Mohon tunggu...
Gadis Cahayani
Gadis Cahayani Mohon Tunggu... Guru - mahasiswi

halo saya adalah seorang mahasiswa baru di universitas negeri surabaya dengan prodi pgbk

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apa Itu Empati Dalam Komunikasi?

7 Januari 2025   00:51 Diperbarui: 7 Januari 2025   00:51 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kita akan merasa sulit untuk memahami dan bekerja sama dengan orang lain jika kita tidak mampu memahami diri kita sendiri. Pernyataan tersebut menunjukkan pentingnya kesadaran diri dalam menumbuhkan empati (toleransi). Empati memungkinkan seseorang untuk menginspirasi orang lain agar bekerja secara efektif. Membayangkan skenario dari sudut pandang orang lain merupakan salah satu cara bagi siapa pun untuk menjadi lebih peka dan toleran. Orang akan mampu merasakan emosi orang lain dan menjadi lebih tanggap terhadap reaksi mereka sebagai hasilnya. Individu tersebut kemudian dapat menginspirasi orang lain untuk bekerja pada level tertinggi mereka dan memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang mereka.

Penelitian yang dilakukan selama beberapa tahun telah menunjukkan bahwa pendorong utama perubahan dan proses pembelajaran dalam semua hubungan manusia adalah tingkat empati yang tinggi (Rogers, 1980). Akibatnya, ada tren dalam pendidikan untuk lebih menumbuhkan empati. Untuk mencapai hasil yang lebih baik, fokus awal pembelajaran yang sebelumnya adalah pada pelatih kemudian dialihkan ke bidang pendidikan. Murid dikondisikan untuk terlibat dalam pembelajaran secara lebih aktif dan bahkan menyadari bahwa mereka memikul sebagian besar tanggung jawab atas pencapaian mereka sendiri. Motivasi di balik proses pendidikan adalah pengembangan empati.

Simpati tidak sama dengan empati. Berbeda dengan empati, yang merupakan pemahaman yang lengkap dan mendalam tentang orang lain pada tingkat intelektual dan emosional, simpati adalah jenis persetujuan.

Kemampuan untuk memahami dan mengalami perasaan orang lain dari sudut pandang mereka dikenal sebagai empati. Empati adalah komponen utama komunikasi interpersonal yang menumbuhkan pemahaman dan hubungan yang harmonis. Komunikasi dapat berfungsi lebih efisien ketika kedua belah pihak merasa dipahami karena kepercayaan akan tumbuh.

Peran Empati dalam Komunikasi:

Komunikasi empati dicapai dengan mendengarkan, memahami dan mengalami posisi orang lain.  Empati dapat dibagi lagi menjadi empati kognitif, afektif, perilaku dan moral.
Empati kognitif mengacu pada kemampuan untuk memahami situasi dari sudut pandang orang lain di luar pengalaman mereka sendiri tanpa menghakimi. Ini dapat mencakup keterampilan verbal dan/atau non-verbal dan dapat dipelajari melalui observasi dan pengalaman.
Empati afektif mengacu pada respons internal yang tidak disengaja terhadap kondisi emosional orang lain. Empati afektif dianggap "tertanam" sejak lahir sebagai bagian dari kepribadian dan watak.
Empati perilaku adalah apa yang terjadi ketika kita melihat pasien. Ini mencakup kemampuan untuk memahami perspektif pasien, mengomunikasikan pemahaman tersebut dan kemudian bertindak secara terapeutik.
Empati moral adalah motivasi internal kepedulian terhadap orang lain dengan keinginan untuk bertindak untuk meringankan penderitaan mereka dengan kepedulian dan mendorong tindakan altruisme.
Empati memiliki fungsi sebagai landasan untuk membangun komunikasi yang efektif. Ini tentang cara menempatkan diri kita kepada orang lain dan mulai memahami perspektif perasaan orang lain. Untuk menciptakan keterikatan dan tingkat komunikasi yang lebih mendalam, maka empati sangat dibutuhkan disini karena dapat terciptanya lingkungan yang terbuka serta menumbuhkan kepercayaan orang lain.
Adanya pelatihan yang cukup dapat mengembangkan kemampuan berempati seseorang dengan catatan butuh waktu dan usaha juga dari dalam diri kita. Menggunakan strategi mendengarkan secara aktif, mengangguk tanda setuju, menjaga kontak mata, dan menanggapi secara verbal umpan balik kepada orang lain adalah cara-cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan kita dalam berempati. Kita dapat mencari sudut pandang yang berbeda dengan memahami pengalaman orang lain melalui membaca buku atau berbicara dengan orang lain.

Guna tercapainya hubungan yang positif dan tumbuhnya kepercayaan orang lain, empati sangat penting di dalam komunikasi. Alasannya karena ini menjadi tanda bahwa orang lain merasa kita pahami dan kita dengarkan. Maka dari itu orang lain mulai terbuka dan memberikan opini mereka dengan jujur saat merasa dipahami dan didengarkan. Hal ini sangat bagus karena menumbuhkan lingkungan psikologis yang aman dan positif dimana orang dapat bebas dalam menyampaikan opini yang berisiko.
Empati dalam komunikasi begitu penting dalam penyelesaian konflik yang ada. Hal ini menjadi dasar untuk mengetahui perasaan orang lain tentang kekhawatiran dan niat orang saat kita dapat merasakan bagaimana rasanya berada di posisi mereka selama konflik berlangsung. Saat kita memahami posisi orang lain selama konflik, kita bisa memberikan reaksi yang tepat dengan penuh kasih dibandingkan bersikap defensif atau kasar. Bila salah memberikan reaksi, bisa saja bukannya menumbuhkan kerja sama yang baik tetapi menimbulkan perselisihan yang baru.
Pemimpin dengan tingkat empati yang tinggi memiliki kemampuan khusus untuk membuat orang lain merasa dipahami, dihargai, dan diperhatikan, yang dapat mendorong mereka untuk menjadi orang yang lebih baik. Para pemimpin ini menumbuhkan suasana positif di mana orang dapat bertukar ide dengan bebas dan merasa aman melakukannya, yang dapat mengarah pada inovasi untuk kemajuan organisasi. Karena komunikasi menumbuhkan hubungan yang sehat dan solid serta kerja sama tim yang membuahkan hasil, penting bagi kita untuk memahami empati.

