Alangkah naifnya..!
Jangankan menyampaikan harapan dan aspirasi masyarakat pemilih yang berasal dari luar partainya agar  termuat dalam kebijaka-kebijakan publik. Mereka malah sibuk dengan kepentingan-kepentingan pribadi dan kelompoknya masing-masing. Jabatan yang dimiliki menjadi lahan usaha untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Ini adalah fakta yang kerap kita lihat dan kita dengar.
Seharusnya partai politik sebagai representation of ideas benar-benar bekerja untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggotanya, mengoranisisr dan membentuk para kadernya untuk benar-benar menjadi warga negara yang memang berkeinginan mewujudkan cita-cita ideologi politik partainya dan apa yang menjadi harapan simpatisan/pendukungnya dan memahami  apa yang menjadi tujuan negara. Apapun tujuan dan ideologi partai tersebut tidak boleh bertentangan dengan tujuan negara yang telah ditetapkan oleh para pendiri negara. Tidak boleh terjadi penyimpangan tujuan dengan dan melalui cara apapun.
Untuk itu, tidak selayaknya partai politik yang telah mendapat dukungan dari masyarakat untuk “lupa “ dengan janji dan tujuan apa yang diharapkan para pendukungnya bahkan menutup akses komunikasi sesaat setelah Pemilu usai.
Â
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H