Hiruk dan pikuk, perhelatan pilgub DKI segera di mulai. masing-masing calon gubernur merasa yang terbaik dan mendekati sempurna. Koh Ahok yang babak belur dihantam angin puting beliung,  Bang Agus, anak dari mantan presiden dua periode merasa diatas angin sebagai kuda hitam, Bung Anies yang ketenarannya gaa kalah - kalah amat sama patahana, siap tempur dengan peluru hasil blusukan  dan kontrak politik dengan warga, mengatas namakan soisalisasi.Â
Disisi lain jauh diluar urusan politik, ikut cawe - cawe mengatas namakan  ' Demi Bangsa dan Tanah Air ' Demi kemaslahatan Umat ' sampai  ' Demi.....  kian ' Dan jauh sebelum terjadinya demo karena Ahok mengutip ayat.  Mereka yang mengatasnamakan ' Demi....dan Demi...'  Para tokoh nasional dan ulama yang hadir di masjid Istiqlal, Amien Rais,  Hidayat Nur Wahid, Bachtiar Nasir  dan Ketua FPI  Rizieq Shihab,  pada hari Minggu tanggal 18 Sept 16 menyelenggarakan  deklarasi politik  den mencetuskan " Risalah Istiqlal "  yang isinya  ada sembilan butir :
1.Kepada seluruh umat Islam merapatkan barisan untuk memenangkan pemimpin muslim yang lebih baik.
2. Diserukan kepada partai pro-rakyat agar berupaya maksimal untuk menyepakati satu calon pasangan, calon gubernur yang muslim.
3. Diserukan kepada seluruh umat Islam untuk beramai-ramai menggunakan hak pilihnya pada pilkada DKI 2017
4. Diserukan kepada seluruh umat Islam untuk berpegang teguh kepada agamanya, dengan hanya memilih calon muslim, dan haram  memilih non-muslim dan haram pula golput.
5. Diserukan kepada kaum muslim melawan, menolak, dan melaporkan segala bentuk suap, baik itu berbentuk money politik maupun serangan fajar.
6. Pentingnya partai politik pro-rakyat untuk memaksimalkan daya yang mereka miliki serta melibatkan seluruh potensi atau elemen umat untuk memenangkan pasangan cagub cawagub      yang disepakati umat.
7. Mengukuhkan ukhuwah dan mewaspadai segala bentuk fitnah dan adu domba yang ditujukan kepada calon yang diusung oleh umat.
8. Mengingatkan kepada seluruh KPU-DKI, RT/RW Â yang ditugasi KPPS untuk mengawal dan mengawasi jalannya pilkada agar terwujud jalannya pilkada DKI yang jujur dan adil.
9. Mengimbau kepada partai yang mendukung calon non-muslim untuk mencabut dukungannya. Apabila tidak mengindahkan imbauan ini, maka diserukan kepada umat untuk tidak        memilih partai tersebut.
Pencetusan Risalah tersebut di masjid Istiqlal ternyata tidak disetujui oleh Imam besar masjid Istiqlal,  Nasaruddin Umar  "  Saya minta kegiatan politik praktis di masjid Istiqlal sebaiknya jangan  jangan dilakukan,  makanya saya tidak datang.  Saya sudah sampaikan nggak boleh Istiqlal dipakai untuk acara tersebut "  Demikian ucap Nasaruddin Umar.  Dan keberatan mengenai lokasi Istiqlal yang dipilih, sejumlah ulama dan tokoh politik, yang dipergunakan mendeklarasikan Risalah Istiqlal,  datang dari  Masdar Masudi,  wakil ketua umum Dewan Masjid Indonesia. " Masjid seharusnya dipisahkan, diselamatkan, dan dilindungi  dari kepentingan kekuasaan yang bersipat antagonis. Saya Kira bukan pada tempatnya " ucap Masdar.
Lantas apa yang bisa dipetik dari sesuatu yang terkadang bertentangan satu sama lainnya. Bertentangan dalam ketidak baikan. bertentangan dalam hukum dan hubungan sosial yang selama ini terjalin dengan tidak memandang sama sekali, apakah itu ras, minoritas apalagi agama.Â
Mohon diluruskan apabila pemikiran yang cetek ini keliru....... menilik dari kejadian demi kegaduhan, demo tentang penistaan agama, saat dan menjelang pilkada menyangkut keyakinan atas dasar sentimen, apakah berasal dari sini... ?Â
Saya adalah satu dari sekian juta umat Indonesia yang mengharap dan berdoa, Â PILKADA BERJALAN DAMAI.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H