak-anak rewel.

Setelah puas jalan-jalan, kami kembali ke hotel untuk melanjutkan perjalanan mancing dan naik kapal di kota berikutnya. Pengalaman yang tak terlupakan. Terima kasih, Nürnberg. Jumpa lagi. (G76)

PS: Kota ini menjadi contoh bagaimana negara, kota dan masyarakatnya menjaga warisan nenek moyang dengan baik. Tidak menghancurkannya. Hidup bersama kehidupan maju dan modern. Melestarikannya pula dengan banyak-banyak mengunjungi tempatnya. Karena bukan hanya wisatawan asing saja yang datang, penduduk sekitar juga. Orang Jerman sendiri. Sedangkan wisata seksnya jadi bumbu pemanis, tak bisa lepas dari kebesaran sebuah kota, di manapun itu negaranya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun