3. Selalu berburuk sangka terhadap pasangan
Luka dan trauma masa lalu adalah sesuatu yang sah dan sangat tidak apa-apa jika anda belum sepenuhnya sembuh. Namun, anda tidak boleh memproyeksikan luka dan trauma masa lalumu kepada pasanganmu yang sekarang.
Jika dulunya anda adalah korban perselingkuhan, akan lebih sulit untuk mempercayai orang lagi, bukan begitu ?
Hal yang paling membahayakan dari trauma yang belum sembuh adalah bahwa otak kita dapat menipu diri kita untuk berpikir bahwa orang lain sangat memiliki potensi untuk menghancurkan kita layaknya orang yang pernah menghancurkan kita di masa lalu.
Hal yang paling buruknya adalah, ini semua bukan salahmu.
Namun, untuk memiliki hubungan yang sehat, kita harus mampu mengkomunikasikan trauma dan luka masa lalu kita kepada pasangan kita. Dengan membicarakannya baik-baik tanpa langsung 'menyemprot' pasangan jika ada hal yang memicu trauma kita, pasangan akan mengerti dan bahkan membantu healing process kita. Â
4. Kehilangan tujuan ketika diperhadapkan dengan konflik
Tidak ada hubungan yang selalu berjalan mulus. Seringkali suatu hubungan diperhadapkan dengan konflik.
Banyak pasangan yang sering terbutakan oleh egonya masing-masing sehingga melupakan hal terpenting dalam suatu hubungan yaitu teamwork.
Kita harus ingat bahwa dalam berhubungan kita harus memegang prinsip 'us vs the problem' dan bukan 'me vs you.'
Seringkali kita merasa ada persaingan dalam hubungan, bahwa harus ada yang paling benar dan harus ada yang paling disalahkan. Namun pada realitanya, kita harus merefleksikan diri juga. Ketika konflik datang, pasangan harus mampu mengkomunikasikannya dan mencari jalan tengah atau berkompromi.