Mohon tunggu...
Gabriella Nusaca
Gabriella Nusaca Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Mahasiswa Ilmu Komunikasi di salah satu universitas swasta di Yogyakarta, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

4 Trik Menjadi Jurnalis Multimedia Masa Depan

2 Maret 2023   19:52 Diperbarui: 7 Maret 2023   15:08 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : jurnalpalopo.pikiran-rakyat.com

Pada bidang jurnalistik, kita tentu tidak asing dengan kata multimedia. Penggunaan multimedia ini seringkali menjadi tonggak pemisah antara jurnalisme lama dan jurnalisme baru. Kali ini, pembahasan akan berfokus pada jurnalisme multimedia masa depan.

Menurut ketua Umum SMSI Pusat, Firdaus, yang d lansir melalui suaramerdeka.com, jurnalisme multimedia masa depan berfokus pada penggabungan jurnalisme lama dan baru dalam proses berjalannya fungsi pers sebagai tokoh utama penyebaran informasi.

Apalagi dengan adanya perubahan era yang menjadi lebih terbuka dengan adanya digital. Muncul beberapa permasalahan yang dialami oleh media di era digital ini, seperti mempertahankan kepercayaan dari pembaca, mencari model media, menciptakan iklim bisnis yang baik, serta bersaing dengan media sosial.

Persaingan dengan media sosial ini bukan tidak secara gamblang, melainkan dengan kehadiran internet maka media sosial akan sangat menarik minat masyarakat atau para pengguna internet sebagai bentuk hiburan. Hal ini yang mampu menjadi tantangan tersendiri bagi media jurnalistik era digital.

Dari hal ini, media baru telah mengubah pandangan jurnalisme dari beberapa aspek, antara lain :

  • Sifat konten berita yang mengalami perubahan, seperti lebih pada konten interaktif dan realtime.
  • Cara seorang jurnalis dalam membuat suatu konten berita, yakni berbasis digital, multimedia, hingga multiplatform.
  • Perubahan struktur ruang redaksi serta industri berita menjadi lebih mendasar.
  • Pembentukan kembali hubungan antara unsur di dalam organisasi berita, seperti para jurnalis, dan masyarakat sebagai narasumber, pengiklan, pemerintah, bahkan sebagai pesaing.

Perubahan prinsip dalam jurnalistik juga menjadi salah satu dunia jurnalisme untuk melakukan adaptasi media. Pada awalnya bersifat independen, akurat, netral, benar, serta jujur. Berubah menjadi ringkas, mampu di-scan, mampu beradaptasi, interaktif, dan lebih kepada media komunitas serta bentuk percakapan.

Adaptasi ini akan berjalan dengan baik apabila seorang jurnalis mampu membentuk jurnalisme konten media jurnalisme multimedia dengan tepat. Mindy McAdams dalam (Re)defining multimedia Journalism menjelaskan 4 hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan jurnalisme multimedia baru :

1. Melengkapi, bukan mengulangi.

Pada multimedia storytelling, berbagai jenis media digunakan dan saling terhubung. Seharusnya, masing-masing media dimanfaatkan semaksimal mungkin kegunaannya pada masing-masing platform.

Oleh sebab itu, komponen cerita yang dibuat akan lebih tepat apabila melengkapi satu sama lain. Pengulangan materi konten akan memicu kehilangan minat dengan cepat oleh pembaca.

2. Meningkatkan potensi media lain terutama visual.

Penggunaan media lain seperti media visual atau audiovisual akan membantu pembaca lebih memahami konten jurnalisme. Dibandingkan hanya menggunakan teks biasa, akan lebih baik apabila diberi penjelasan detail melalui grafik atau media virtual lainnya.

Penggunaan media visual tentu menjadi cara ampuh yang dapat dilakukan untuk menarik pembaca untuk membuka laman konten.

3. Penyederhanaan.

Menyederhanakan teks berita bukan hal asing bagi masyarakat era digital. Pasalnya, berita yang panjang akan terkesan rumit dan sulit dipahami oleh pembaca.

Dari sini para jurnalis harus memiliki kemampuan dalam mengevaluasi isi konten media mereka menjadi konten jurnalisme yang singkap, padat isi, tetapi juga infomatif serta akurat.

4. Interaktivitas rendah, tidak apa-apa.

Beberapa jurnalisme multimedia menawarkan pengalaman interaktif bagi para pembacanya, hanya saja juga ada pula yang menawarkan pengalaman pasif. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menyematkan hyperlink.

Alat ini digunakan untuk membantu pembaca mencari lebih banyak informasi terkait kata, frase, atau kalimat yang dijelaskan oleh para jurnalis di konten multimedia mereka.

Untuk versi video, bisa klik link ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun