Mohon tunggu...
Gabriel Arvin Honesto
Gabriel Arvin Honesto Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - SMA SEMINARI MERTOYUDAN

Seminaris medan pratama tahun pertama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Betlehem yang Sederhana untuk Keselamatan

28 November 2024   08:51 Diperbarui: 28 November 2024   09:34 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Siapa yang tidak mengenal Betlehem? Kota yang hampir diketahui semua orang, bukan hanya umat Kristen saja tetapi juga non-Kristen. Kota yang berada di Tepi Barat Palestina ini begitu terkenal oleh orang-orang di dunia, bahkan mungkin lebih terkenal daripada kota-kota besar di dunia saat ini. Kota ini memiliki begitu banyak hal menarik di dalamnya.

Betlehem secara harfiah berarti "Rumah Roti". Maka tepatlah kota ini menjadi tempat kelahiran Yesus Kristus sang "Roti Kehidupan". 

Ada banyak teori tentang munculnya nama Betlehem. Dalam bahasa Arab, Betlehem berasal dari dua suku kata  Bayt () yang artinya rumah dan Lahm () yang artinya daging, jika disatukan menjadi Bayt al-Lahm yang artinya rumah daging. Nama lain dari Betlehem juga sering muncul dalam kitab suci, seperti Betlehem Efrata (Mikha 5:1), Betlehem-Yehuda (1 Samuel 17:12) dan Kota Daud (Lukas 2:4).

Betlehem adalah kota kecil pada sekitar abad pertama masehi. Pada zaman Yesus, Betlehem adalah kota yang tidak terpandang, tidak seperti Yerusalem. Jika dibandingkan dengan Yerusalem, tentu kota Betlehem lebih kecil, namun kota Betlehem melahirkan pemimpin besar bagi bangsa Israel dan juga seluruh dunia.  Betlehem yang kecil bukan berarti yang terkecil.

Betlehem adalah kota yang menjadi tempat kelahiran Yesus. Yesus sang juruselamat dunia lahir di kandang domba yang berada di kota Betlehem. Banyak nabi-nabi yang sudah menubuatkan tentang kelahiran Yesus sang Mesias yang lahir di Betlehem. Banyak orang yang tidak percaya bahwa kota Betlehem yang kecil akan menjadi tempat kelahiran Sang Mesias. Namun Yesus sendiri membuktikan bahwa Betlehem yang kecil mampu menjadi yang terbesar.

Betlehem adalah simbol kesederhanaan. Tuhan memilih Betlehem sebagai tempat kelahiran Sang Juru Selamat untuk menunjukan bahwa kesederhanaan akan membawa pada keselamatan yang sejati. 

Tuhan mungkin saja memilih kota lain yang lebih besar dari Betlehem, seperti Yerusalem, namun itu tidak menunjukan ciri kepemimpinan yang selalu Yesus ajarkan, yaitu menjadi pemimpin yang melayani. Betlehem adalah bukti kesederhanaan yang Yesus ajarkan.

Kesederhanaan menjadi ciri utama umat Kristiani. Umat Kristiani harus meneladani kesederhanaan yang sejati, seperti Betlehem. Dalam hidup dengan iman Kristiani perlu sekali sifat sederhana. 

Mengatakan kesederhanaan lebih mudah daripada mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.. Kenyataannya banyak sekali godaan dalam menjalani hidup dengan sederhana. Maka dari itu jika kita bisa mengusahakan kesederhanaan hidup supaya kita bisa mengikuti teladan Yesus sang Mesias.

Dalam menerapkan hidup sederhana perlu melawan sikap egoisme kita. Karena sikap kesederhanaan berlawanan dengan sikap egoisme. Seperti contoh, saya ingin hidup sederhana dengan memiliki barang yang secukupnya, namun pastinya muncul keinginan yang muncul dalam diri saya. Saya pastinya menginginkan barang-barang yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan, namun saya tetap menginginkannya. Kuncinya adalah dari tindakan dalam diri kita, kita bisa memilih tetap hidup sederhana atau memilih hidup mewah, karena semuanya tergantung dari diri kita.

Kesederhanaan perlu dengan niat yang tulus. Kesederhanaan yang diikuti oleh niat tersembunyi disebut dengan kesederhanaan yang palsu. Kesederhanaan yang sejati tentu berbeda dengan kesederhanaan yang palsu. 

Saya mengambil contoh orang yang berpura-pura hidup sederhana untuk mencari perhatian dari orang lain. Orang yang berpura-pura hidup sederhana demi terpandang di mata orang lain tentu bukanlah hidup sederhana yang sejati. Orang dengan hidup sederhana yang sejati pastilah tidak memamerkan kesederhanaannya kepada orang lain hanya demi terpandang di mata orang lain. Tentu orang dengan kesederhanaan yang sejati hanya hidup demi Tuhan dan sesamanya.

Dari pengalaman saya kesederhanaan perlu dilakukan dengan tindakan nyata. Sebagai  umat Kristiani perlu sikap yang mengarah kepada kesederhanaan. Sebagai umat Kristiani diharapkan selalu bertindak sederhana, seperti contoh yang paling sederhana saling menyapa dengan penuh senyum. Kelihatannya memang sederhana, namun menyapa sesama dengan penuh senyum susah sekali dilakukan. 

Mengapa menyapa dengan penuh senyum sangat sulit untuk dilakukan ? Menurut pemikiran saya, terkadang kita masih punya ego dalam diri yang membuat kita sulit untuk memperhatikan sesama. Melakukan hal sederhana seperti ini saja masih sulit untuk dilakukan, apalagi kesederhanaan yang lebih besar.

Kesederhanaan perlu dilakukan melalui hal-hal kecil terlebih dahulu. Kita tidak bisa selalu memandang pada kesederhanaan yang besar, jika hal sederhana pun masih kita sepelekan. Memperhatikan hal-hal sederhana yang seringkali diabaikan adalah wujud hidup penuh kesederhanaan. Jika kita bisa peduli pada hal-hal kecil niscaya kita pasti akan memiliki hidup yang penuh kesederhanaan.

Dari segala yang saya jelaskan mengenai kesederhanaan, saya mengambil refleksi kesederhanaan yang sejati. Kesederhanaan yang sejati tidaklah egois, kesederhanaan yang sejati bersifat tulus dari hati, kesederhanaan yang sejati dinyatakan melalui tindakan yang nyata, dan kesederhanaan yang sejati bisa diwujudkan melalui hal-hal yang kecil. 

Kesederhanaan masih bisa dicapai dengan cara yang lain selain yang saya jelaskan. Umat Kristiani harus meneladani sikap hidup yang sederhana. Untuk itu saya mengajak saudara-saudari sekalian untuk hidup sederhana.

Sekian segala penyampaian saya mengenai "Betlehem yang Sederhana Untuk Keselamatan." Semoga saudara-saudari pembaca sekalian dapat mengambil sedikit pesan untuk diterapkan dalam hidup sehari-hari. Sekian yang dapat saya sampaikan, terima kasih dan berkah dalem.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun