Mohon tunggu...
Gabriela Natasya Manueke
Gabriela Natasya Manueke Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Minim Talenta

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Jurnalisme Robot, Mempermudah Kerja Jurnalistik atau Menggusur Wartawan?

2 Maret 2018   13:26 Diperbarui: 2 Maret 2018   14:55 2030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Jurnalisme Robot

Masa depan jurnalisme masih penuh dengan tanda tanya. Tidak sedikit orang yang mengemukakan pendapatnya mengenai hal ini.

Sebagian mengatakan jurnalisme di masa depan akan lebih interaktif dan semakin melibatkan khalayak, multimedia dan sebagainya. Hal-hal tersebut sejatinya sudah kita saksikan bahkan kita lakukan hari-hari ini.

Tetapi sebagian mulai mengatakan robot akan menggantikan kerja jurnalistik yang identiknya dilakukan oleh wartawan.Faktanya istilah jurnalisme robot sendiri sudah mulai tidak asing dan sudah banyak perusahaan yang mulai menginvestasikan uang mereka pada teknologi ini.

Cara Kerja Jurnalisme Robot

Bagaimana cara robot bekerja membuat berita? Tentunya robot yang digunakan dalam jurnalisme robot bukanlah robot berbentuk fisik seperti yang beberapa orang bayangkan.

Robot disini adalah kecerdasan buatan yang dibuat untuk mengumpulkan atau mengkurasi informasi yang dibutuhkan dalam membuat sebuah berita. Informasi yang dikumpulkan tersebut di dapat melalui internet.

Bentuk pengumpulan informasi inilah yang berbeda jika dibandingkan dengan menggunakan tenaga wartawan manusia pada umumnya. Robot tidak dapat melakukan peliputan langsung ke narasumber ataupun lapangan. Selain itu robot belum memiliki kemampuan analisis yang mumpuni layaknya wartawan manusia.

Investasi Google untuk Jurnalisme Robot

Istilah jurnalisme robot, teknologi yang digadang-gadang akan menjadi penerus dalam dunia jurnalisme menarik minat banyak pihak. Salah satu perusahaan tersebut adalah Google.

Perusahaan yang bergerak dalam jasa internet itu diberitakan oleh Tempo.co telah melakukan sebuah investasi dalam pengembangan jurnalisme robot. Investasi tersebut dilakukan lewat pendanaan kepada salah satu kantor berita lokal di Inggris.

Press Association (PA) adalah kantor berita tersebut. PA kabarnya menerima 662 ribu Poundsterling atau setara sekitar 10 Miliar Rupiah.

Proyek ini dikembangkan dalam skema yang memiliki nama RADAR. Singkatran tersebut memiliki kepanjangan Reporter, Data, dan Robot.

Robot yang digunakan masih diawasi dan dioperasikan oleh lima orang wartawan senior. Proyek ini direncanakan akan diluncurkan pada tahun ini.

Menurut salah satu profesor komunikasi University Of London, Neil Thurman, keberadaan jurnalisme robot merupakan langkah yang menarik. Tetapi di sisi lain juga mematikan jurnalisme manusia.

Dibalik Alibi "Hemat Biaya"

Wartawan adalah orang yang bertugas untuk menghimpun fakta yang kemudian akan diolah secara kritis menjadi berita. Namun saat ini mempekerjakan banyak wartawan dinilai tidak lagi efisien.

Selain itu alasan biaya operasional juga dinilai mengganggu bagi beberapa perusahaan berita. Dengan adanya robot yang melakukan kerja jurnalistik tentu produksi berita dapat dilakukan kapan saja.

Robot tentu relatif hampir tidak membutuhkan waktu istirahat. Beda halnya dengan wartawan yang membutuhkan waktu untuk beristirahat dan melakukan berbagai kegiatan lain di luar memproduksi berita.

Fakta ini otomatis membuat robot lebih unggul dalam hal kuantitas produksi berita dibanding wartawan. Inilah kemudian yang menjadi dasar perusahaan berita mengatakan bahwa jika kerja jurnalistik dikerjakan oleh robot maka akan menghemat biaya.

Dibalik "hemat biaya" tersebut ada banyak spekulasi yang bermunculan. Salah satunya, penggantian wartawan dengan robot ini dinilai dapat mempermudah sebuah perusahaan berita untuk menghasilkan berita yang berlatar belakang tendensi tertentu.

Tentunya sangat disayangkan apabila kualitas dari suatu informasi digadaikan hanya demi "hemat biaya". Hal ini kiranya menjadi perhatian kita bersama, bagaimana masa depan para wartawan yang menaruh dedikasi tinggi pada dunia berita?

Implementasi Jurnalisme Robot

Salah satu bentuk implementasi jurnalisme robot sudah dapat kita lihat saat ini. Bahkan kita sudah sangat sering menggunakannya. Namun, seringkali kita tidak tahu bahwa aplikasi yang kita gunakan merupakan salah satu bentuk jurnalisme robot

Sebagai salah satu contoh kita dapat melihat pada situs berita onlineberitagar. Situs ini menggunakan kecerdasan buatan alias robot dalam proses produksi berita. 

Dilansir dari BeritaSatu.com hal ini dibenarkan oleh Wicaksono, Chief Editor Beritagar.idpada 2015 lalu. Menurut WIcaksono kecerdasan buatan yang digunakan mampu untuk belajar dan mengembangkan pencarian informasi.

Beritagar juga tidak hanya sekedar menghimpun konten. Mereka juga mengkurasi, menyunting konten-konten agar sesuai dengan kaidah jurnalistik.

Selain adanya situs berita yang menggunakan kecerdasan buatan. Ada juga aplikasi seperti LINE TODAY yang menjadi konten agregator. 

Jika anda merupakan salah satu pengguna aplikasi pesan singkat LINE tentu anda tidak asing lagi dengan aplikasi ini. Bahkan hanya dengan menambahkan akun official LINE TODAY sebagai teman anda dapat mendapatkan update berita terbaru setiap harinya.

Cara kerja LINE TODAY adalah mereka menghimpun berita dari berbagai situs berita online yang dinilai kredible. Kemudian mereka akan memilih beberapa berita teratas untuk dikirimkan atau di-updatesetiap pagi dan sore.

Hal ini tentu mempermudah kita sebagai pembaca karena hanya dengan satu kali klik kita dapat mengakses puluhan atau bahkan ratusan berita populer setiap harinya. Namun, yang perlu kita perhatikan dan evaluasi bersama adalah seringkali berita yang ditampilkan mengandung unsur click bait.

Click Bait adalah modus jebakan agar pembaca membuka berita tersebut. Seringkali berita yang menggunakan click baitjuga merupakan berita yang dibuat-buat.

Bentuk click bait yang paling umum adalah pemberian judul yang sensasional dan menggunakan kata seru dalam kalimat judul. Ini tentu menarik bagi pembaca karena pembaca akan mengira sebagai sebuah berita yang penting.

Tidak hanya click bait,seringkali berita yang dimunculkan di LINE TODAY juga kurang memiliki urgensi bagi para pembaca. Dalam kata lain kurang memperhatikan nilai berita yang baik.

Mengevaluasi Jurnalisme Robot dan Dampaknya

Lagi-lagi jurnalisme robot tetap memliki beberapa kelebihan dan kekurangan yang harus kita perhatikan. Tidak hanya itu kita juga harus memperhatikan bagaimana nasib para wartawan yang kemudian mengalami dampak secara langsung dengan adanya bentuk jurnalisme robot ini. 

Bukankah salah satu elemen jurnalisme menurut Bill Kovach adalah hati nurani? Lalu bagaimana dengan robot yang tidak memiliki kecerdasan dalam perihal hati nurani?

Selain itu, bagaimana dengan wartawan yang mendedikasikan pengetahuan dan hati nurani mereka dalam memproduksi berita? Sudah sepatutnya juga kita memikirkan bagaimana tindakan ataupun sikap kita terhadap perkembangan ini.

Tidak hanya dalam perihal memilih sumber informasi namun juga bagaimana kita sebagai masyarakat harus berpacu dengan kecerdasan buatan. Apakah kita mampu dan siap menghadapi perubahan ini di masa mendatang?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun