COVID-19, atau yang biasa dikenal dengan coronavirus, adalah salah satu kelompok virus yang menyebabkan penyakit yang cukup berat. Virus ini menyerang badan manusia, khususnya pada pernafasan. Penularan coronavirus juga sangat cepat, dan masa pemulihannya juga tidak dapat dikendalikan secara cepat, sehingga ketika seseorang sudah terpapar virus ini, ia harus diisolasi minimal 14 hari hingga pulih.
Penyebaran coronavirus yang cepat membutuhkan koordinasi yang tepat dari pemerintah dan masyarakat. Pemerintah Indonesia menetapkan banyak kebijakan baru, mulai dari protokol kesehatan, PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), hingga WFH (Work From Home) dan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh).
Tentunya segala kebijakan baru tersebut memiliki dampak yang cukup besar terhadap perubahan kehidupan masyarakat, terutama bagi anak-anak, siswa, hingga mahasiswa yang masih menempuh Pendidikan, karena sekarang ini, mereka harus mulai membiasakan diri untuk masuk ke lingkungan belajar yang baru, yaitu Pembelajaran Jarak Jauh, atau yang lebih dikenal dengan belajar online (daring). Tentunya dampak yang didapatkan dapat berupa dampak positif maupun dampak negatif, berikut beberapa dampak tersebut berdasarkan banyak pengalaman dari para murid.
1. Materi yang sulit dimengerti
Pada masa pembelajaran daring, banyak dari guru maupun dosen yang menggunakan berbagai aplikasi online penunjang belajar. Misalnya Zoom, Google Meet, Google Classroom, dan lain sebagainya. Aplikasi tersebut memang mudah untuk digunakan, karena dengan itu, guru dapat menyampaikan materinya dengan mudah meskipun jaraknya dengan murid-muridnya jauh. Selain itu mereka juga dapat mengirimkan materi maupun tugas dengan mudah dan cepat.
Tetapi, bagaimana jika sebagian guru tidak dapat menggunakan aplikasi online tersebut? Banyak dari mereka yang hanya menyampaikan materi dalam bentuk pdf, misalnya, dan tidak mengajar atau menjelaskannya lewat Zoom, maupun aplikasi video call lainnya. Mungkin bagi sebagian murid, mereka bisa langsung menangkap materi yang dikirimkan, meskipun tidak dijelaskan secara langsung oleh gurunya.
Lalu bagaimana dengan yang lainnya? Kebanyakan dari mereka justru memerlukan guru untuk menjelaskan materi yang mereka pelajari. Tidak jarang juga terjadi, meskipun guru yang bersangkutan sudah menjelaskan materi melalui video call, murid-murid sulit untuk menangkap materi yang telah disampaikan karena berbagai faktor.
Terkadang guru terlalu menyamaratakan kondisi dari semua muridnya, padahal, banyak dari mereka, yang misalnya memiliki gawai yang kurang menunjang, serta internetnya kurang baik, atau suasana rumahnya kurang mendukung untuk mengikuti pembelajaran daring.
Dengan pembelajaran daring, terkadang murid-murid dapat mengikuti pembelajaran sambil makan, atau bahkan tidur. Hal tersebut juga membuat para murid kesulitan mengerti materi yang disampaikan, apalagi ketika pembelajaran daring, karena guru tidak dapat memantau seluruh muridnya secara langsung, sehingga mereka tidak dapat langsung menegur murid yang kurang konsentrasi. Banyak murid juga pada akhirnya kesulitan dalam mengerjakan ujian, karena materi yang mereka dapatkan sulit untuk dipahami.
2. Whatsapp Anxiety
Saat ini kita mengenal frasa baru, bernama “whatsapp anxiety”. Anxiety sendiri dapat berarti ketakutan atau rasa cemas berlebih, sehingga “whatsapp anxiety” dapat berarti takut, cemas, atau merasa panik ketika mendapatkan notifikasi dari whatsapp atau ketika membuka aplikasi untuk berkomunikasi tersebut. Mengapa hal ini dapat terjadi di kalangan para murid yang menjalani pembelajaran jarak jauh?