Mohon tunggu...
gadizaraden
gadizaraden Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa jurusan pg paud

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ketika Hidup Mengajarkan Arti Kesabaran

14 Januari 2025   10:48 Diperbarui: 14 Januari 2025   10:40 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Hidup adalah perjalanan yang penuh dengan liku-liku. Tidak ada yang bisa memastikan bahwa segala sesuatu akan berjalan sesuai rencana. Terkadang, kita harus menghadapi kenyataan pahit, kegagalan yang menyakitkan, dan harapan yang terasa jauh dari genggaman. Namun, di balik setiap ujian yang datang, selalu ada pelajaran berharga yang bisa kita petik. Salah satu pelajaran terpenting yang diajarkan oleh kehidupan adalah kesabaran.

Kesabaran bukan sekadar tentang menunggu, melainkan tentang keberanian untuk terus berusaha, menerima kenyataan, dan percaya bahwa setiap hal memiliki waktu terbaiknya. Dalam proses itulah, kita belajar untuk tumbuh, bangkit, dan menjadi pribadi yang lebih kuat. Kisah perjalanan seorang pemuda bernama Mhd Adfa adalah contoh nyata bagaimana kesabaran dan kerja keras dapat mengubah hidup seseorang dari keterpurukan menjadi keberhasilan yang membanggakan.

Ketika Hidup Mengajarkan Arti Kesabaran 

Hidup tidak selalu berjalan sesuai dengan keinginan. Ada masa ketika kita harus menapaki jalan terjal, menghadapi kegagalan yang menyakitkan, dan melihat harapan seolah semakin jauh dari genggaman. Namun, di balik setiap ujian itu, hidup sebenarnya sedang memberikan pelajaran berharga tentang arti kesabaran. Bukan hanya tentang menunggu, melainkan tentang berusaha sepenuh hati, percaya pada proses, dan menerima bahwa setiap hal memiliki waktunya. Inilah yang dialami oleh seorang pemuda bernama Mhd Adfa..Masa Kehilangan terdapat pada dampak Perkembangan Psikososial

Adfa lahir di keluarga sederhana di pinggiran kota kecil. Ayahnya bekerja sebagai buruh harian dengan penghasilan pas-pasan, sementara ibunya adalah seorang ibu rumah tangga yang penuh kasih. Kehidupan mereka mungkin jauh dari kata mewah, tetapi selalu hangat. Namun, saat Adfa berusia 14 tahun, ibunya meninggal dunia setelah bertahun-tahun berjuang melawan penyakit kronis.  Kehilangan ini meninggalkan luka dalam yang memengaruhi  Perkembangan psikososialnya, terutama pada tahap Identitas dan Kebingungan.

Peran menurut Erik Erikson (1950). Rasa kehilangan dan perubahan dalam struktur keluarga menyebabkan Adfa mengalami krisis identitas. Meski ayahnya berusaha kuat, tekanan hidup membuatnya memutuskan menikah lagi. Kehadiran ibu tiri membawa niat baik, tetapi Adfa merasa sulit menerimanya. Rumah yang dulu terasa hangat berubah dingin, penuh ketegangan yang membuat Adfa merasa seperti orang asing.

Pergaulan Buruk terjadi pada kehidupan adfa ancaman terhadap Resiliensi Ketika masuk SMK, Adfa berharap lingkungan baru dapat menghapus kesedihannya. Namun, kenyataan berkata lain. Lingkungan sekolah mempertemukannya dengan pergaulan yang buruk. Awalnya, Adfa hanya ikut-ikutan untuk melupakan kesepiannya. Namun, kebiasaan itu lambat laun menghancurkan masa depannya.

Menurut teori Resiliensi (Ann Masten) (1990) .Adfa berada dalam situasi penuh risiko, termasuk kehilangan ibu, hubungan keluarga yang renggang, dan pengaruh negatif lingkungan. Situasi ini membuatnya semakin terpuruk hingga akhirnya tinggal kelas.

Intervensi Positif yang terjadi di kehidupan adfa, Peran Faktor Pelindung Kegagalan ini membuat ayahnya kecewa. Bukannya memarahi, sang ayah memanggil nenek Adfa untuk membantunya. Neneknya, seorang wanita bijak penuh kasih sayang, meminta Adfa tinggal bersamanya di desa kecil yang tenang.

"Nak, hidup ini seperti perjalanan. Kadang kita tersesat, tapi selalu ada jalan kembali. Semua tergantung pilihanmu. Mau terus seperti ini, atau mau bangkit?" ujar neneknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun