Mohon tunggu...
Healthy

Masih Berani Meremehkan Terapi Hemofilia?

25 November 2017   00:12 Diperbarui: 25 November 2017   00:18 885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Plasma Beku Segar ditransfusikan untuk mengganti kekurangan protein plasma yang hilang akibat pendarahan, trauma. Penggunaan PBS ini dinilai penting untuk mengembalikan efek wafarin cepat pada pederita yang menunjukkan pendarahan aktif atau penderita yang memerlukan pembedahan darurat. Intinya proses PBS ini yaitu dengan memasukkan cairan plasma pengganti selama pertukaran plasma saat pendarahan terjadi pada penderita hemofilia C.  

Terdapat berbagai jenis terapi yang digunakan sebagai media untuk menangani hemofilia, baik defisiensi faktor VIII, IX maupun XI. Diantaranya adalah terapi gen dan terapi penggantian. Pemberian Infus protein telah menjadi pengobatan andalan bagi para penderita hemofilia sejak berabad-abad ini. 

Para peneliti saat ini telah menjalani percobaan pengobatan terbaru yang dapat memperbaiki cacat genetik penderita. Hemofilia disebabkan oleh cacat gen dalam organ hati. Dengan terapi gen, penderita dapat menerima infusi gen faktor pembekuan darah pada organ hatinya. Hasilnya adalah gen akan mereproduksi, dan menjadi bagian dari tubuh penderita. Sayangnya, terapi gen ini masih kurang populer untuk dilaukan di Indonesia, namun terapi Gen ini masih akan terus dikembangkan dan membutuhkan waktu yang cukup lama. 

Pada saat pengembangan terapi gen ini terus berjalan, disisi lain pengobatan melalui pemberian infus protein pun juga akan mengalami perkembangan yang lebih baik. Selanjutnya, terapi penggantian (replacement therapy)yang berupa penyuplaian darah sesuai dengan kebutuhan faktor sehingga apabila pendarahan terjadi, perlakukan terapi dapat dilakukan untuk pemulihan kembali kadar darah agar dapat kembali ke jumlah normal. 

Berbagai kemungkinan kegagalan terapi akibat inhibitor maupun kandungan penyakit lain pada plasma masih terus diperkecil kemungkinannya, antara lain dengan melakukan cross match plasma sebelum ditranfusikan ke pasien untuk menghindari kemungkinan kandungan virus, penyakit lain pada plasma. Lalu dikembangkan pula berbagai penelitian faktor VIII, faktor IX dari hewan sebagai uji cobanya untuk mendapatkan plasma faktor VIII yang sesuai dengan inhibitor.

            Menurut penulis, segala bentuk terapi hemofilia bukanlah sesuatu yang sia-sia untuk dilakukan sebagai upaya penanganan hemofilia. Walaupun begitu, memang seperti yang penulis telah sampaikan, penyakit ini merupakan bentuk penyakit genetik yang tidak dapat disembuhkan namun tetap dapat diantisipasi. Dengan adanya segala bentuk terapi, ditambah dengan pencegahan trauma dalam bentuk proteksi dari pihak keluarga tentu juga diperlukan.

 Sewaktu bayi misalnya, dengan memberi bantalan pada tempat tidur dan mainan anak, serta pengawasan yang ketat selama anak belajar berjalan. Lalu menghindari aspirin serta segala bentuk obat-obatan yang dapat mempengaruhi fungsi trombosit yang mampu mengakibatkan pendarahan harus dihindari. Lalu dengan pemberian vaksin untuk  virus hepatitis B, dapat diberikan pada masa neonatus (4 minggu).

            Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan artikel ini akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya. Akhir dari penulisan artikel ini penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu dan berpartisipasi dalam menyusun artikel ini.

Daftar pustaka:

Price, Sylvia Anderson, R.N., Ph.D. 1984. Patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Nelson, Waldo E. 1999. Nelson: Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15 volume 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun