Mohon tunggu...
Gadis Oktaviani
Gadis Oktaviani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Jurnalistik UHAMKA

Berproses.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Budaya Kesenian Kota Bandung Unjuk Eksistensi di Masa Pandemi

21 Januari 2022   09:58 Diperbarui: 21 Januari 2022   10:05 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Situasi pandemi covid-19 belum juga usai. Masyarakat Indonesia sudah mulai terbiasa pada situasi saat ini. Berbagai inovasi dikembangkan guna mempermudah aktivitas masyarakat dari berbagai kalangan salah satunya adalah para pelaku kesenian.

Dengan mengikuti perkembangan zaman sekaligus sebagai bentuk upaya mengantisipasi lonjakan angka kasus covid-19, para pelaku seni tetap dapat melakukan sebagaimana perannya dalam kesenian yaitu dengan cara menggunakan media online sebagai sarana komunikasi virtual. 

Upaya ini juga menjadi salah satu langkah pasti untuk tetap menjunjukkan eksistensi sebagai pelaku seni diera pandemi. Hal ini kerap diterapkan oleh 

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung bersama Komunitas Celah-Celah Langit (CCL) yang mengadakan pertunjukan kesenian secara virtual melalui media sosial YouTube dengan mengusung tema Pertunjukan Lintas Seni di Masa Pandemi. Salah satu konten pertunjukannya adalah Pertunjukan Virtual Tari Jaipong.

Tari jaipong sendiri merupakan tarian asal Jawa Barat yang diciptakan oleh dua orang seniman asal Bandung dan Karawang pada tahun 1975. Tarian ini terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Keunikan tari jaipong berada pada gerakannya yang merupakan gabungan dari kesenian tradisional Wayang Golek, Pancak Silat, dan Ketuk Tilu. 

Maka dari itu, gerakan tari jaipong sangat energik, unik, namun sederhana. Penampilan luar biasa dari tari jaipong ini pun ditunjukan oleh para penari dari Sanggar Arum Sari. 

Dengan diiringi alunan musik gendang dan gamelan, para penari muda wanita yang berjumlah enam orang bergerak mengikuti aluanan musik yang dinamis. 

Langkah kaki yang tegas, gerak tangan yang gemulai, serta gerak kepala yang seirama membuat penampilan tari jaipong dari Sanggar Arum Sari terlihat sangat menarik.

Terlebih kebaya hitam beserta hiasan pada dada dan ikat pinggang berwarna emas yang dikenakan oleh para penari, terlihat cantik nan elegan. Kain batik garutan khas Jawa Barat yang menjadi setelah koskum para penari menambah nilai unsur budaya yang sangat apik. 

Tak tertinggal pula rangkaian bunga melati beserta sirkam yang menghiasi kepala para penari berhasil menambah nilai keindahan dalam penampilan mereka. 

Riasan wajah yang disesuaikan dengan tema tarian juga menjadi bagian penting dalam penamilan tari jaipong ini, meski harus tetap menggunakan face shield sebagai bentuk pencegahan paparan virus covid-19. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun