Masih terkait dengan masalah kesehatan, beberapa masyarakat Indonesia masih berpikir kalau dirinya kebal terhadap COVID-19, kalau COVID-19 tidak ada, dan sebagainya.Â
Padahal, fakta yang ada saat ini menunjukkan bahwa angka kasus COVID-19 belum semakin menurun yang artinya masyarakat masih harus waspada terhadap penyebaran virus ini.Â
Beberapa masyarakat tradisional mungkin belum percaya dengan cara uji maupun pengobatan modern seperti rapid test, swab test, isolasi mandiri, dsb. Bahkan cenderung takut dengan istilah-istilah medis yang terdengar menyeramkan.Â
Misalnya ketika harus menjalani isolasi mandiri, seseorang harus berada dalam satu tempat seorang diri selama 14 hari. Kekhawatiran ini muncul karena sejauh ini Pemerintah Indonesia masih kesulitan untuk memberikan layanan kesehatan dan pasokan kebutuhan sehari-hari sesuai dengan standar internasional yang diterapkan di negara-negara maju. Apalagi dalam situasi ekonomi yang tidak menentu.
Daftar Pustaka:
Dani, Anis A. dan Arjan de Haan (Editor). (2008). Inclusive State: Social Policy and Structural  Inequalities. Washington: The International Bank for Reconstruction and Development/The World Bank.
Katadata.co.id. (2020). Ekonomi Indonesia di Ambang Resesi.
McPhail, T. (2014). Global Communication Theories, Stakeholders and Trends. Fourth (4th) Ed. Willey-Blackwell: West Sussex (Wiley Vital Source)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H