Mohon tunggu...
Gabriel Jaden E.S
Gabriel Jaden E.S Mohon Tunggu... Atlet - pelajar

pelajar

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Dame Time, Mengupas Selebrasi Ikonik yang Menggetarkan Dunia Basket

24 November 2024   00:29 Diperbarui: 24 November 2024   01:17 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.com/chella0100

Dalam dunia bola basket, beberapa pemain diingat bukan hanya karena kemampuan luar biasa mereka, tetapi juga momen-momen heroik yang tak terlupakan. Damian Lillard adalah salah satunya. Point guard andalan NBA ini dikenal dengan ketenangan dan presisinya saat pertandingan mencapai klimaks. 

Namun, yang membuatnya benar-benar berbeda adalah selebrasi khasnya: “It’s Dame Time.” Dengan menunjuk pergelangan tangan seolah melihat jam, Lillard mengumumkan bahwa waktunya telah tiba untuk mengambil alih. Selebrasi ini bukan sekadar gaya, melainkan cerminan reputasinya sebagai salah satu pemain paling clutch dalam sejarah NBA.

Siapa Damian Lillard?

Lahir di Oakland, California, pada 15 Juli 1990, perjalanan Damian Lillard menuju NBA adalah kisah inspiratif tentang keberanian dan kegigihan. Ia tidak berasal dari perguruan tinggi besar seperti Duke atau Kentucky, melainkan dari Weber State University, sebuah institusi kecil yang jarang melahirkan pemain NBA. Meski demikian, Lillard tidak pernah menyerah untuk menunjukkan bakatnya.

Pada NBA Draft 2012, Portland Trail Blazers memilih Lillard sebagai pick keenam. Sejak musim pertamanya, ia langsung mencuri perhatian dunia dengan kemampuan mencetak angka, kepemimpinannya di lapangan, dan ketenangannya dalam tekanan. Ia dinobatkan sebagai NBA Rookie of the Year 2013, membuktikan bahwa ia adalah pemain berbakat dengan potensi besar.

Namun, yang membuat Damian Lillard istimewa adalah kemampuannya menciptakan keajaiban di saat-saat krusial, momen di mana semua mata tertuju padanya. Inilah yang melahirkan selebrasi “It’s Dame Time” dan membangun reputasinya sebagai salah satu pemain terbaik dalam situasi clutch.

Awal Mula “It’s Dame Time”

Selebrasi “It’s Dame Time” muncul dari kepercayaan diri Lillard di momen-momen krusial. Selebrasi ini berkembang seiring dengan reputasinya yang semakin matang sebagai penentu kemenangan. Namun, istilah ini benar-benar menjadi fenomena global setelah dua momen playoff paling ikonik dalam karier Lillard: melawan Houston Rockets pada 2014 dan Oklahoma City Thunder pada 2019.

nba.com
nba.com

Clutch Time: Houston Rockets (2014)

Playoff 2014 adalah panggung pertama di mana Damian Lillard memperkenalkan dunia pada Dame Time. Di game keenam seri melawan Houston Rockets, Blazers unggul 3-2. Dengan waktu tersisa 0,9 detik di kuarter keempat, Portland tertinggal 98-96 dan membutuhkan keajaiban.

Bola dilemparkan dari out-of-bounds kepada Lillard yang berdiri di luar garis tiga poin. Dalam satu gerakan mulus, Lillard menangkap bola, melompat, dan melepaskan tembakan sebelum buzzer berbunyi. Bola meluncur sempurna masuk ke dalam ring. Moda Center bergemuruh, pemain berlari ke arah Lillard, dan dunia menyaksikan lahirnya salah satu tembakan paling ikonik dalam sejarah NBA.

Tembakan itu bukan hanya sekadar kemenangan. Itu adalah pernyataan bahwa Lillard adalah pemain clutch sejati yang tak takut mengambil resiko.

pinterest.com/chella0100
pinterest.com/chella0100

Clutch Time: Oklahoma City Thunder (2019)

Jika tembakan melawan Houston adalah pengantar, maka playoff 2019 melawan Oklahoma City Thunder adalah klimaks yang mengukuhkan status Lillard sebagai raja clutch.

Di game kelima, skor imbang 115-115 di detik-detik terakhir kuarter keempat. Dengan waktu tersisa 13 detik, bola berada di tangan Lillard. Paul George, salah satu defender terbaik liga, menempel ketat. Namun, Lillard tetap tenang. Ia menggiring bola perlahan hingga detik terakhir, kemudian mengambil langkah mundur yang sangat jauh, sekitar 37 kaki (11 meter), dan melesatkan tembakan tiga angka.

Bola meluncur sempurna melalui jaring, membawa Portland menang 118-115 dan menyegel kemenangan seri 4-1. Namun, yang membuat momen itu semakin epik adalah reaksi Lillard. Alih-alih selebrasi besar, ia hanya memberikan ekspresi dingin tanpa emosi. Kemudian, ia melambai kepada para pemain Thunder, mengucapkan “goodbye” dalam bentuk isyarat.

Tembakan ini adalah simbol dari keberanian, kepercayaan diri, dan ketenangan yang luar biasa. Bagi para penggemar, itu bukan hanya kemenangan Portland, itu adalah perayaan Lillard sebagai pemain yang mampu menghadapi tekanan dengan gaya elegan.

Makna di Balik “It’s Dame Time”

Selebrasi “It’s Dame Time” tidak hanya menggambarkan kepercayaan diri Lillard, tetapi juga dedikasinya terhadap permainan. Ketika banyak pemain merasa gugup dalam momen besar, Lillard justru berkembang dan menunjukkan ketenangan luar biasa.

Dalam wawancaranya, Lillard pernah menyatakan bahwa kemampuan tampil dalam tekanan adalah hasil dari latihan mental. Ia percaya bahwa kesuksesan di lapangan tidak hanya bergantung pada fisik, tetapi juga pada kesiapan mental untuk menghadapi momen-momen besar.

Dampak Budaya dan Warisan Damian Lillard

Selebrasi “It’s Dame Time” kini telah melampaui dunia basket. Gaya ini sering ditiru oleh penggemar, pemain, bahkan atlet dari cabang olahraga lain. Lebih dari itu, momen-momen clutch Lillard mengajarkan bahwa kerja keras dan kepercayaan pada diri sendiri bisa menciptakan keajaiban.

Bagi Damian Lillard, “Dame Time” adalah lebih dari sekadar waktu untuk mencetak poin. Itu adalah waktu untuk menunjukkan bahwa ia adalah pemain yang siap menghadapi tekanan, seseorang yang tidak takut mengambil resiko, dan seorang pemimpin yang akan membawa timnya menuju kemenangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun