Mohon tunggu...
Gabriela Valery Romana
Gabriela Valery Romana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB 1 - Menggali Potensi Diri dan Menerapkan Berpikir Positif serta Komunikasi Efektif

27 September 2022   23:33 Diperbarui: 27 September 2022   23:40 1347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : campuspedia.id

Nama                            : Gabriela Valery Romana

NIM                               : 43221010030 

Dosen Pengampu    : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak 

Mata Kuliah               : Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB 

Universitas Mercu Buana 

Menggali Potensi Diri 

Sebagian besar dari kita pasti sudah tidak asing dengan istilah “Potensi Diri”. Menurut Prof. Dr. Buchari Zainun, MPA potensi adalah daya yang bersifat positif dalam bentuk kekuatan dan negatif dalam bentuk kelemahan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa potensi diri merupakan kualitas yang dimiliki  seseorang untuk  mendukung tercapainya tujuan yang diinginkan. Hal ini tidak hanya mencakup karakter, kecerdasan intelektual dan emosional, namun juga kesehatan, kinerja fisik, motivasi,  dan keterampilan komunikasi. Dalam meningkatkan kualitas diri, yang pertama dibutuhkan pengenalan pada potensi diri yang ada, kemudian menumbuhkannya, serta mengembangkan kekuatan tersebut.

Sebagai individu yang dilahirkan sebagai pribadi dengan akal budi, tentunya setiap dari kita memiliki potensi ada dalam diri. Entah berupa keahlian dalam bidang komunikasi, intepersonal, problem solving, kepemimpinan, menulis, atau marketing. Potensi diri merupakan kualitas yang dimiliki  seseorang untuk  mendukung tercapainya tujuan yang diinginkan. Potensi diri tidak hanya mencakup karakter, kecerdasan intelektual dan emosional, tetapi juga kesehatan, kinerja fisik, motivasi,  dan keterampilan komunikasi. Proses manusia dalam meningkatkan kualitas diri pertama-tama membutuhkan pengenalan potensi yang ada, menumbuhkannya, dan mengembangkannya menjadi kualitas yang signifikan dalam diri sendiri

Dalam keseharian kita dalam bermasyarakat, setiap individu memiliki keunikan berbeda yang dapat menjadi sumber daya manusia unggul jika diarahkan secara tepat. Mengapa pengenalan terhadap diri sangatlah diperlukan? Dengan menyadari potensi diri sedini mungkin, akan semakin mudah bagi kita untuk mengembangkan kemampuan yang ada melalui aktivitas atau hobi yang digemari. Sebagai contoh, seorang mahasiswa dapat secara aktif terlibat dalam forum diskusi atau organsisasi kampus dengan mengasah kemampuan public speaking yang dimilikinya. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial seperti ini akan menambah rasa percaya diri dan keyakinan untuk terus belajar.

Menggali dan mengembangkan potensi diri akan menjadi pondasi untuk meraih tujuan. Pengembangan diri merupakan suatu usaha individu guna memenuhi kebutuhan aktualisasi diri (Maslow). Kebutuhan manusia, juga mencakup adanya kebutuhan aktualisasi, sehingga pengembangan diri sangatlah diperlukan dalam elemen kehidupan manusia. Menigkatkan self knowledge atau pengetahuan diri akan memperluas wawasan yang kita miliki dalam meraih tujuan di masa mendatang.

Lantas langkah apa yang harus kita lakukan untuk memahami diri sendiri?

a. Menentukan tujuan hidup

Tujuan setiap orang pasti berbeda sesuai prespektif masing-masing dan tidak harus selalu terkesan luar biasa. Karena sesuatu yang sederhana juga terkadang luar biasa pada pandangan seseorang.

b. Yakin pada kemampuan diri 

Banyak diantara kita yang memiliki rasa percaya diri rendah, namun yang harus kita lakukan adalah tetap yakin pada kemampuan diri dan siap melangkah menghadapi rintangan

c. Menerima kelebihan serta kekurangan

Tak ada yang terlahir sempurna. Dengan menyadari kelemahan dan mengoptimalisasi kelebihan yang ada, kita dapat terus belajar dan mengeksplorasi diri lebih baik lagi.

d. Berdamai dengan masa lalu

Memaafkan diri serta memaklumi segala kekecewaan dan tindakan di masa lalu sangat penting dilakukan agar kita dapat move on dan kembali bersemangat.  

Menerapkan Berpikir Positif

sumber : previews.123rf.com
sumber : previews.123rf.com

Sudahkah kita menerapkan cara berpikir positif?  

Berpikir positif adalah sikap internal seseorang dalam menghadapi situasi yang dialaminya sebagai konsekuensi logis dari tindakannya. Berpikir positif berjalan seiring dengan kehidupan yang berpusat pada diri sendiri. Berpikir positif dapat membuat seseorang percaya pada kemampuannya. Berpikir positif adalah cara berpikir yang lebih terfokus pada keadaan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. Berpikir positif juga merupakan salah satu faktor yang mendukung pengembangan diri sendiri.  

Seseorang yang mempunyai pola pikir bahwa perubahan adalah proses yang wajar, maka tidak akan timbul kekecewaan dalam diri atas kejadian apapun yang akan dihadapi. Pemikiran negatif akan memberikan sugesti pada diri yang berujung pada hal buruk, begitu pula sebaliknya. Menurut (Susetyo, 1998) berpikir positif adalah kemampuan berpikir sesorang untuk memusatkan perhatian pada sisi positif dari keadaan diri, orang lain, dan situasi yang dihadapi.

Terdapat sejumlah alasan dibalik seseorang harus berpikir positif di dalam hidupnya, seperti :

a. Memiliki relasi yang lebih baik  

Ketika kita mencoba untuk berpikir positif, maka cenderung akan menarik orang-orang dengan pemikiran positif pula. Aura positif dalam diri akan memberikan semangat dan rasa optimisme melalui perkataan dan tindakan yang dilakukan.   

b. Kecenderungan pola hidup sehat 

Pikiran tentunya mempengaruhi metabolisme tubuh, sehingga pola pikir yang positif dan perasaan bahagia akan membuat kita merasa lebih sehat dan bugar. Karena seseorang dengan pemikiran positif akan menjalani gaya hidup sehat dan tidak rentan terpapar penyakit.   

c. Mampu membuat keputusan yang tepat

Pola pikir positif mencegah kita membuat keputusan keliru yang kemungkinan akan kita sesali di kemudian hari.  

d. Meningkatkan fokus  

Menggunakan pikiran positif akan membantu kita untuk fokus saat menghadapi masalah. Berpikir negatif hanya membuang-buang waktu dan energi.  

 

Apa yang dapat kita lakukan sebagai mahasiswa untuk tetap berpikir positif?

Berdasarkan penelitian (Widuri, 1995), menyesuaikan diri dalam pergaulan mencari teman baru, lingkungan kampus, meningkatnya tanggung jawab, dan menumpuknya tugas dapat menjadi sumber stress yang umum dikalangan mahasiswa. Hal ini menunjukkan bahwa pola pikir negatif dapat mempengaruhi emosi dan sikap yang berdampak negatif bagi fisik. Seperti yang diungkapkan oleh (Stallard, 2005), penyebab masalah berupa sikap negatif terhadap diri sendiri, lingkungan sekitar, dan masalah yang dihadapi pada hakikatnya merupakan ancaman terhadap kelangsungan hidup yang harus diantisipasi oleh individu  

Kondisi stres dapat berupa gangguan psikologis dan perilaku karena bergantung pada kondisi mental atau kekuatan kepribadian seseorang. Stress merupakan bagian yang tak terhindarkan dari kehidupan sehari-hari di kampus. Oleh karena itu, stres harus dikelola agar tidak menjadi kendala yang serius. Berpikir positif adalah sumber kekuatan dan sumber kebebasan. Disebut juga sumber kekuatan karena membantu kita berpikir sampai menemukan solusi. Dengan cara ini kita menjadi lebih mampu, lebih percaya diri dan lebih kuat. Berpikir positif disebut sumber kebebasan karena membebaskan kita dari penderitaan dan pikiran negatif. Berpikir positif yang dilakukan oleh mahasiswa dapat membantu mereka mengatasi dan mengurangi tingkat kepenatan dan stress.

Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan tetap melakukan aktivitas positif, seperti berolahraga, beristirahat cukup, memfokuskan diri pada pemikiran positif, dan tidak menghiraukan sugesti negatif yang tidak bermanfaat. Jika kita terbiasa menciptakan kebiasaaan disiplin dan teratur, maka kondisi mental down akan memudar secara perlahan. 

Berpikir positif akan membentuk karakter tekun dan memiliki semangat juang. Sesorang akan cenderung pantang menyerah dan terus maju tiap kali dihadapkan dengan situasi sulit. Jika kita sebagai mahasiswa mampu berpikir positif dan memiliki pengendalian diri yang baik, maka dalam kondisi apapun individu dapat terbebas dari keserakahan, keinginan, kemarahan, dan tekanan hidup yang besar, serta memungkinkan kita untuk memiliki kontrol diri.  

Komunikasi Efektif

sumber : www.dictio.id
sumber : www.dictio.id

Apa itu komunikasi efektif?  

Komunikasi yang efektif adalah proses penyampaian ide, pikiran, atau informasi dari pengirim pesan kepada penerima pesan, sehingga terjadi hubungan atau interaksi positif di antara mereka. Komunikasi yang efektif ditandai dengan tercapainya tujuan melalui proses komunikasi yang dilakukan. Memahami informasi dan umpan balik yang diterima adalah salah satu indikator kunci komunikasi yang efektif.

Setiap orang pasti pernah melakukan aktivitas komunikasi. Pada dasarnya orang setiap individu atau entitas sosial selalu ingin berinteraksi atau memiliki hubungan lainnya. Walaupun terdapat sebagian orang yang memilih untuk membatasi interaksi dan memiliki individualisme tinggi. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri, selalu bergantung pada orang lain dan ingin hidup berdampingan. Maka dari itu dibutuhkanlah komunikasi yang efektif, tepat sasaran, relevan dan tentunya mendukung keberlangsungan suatu komunitas atau organisasi, serta membantu menciptakan komunikasi yang efektif antar individu guna meningkatkan produktivitas dan profesionalisme.  

Menurut (A.W, 2000), komunikasi adalah transfer informasi dan pemahaman antar manusia. Komunikasi akan berhasil jika antar individu saling memahami satu sama lain, yaitu kedua belah pihak terkait dapat menerimanya. Tidak berarti pula segala hal harus langsung disetujui begitu saja. Diperlukan penalaran dan logika untuk secara terbuka mendiskusikan problematika dengan kepala dingin. Ketika kedua belah pihak atau kebih mencapai pemahaman tertentu, gagasan dan ide dapat tersampakan dan bisa dikatakan bahwa komunikas berlangsung dengan baik.

Tujuan komunikasi adalah untuk menciptakan proses komunikasi yang baik dan menciptakan saling pengertian. Oleh karena itu, kita perlu memahami unsur-unsur komunikasi agar dapat menyampaikan pesan dengan baik.

Unsur-unsur dalam komunikasi, yaitu :

a. Komunikator

Pengirim pesan atau komunikator adalah sumber yang bertanggung jawab untuk mengirimkan pesan dalam suatu proses komunikasi, atau disebut sender. Pengirim pesan, juga disebut sumber, harus dapat mengirim pesan dalam bahasa yang dapat dimengerti. 

b. Informasi

Pesan atau informasi yang dikomunikasikan atau ditransmisikan dapat bervariasi. Informasi ini mencakup hiburan, informasi, nasihat, atau berita atau informasi promosi. 

c. Media

Media adalah elemen komunikasi yang digunakan untuk membawa pesan atau informasi dari komunikator ke penerima pesan. Pesan atau informasi dapat disampaikan melalui berbagai media seperti surat, telepon, atau secara langsung. Selain itu, media komunikasi juga dapat berbentuk media cetak, elektronik, dan online. 

d. Komunikan

Penerima pesan disebut juga komunikator. Suatu proses komunikasi dapat dilakukan ketika ada dua orang atau lebih, termasuk seorang komunikator atau seorang komunikator. Komunikator bertanggung jawab untuk menerima dan menerjemahkan pesan sehingga dapat dipahami. 

e. Pengaruh

Proses komunikasi menghasilkan pengaruh atau efek. Dampak atau konsekuensi komunikasi, yaitu perubahan atau peningkatan pengetahuan, perilaku, dan sikap sebagai akibat dari pesan yang disampaikan. 

f. Feedback 

Unsur umpan balik dalam komunikasi adalah efek dari pesan yang diprovokasi. Umpan balik ini berupa tanggapan atau tanggapan terhadap pesan yang dikirim oleh komunikator dan diterima oleh komunikator. 

g. Lingkungan

Komunikasi juga membutuhkan faktor lingkungan yang mempengaruhi penyampaian pesan. Elemen lingkungan dapat dibagi menjadi beberapa jenis, seperti lingkungan fisik, lingkungan temporal, lingkungan psikologis, lingkungan sosial budaya.

Prinsip-prinsip komunikasi yang efektif di bawah REACH adalah rasa hormat, empati, kemampuan mendengar, kejelasan, dan kerendahan hati. Komunikasi yang efektif terjadi ketika komunikator dan komunikator mencapai kepentingan yang sama. Ada keyakinan bahwa komunikasi pada dasarnya adalah usaha untuk memperoleh perhatian, cinta, minat, perhatian, simpati, tanggapan, dan tanggapan positif dari orang lain.

Prinsip-prinsip dalam berkomunikasi efektif, sebagai berikut :

a. Hormat

Aturan pertama untuk membangun komunikasi yang efektif adalah menghormati setiap individu yang dituju. Rasa hormat dan saling menghormati adalah prioritas utama dalam berkomunikasi dengan orang lain. Ingatlah bahwa orang pada umumnya ingin dihargai dan dihargai. Jika kita harus mengkritik atau memarahi seseorang, hormatilah harga diri dan pride orang tersebut. Menjalin komunikasi yang saling menghormati membangun kolaborasi yang menciptakan sinergi yang meningkatkan efektivitas kinerja, baik secara individu maupun secara tim.  

b. Empati

Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri dalam situasi dan kondisi yang dihadapi orang lain. Salah satu prasyarat terpenting dari empati adalah kemampuan untuk mendengarkan dan memahami terlebih dahulu sebelum didengar dan dipahami oleh orang lain. Bahkan, kemampuan mendengarkan diakui sebagai salah satu dari tujuh kebiasaan manusia yang paling efektif. Artinya, kebiasaan memahami dulu, baru memahami. Dia menyebut ini komunikasi empatik. Memahami dan mendengarkan orang lain terlebih dahulu membangun keterbukaan dan kepercayaan yang dibutuhkan untuk membangun kolaborasi dan sinergi dengan orang lain. 

c. Audible (mampu mendengar dan mengerti)

Di atas segalanya, kita dapat mendengar dan lebih memahami makna yang dapat didengar. Dimana empati berarti Anda perlu mendengarkan terlebih dahulu atau pandai menerima umpan balik, audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh orang penerima pesan tersebut. Aturan ini mengacu pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai metode dan alat bantu audiovisual untuk memastikan bahwa pesan yang kita sampaikan diterima. 

d. Jelas

Kaidah keempat terkait, selain perlunya memahami pesan sepenuhnya, adalah memperjelas pesan itu sendiri agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda. Aturan komunikasi yang paling penting adalah kejelasan pesan. Penafsiran ganda tidak mungkin.

e. Kesederhanaan (Kerendahan Hati)

Aturan kelima untuk membangun komunikasi yang efektif adalah kerendahan hati. Sikap ini biasanya dikaitkan dengan aturan pertama untuk membangun rasa hormat terhadap orang lain, berdasarkan kerendahan hati.

Komunikasi yang efektif adalah salah satu kunci sukses, tidak hanya dalam hubungan dengan partner atau rekan, tetapi juga dengan keluarga dan orang sekeliling kita. Komunikasi adalah salah satu cara untuk mencoba menanggapi atau memberikan respon terhadap suatu topik atau pembahasan.Bagaimanapun, komunikasi hanya akan berjalan efektif jika semua elemen selaras. Sebelum itu, komunikasi tidak selalu harus berakhir dengan kesepakatan. Setidaknya terdapat pemahaman dan pemahaman tentang apa yang disampaikan. Pada dasarnya, fungsi komunikasi tidak hanya untuk membujuk orang lain untuk melakukannya. Lebih dari itu, komunikasikan informasi yang disampaikan tanpa terkesan menggurui.

Melalui komunikasi, kita memenuhi kebutuhan emosional dan intelektual, sehingga sepanjang hidup kita didorong untuk berkomunikasi apakah komunikasi itu efektif atau tidak. Komunikasi yang efektif memerlukan pemahaman yang baik tentang komponen-komponen komunikasi dan fungsi dari masing-masing komponen tersebut. Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk mencapai komunikasi yang efektif tanpa hambatan. Demikian pula, kita perlu memahami hubungan antara kepemimpinan dan efektivitas komunikasi.

Lalu bagaimana cara untuk berkomunikasi secara efektif?

a. Mendengarkan lawan bicara

Dalam berkomunikasi, kita diperkenankan untuk mengutarakan pendapat. Tetapi bukan berarti kita terus menyela tanpa membiarkan lawan bicara mengutarakan pendapatnya, terkadang mendengarkan lebih berarti daripada mengutarakan pendapat sendiri terus menerus.  

Kita akan dilihat seperti sosok egois, lantaran hanya penekanan terhadap diri sendiri. Memberi kesempatan pihak lain untuk berbicara dan sebagai pendengar yg baik, merupakan sikap yang sangat diperlukan ketika sedang berada pada lingkungan kerja yg sifatnya formal.  

b. Mengajukan pertanyaan

Komunikasi yg efektif juga memerlukan tanggapan bersumber dari pihak lain, pernyataan yg sudah disampaikan oleh lawan bicara kita harus ditanggapi dan seskali mengajukan pertanyaan seputar topik yang sedang dibicarakan. Dengan mengajukan pertanyaan, kita akan mampu dipercaya menjadi pendengar yang baik. Hal ini dikarenakan kita mampu memahami diskusi tersebut.  

c. Memberikan Informasi secara jelas

Dalam berkomunikas diperlukan pengungkapan kabar secara jelas, aagar tidak menimbulkan kesalahpahaman oleh kedua belah pihak. Penjelasan harus diberikan dengan tepat dan akurat. Dengan demikian, akan memudahahkan lawan bicara untuk memahami maksud dari perbincangan tersebut. Misalnya, pada agenda pekerjaan profesional, kita diminta untuk secara berkala memberi kabar kepada pihak lain secara jelas, agar terhindar dari perselisihan karena perbedaan persepsi.

d. Mengkombinasikan antara Komunikasi Verbal dan Nonverbal

Komunikasi yg efektif membutuhkan komunikasi verbal serta nonverbal pada waktu bersamaan, supaya tercipta komunikasi efektif. Gerakan nonverbal misalnya mengangguk atau tersenyum ini, mampu membangun suasana komunikatif. Ditambah dengan gerakan mulut, yaitu melalui penyampaian kabar atau tanggapan secara jelas dengan artikulasi benar kepada lawan bicara.

Mengkomunikasikan pesan secara efektif adalah suatu keterampilan dan kemampuan yang dapat dikembangkan melalui latihan dan pengalaman yang berkelanjutan. Memperoleh lebih banyak pengetahuan dan informasi membutuhkan pengamatan yang tajam. Keterampilan manusia yang paling penting adalah menjadi pendengar yang baik, penuh perhatian dan sabar. Ia harus mampu memahami dan memaknai pesan dengan baik. Selain itu, seseorang harus percaya diri pada dirinya sendiri dan pada kemampuannya untuk mencapai tujuan komunikasi. Percaya diri adalah salah satu keterampilan komunikasi yang paling penting. Kepercayaan meningkatkan kelayakan pesan terkirim.

Pengirim juga harus menggunakan sarana komunikasi non-verbal untuk lebih terhubung dengan penerima. Ini termasuk gerak tubuh, ekspresi wajah, kontak mata, postur, dll. Memilih media yang tepat untuk komunikasi juga merupakan seni. Anda harus memilih media yang sesuai dengan situasi, prioritas pesan, dan perspektif penerima. Komunikasi yang efektif selalu merupakan proses dua arah. Untuk memasukkan sudut pandang orang lain, kita perlu menerima dan memberikan umpan balik.

Namun, seperti yang kita ketahui bersama sesuatu hal pasti tidak luput dari adanya kendala atau hambatan. Tidak jarang terdapat kendala yang mampu menjadi penghalang bagi tercapainya komunikasi yang efektif serta bermanfaaat bagi kedua belah pihak atau lebih.

Hambatan atau kendala pengambat komunikasi efektif, sebagai berikut :

1. Kendala bahasa  

Bahasa memegang peranan penting dalam proses komunikasi. Kesalahpahaman dapat terjadi ketika berita disajikan dengan cara yang membingungkan atau membingungkan. Berikut adalah berbagai jenis hambatan komunikasi terkait bahasa, yaitu : 

a. Bahasa

Bahasa merupakan alat komunikasi. Jika pengirim menggunakan banyak jargon, penerima akan kesulitan memahami pesan dengan jelas.

b. Penggunaan ambiguitas dan abstraksi yang berlebihan

Bahkan jika pesan disajikan dalam konteks yang tidak realistis atau tidak jelas dengan banyak makna, penerima gagal menghubungkan gagasan dengan benar.

c. Pesan Terputus-putus

Terjadi ketika kata-kata tidak disusun secara sistematis untuk membentuk pesan yang kuat, mereka kehilangan keefektifan dan maknanya.

d. Informasi yang berlebihan

Ketika seseorang berbicara untuk waktu yang lama, efektivitas komunikasi menurun.

2. Hambatan yang melibatkan individu latar belakang

Orang-orang datang dari latar belakang yang berbeda, seperti budaya, tingkat pendidikan, dan jenis kelamin. Atribut tersebut sangat mempengaruhi efisiensi proses komunikasi. Ini termasuk hambatan terkait berikut:

a. Sikap yang Berbeda

Setelah kita menetapkan pendapat sendiri tentang masalah tertentu, mungkin saja kita menolak untuk memahami atau berubah pikiran. Sikap tersebut dapat  menggagalkan tujuan komunikasi.

b. Perbedaan populasi

Perbedaan usia, generasi, jenis kelamin, status, tradisi, dll.

c. Kurangnya pengalaman atau perspektif umum

Pengalaman seseorang mengembangkan perspektif yang melihat sesuatu dengan cara tertentu. Perspektif ini bervariasi pada setiap individu.

d. Melompat pada kesimpulan

Beberapa orang tidak memiliki kesabaran untuk mendengarkan orang lain, melompat ke kesimpulan di antara percakapan, dan mengabaikan motif pesan mereka.

3. Penghalang fisik

Hambatan-hambatan ini dialami secara langsung, tetapi sulit untuk diatasi, sebagai berikut :

a. Jarak fisik

Ketika orang berkomunikasi jarak jauh, mereka kehilangan aspek komunikasi non-verbal karena mereka tidak dapat menafsirkan gerakan dan ekspresi penerima.

b. Kebisingan

Lingkungan atau sistem komunikasi mungkin mengandung kebisingan yang tidak diinginkan yang mengganggu proses komunikasi dan membuatnya tidak efisien.

c. Hambatan Fisiologis

Salah satu hambatan paling umum untuk komunikasi yang efektif adalah kecacatan fisik dari mereka yang terlibat. Beberapa di antaranya termasuk gangguan pendengaran, kehilangan penglihatan, dan gagap.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun