Untuk kalian yang sedang berjuang menurunkan berat badan, Â pasti tidak asing dengan istilah diet defisit kalori. Cara seseorang untuk mengurangi berat badan dengan mengurangi asupan kalori disebut diet defisit kalori.
Mengapa saya menyebutnya secara lengkap diet defisit kalori dan tidak diet saja? Karena diet defisit kalori adalah salah satu dari berbagai jenis diet, tidak semua diet bertujuan untuk menurunkan berat badan.Â
Mengapa harus defisit kalori untuk menurunkan berat badan?
Pada dasarnya kalori merupakan sumber energi yang dibutuhkan manusia. Namun, jika mengonsumsi kalori secara berlebihan dengan aktivitas yang sedikit maka sisa kalori yang tidak diubah menjadi energi dapat menjadi lemak yang menumpuk dalam tubuh. Oleh karena itu, defisit kalori merupakan cara untuk mencegah penumpukan lemak dan agar tubuh kita juga memanfaatkan sisa lemak yang menumpuk sebagai energi.Â
Namun, bukan berarti kita melakukan defisit kalori secara berlebihan agar semua lemak yang menumpuk dibakar habis. Bagaimanapun juga, jangan sampai kita kekurangan nutrisi karena bahaya untuk kesehatan. Lalu bagaimana pola makan yang baik untuk menurunkan berat badan?
Berikut beberapa tip pola makan untuk menurunkan berat badan:
1. Â Menyesuaikan dengan Kebutuhan Kalori
Kalori adalah energi yang berasal dari makanan dan minuman. Tentu tubuh kita membutuhkan kalori, tetapi kebutuhan kalori setiap orang berbeda sehingga kita tidak bisa menjadikan asupan kalori orang sekitar kita sebagai ukuran. Kita bisa mengetahui kebutuhan kalori kita dengan menghitung BMR (Basal Metabolic Rate).
dr. Riska Larasati (dalam Alodokter) mengatakan bahwa berikut adalah rumus untuk menghitung BMR:
- Untuk laki-laki: (88,4 + 13,4 x berat badan dalam kg) + (4,8 x tinggi badan) – (5,68 x usia dalam tahun)
- Untuk wanita: (447,6 + 9,25 x berat badan dalam kg) + (3,10 x tinggi badan) – (4,33 x usia dalam tahun)
Karena setiap orang memiliki aktivitas yang berbeda, selanjutnya hasil hitung tadi dikalikan dengan angka dari 1,2–1,9 (dengan catatan semakin berat aktivitas maka angka semakin tinggi).
Intinya jumlah asupan kalori menyesuaikan dengan kebutuhan kalori kita, dan di atas merupakan cara mengetahui kebutuhan kalori dengan menghitung BMR. Untuk selengkapnya dapat anda baca di sini.