Cara Menerapkan Empati dalam Komunikasi:

Tingkat empati berbeda-beda pada setiap orang. Banyak faktor, termasuk konteks sosial, perspektif, gaya pengasuhan orang tua, dan pengalaman awal, yang memengaruhi hal ini. Anda dapat menggunakan sejumlah strategi untuk memastikan bahwa empati tetap ada sepanjang masa dewasa. Strategi ini meliputi rasa ingin tahu tentang emosi orang lain dan menempatkan diri pada posisi orang lain. Berikut cara menerapkan empati dalam komunikasi:

1. Tingkatkan Rasa Ingin Tahu

Empati mungkin muncul dari minat yang tinggi, karena Anda akan bertemu orang-orang dengan beragam pendapat, isu, dan cara hidup. Bukan hanya teman dekat dan keluarga, tetapi juga orang asing. Bertanya kepada mereka tentang situasi dan gaya hidup mereka dapat membantu Anda mengembangkan empati. Berkenalanlah dengan individu dari beragam latar belakang.

2. Membantu Orang Lain Memahami Perasaannya

Ketika seseorang berbagi cerita di media sosial, berusahalah untuk memahami apa yang sedang mereka alami untuk menunjukkan empati. Memvalidasi sentimen mereka adalah langkah awal yang penting dalam menunjukkan empati, bahkan jika Anda tidak setuju dengan apa yang mereka katakan. Mengatakan "Saya sangat sedih mendengar bahwa kamu diperlakukan seburuk itu" adalah salah satu contohnya. Jangan ungkapkan apa yang ingin Anda katakan tentang masalah mereka; katakan saja apa yang ingin mereka dengar.

3. Tempatkan Diri pada Posisi Seseorang

Cobalah bayangkan diri kamu berada di posisi mereka setiap kali kamu menemukan konflik seseorang yang sedang mengalami kesulitan atau baru saja terkena musibah. Pertimbangkan perasaan mereka. Kamu akan tergerak untuk membantu mereka karena empati yang tumbuh dalam diri. Mendukung seseorang tidak harus dalam bentuk uang atau materi apa pun, empati juga bisa sangat berarti bagi mereka. Salah satu cara efektif untuk mengembangkan empati adalah dengan membenamkan diri dalam kehidupan dan pengalaman orang lain.

4. Mengikuti Organisasi Sosial

Kumpulan individu yang terstruktur dengan tujuan yang sama disebut organisasi sosial. Misalnya, membantu orang lain. Mereka yang membutuhkan dapat dilayani dan kebutuhan mereka dipenuhi oleh organisasi ini. Kelompok ini memberikan bantuan yang lebih luas kepada orang-orang. Misalnya, mengumpulkan uang untuk korban bencana alam. Karena Anda sering berinteraksi langsung dengan orang-orang dari berbagai latar belakang, empati akan berkembang secara bertahap.

Tantangan  dalam Menerapkan Empati:

Salah satu tantangan untuk menerapkan sikap empati adalah terjadinya krisis moral saat ini yang disebabkan oleh menurunnya sikap peduli pada individu itu sendiri. Adapun yang menjadi penyebab menurunnya kemampuan empati yakni lingkungan tempat mereka dibesarkan. Beberapa faktor sosial yang membentuk sikap empati perlahan mulai menurun, seperti berkurangnya teladan perilaku berempati, pola asuh dari orang tua, pengawasan yang lemah, serta pendidikan kurang memberikan stimulus kepada anak terhadap pertumbuhan karakter empati.
        Fenomena-fenomena yang terjadi saat ini menunjukkan perilaku yang tidak sesuai dengan harapan kita semua. Penyimpangan perilaku yang muncul dalam bentuk seperti pemaksaan kehendak, pengrusakan, konflik antar kelompok dan lain-lain. Penelitian yang dilakukan oleh Bencsik menunjukan bahwa generasi muda memiliki karakteristik yang sulit untuk toleransi dalam hal kebodohan, cenderung bertindak individualisme, mencapai antipati lingkungan dengan menyebabkan situasi konflik berdasarkan keyakinan akan diri sendiri. Perilaku-perilaku tersebut menunjukkan rendahnya empati. Ketidakmampuan seseorang untuk merasakan penderitaan orang lain menyebabkan seseorang untuk mampu melakukan tindakan yang tercela.
Dalam komunikasi, selain mendorong ikatan yang kuat dan pemahaman perasaan orang lain, empati sangat penting juga untuk mengurangi berbagai konflik dan meningkatkan partisipasi orang lain dalam setiap keterlibatan yang ada. Dengan menyadari dan peka terhadap perasaan orang lain, kita bisa menumbuhkan suasana komunikasi yang produktif dan positif di masa depan. Kita harus mempunyai komitmen untuk menunjukkan empati kita terhadap semua aspek yang ada di kehidupan kita sehari-hari agar keterampilan komunikasi meningkat dan hubungan yang harmonis terbangun baik dengan orang orang yang ada di sekitar kita.

https://bk.fip.unesa.ac.id/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun