Mohon tunggu...
Healthy

Masih Berani Meremehkan Terapi Hemofilia?

25 November 2017   00:12 Diperbarui: 25 November 2017   00:18 885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apabila pendarahan terjadi di daerah vital, seperti otak atau leher, atau bila perlu dilakukan pembedahan, maka perlu dilakukan terapi intensif dengan menggunakan konsentrat faktor VIII selama 2 minggu yang digunakan untuk mempertahankan kadar plasma di atas 50%.

            Walaupun begitu, 10-15% penderita hemofilia A menjadi refraktor terhadap faktor VIII karena munculnya inhibitor/ antibodi. Inhibitor sendiri diartikan sebagai komponen endogen abnormal darah yang menghambat koagulasi darah yang normal ( Behrman et al, 1999). Timbulnya inhibitor tidak terkait dengan jumlah tranfusi plasma. Pada kasus ini, yang termasuk inhibitor yaitu globulin (IgG). Namun begitu, terapi penggantian tidak perlu dihentikan. 

Infus selanjutnya dari faktor tersebut merangsang pembentukan antibodi yang lebih banyak. Agen-agen imunosupresif, plasmaferesis untuk membuang inhibitor dan kompleks protrombin yang memotong inhibitor faktor VIII untuk mengobati penderita ini. Selain itu, telah dilakukan riset dan hasilnya ditemukan alternatif faktor VIII dari babi yang diketahui efektif pada penderita hemofilia A dengan inhibitor dengan efek samping yang dilaporkan meliputi demam ringan, nausea, nyeri, muka memerah, dan kadng-kadang muntah.

            Kedua, terdapat juga alternatif terapi yang lain, yaitu berupa terapi gene, yang masih jarang penggunaanya di Indonesia. Pasien dengan hemofilia A menerima gene untuk koagulasi faktor VIII yang dikemas dalam bentuk virus yang memiliki tingkat faktor VIII. Terapi ini berguna untuk menghilangkan pendarahan spontan, manfaatnya kebanyakan dari pasien tidak lagi membutuhkan infus faktor VIII lagi ketika mengalami pendarahan ringan bahkan dalam kasus trauma atau operasi besar sekalipun.

            Produk terapi gene ini harus diberikan sekali atau beberapa kali seminggu sampai menghasilkan pola respon sawtooth tingkat darah. Terapi gen berfungsi untuk mempertahankan kadar faktor VIII dalam darah dan idealnya terapi ini diberikan sekali atau hanya beberapa kali dalam seumur hidup karena berdasarkan riset, tingkat faktor VIII yang rendahpun sudah terbukti efektif mencegah pendarahan dan kebutuhan akan faktor infus. Efek jangka panjang tersebut didapatkan hasil sintesis hati dari faktor koagulasi.


            Pada suatu studi yang menggunakan jenis virus terkait adeno 5 yang mengandung gen gen factor VIII yang difilterisasi B-domain-deleted (AAV5-FVIII; BMN270, BioMarin), pasien menerima satu dosis intravena yang mengandung jumlah virus yang bervariasi genom (vg), mulai dari 6x1012 vg / kg sampai 6x1013 vg / kg. Jika tingkat factor VIII pasien kurang dari 5 IU/minggu pada minggu ke 3, dosisnya meningkat. B-domain telah dihapus karena beberapa percobaan terapi gen-transfer sebelumnya telah terhambat oleh ukuran gen factor VIII. Pasien yang menerima faktor VIII profilaksis beralih ke rejimen "on-demand".

Kedua, tipe Defisiensi Faktor IX atau yang kerap kali disebut Hemofilia B:

            Faktor IX diproduksi oleh hati dan merupakan salah satu faktor koagulasi tergantung vitamin K serta faktor genetik.  Diwariskan sebagai ciri resesif terikat X dan tingkat keparahannya terkait dengan faktor aktivitas koagulasi dalam plasma. Tak jauh berbeda dengan Defisiensi Faktor VIII, Defisiensi Faktor IX juga sering ditandai dengan pendarahan sendi dan otot (hemartrosis).

            Upaya terapi penggantian faktor IX juga tak jauh berbeda dengan terapi faktor VIII yaitu dilakukan dengan infus plasma beku segar atau konsentrat faktor IX. Perbedaanya terletak pada waktu paro faktor IX lebih lama  yaitu sekitar 24 jam, sehingga pemberian faktor IX tidak sesering pemberian faktor VIII. Juga pemberian dosis 1 unit faktor IX/kg menaikkan faktor IX plasma dari 1-1,2% normal. Jadi untuk pasien hemofilia B berat, diperlukan infus 100 unit faktorIX/unit. Selain itu pemberian terapi pemanasan yang terus menerus memiliki resiko penularan virus hepatitis B dan hepatitis C. Sehingga, apabila hendak melakukan terapi dengan kadar diatas 30% disarankn untuk menerima vaksin hepatitis terlebih dahulu.

Ketiga, tipe Defisiensi Faktor XI atau yang kerap kali disebut Hemofilia C:

            Defisiensi faktor XI adalah tipe hemofilia yang paling jarang dijumpai dari semua penderita hemofilia. Defisiensi faktor XI diwariskan sebagai penyakit resesif autosom tidak lengkap yang mengenai pria maupun wanita. Kadar faktor XI adalah 1-10% (1-10 unit/dL). Waktu paro faktor XI adalah 40-80 jam. Jenis terapi penggantian yang dilakukan adalah dengan transfusi Plasma Beku Segar (PBS), serta terapi plasma dengan dosis 10-15mL/kg tiap 24 jam efektif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun