Pemeliharaan Tuhan kepada orang yang beriman
(2 Tesalonika 3:1-3)
1Selanjutnya, saudara-saudara, berdoalah untuk kami, supaya firman Tuhan beroleh kemajuan dan dimuliakan, sama seperti yang telah terjadi di antara kamu,
2dan supaya kami terlepas dari para pengacau dan orang-orang jahat, sebab bukan semua orang beroleh iman.
3Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat.
Pemeliharaan Tuhan adalah bukti dari Kesetiaan Tuhan
Pemeliharaan Tuhan terjadi kapan pun di manapun dan kepada siapapun juga dan ini berlangsung secara terus menerus di sepanjang kehidupan kita. Tuhan tidak hanya sekedar memelihara kita dari bahaya yang mengancam fisik kita tetapi juga keselamatan jiwa kita. Sejak awal kehidupan oang percaya tidak lepas dari yang namanya penindasan dan penganiayaan dari orang-orang yang tidak senang dengan keberadaan murid Kristus. Sekalipun demikian kita dapat melihat secara luar biasa pemeliharaan-Nya terus terjadi bahkan gereja semakin berkembang dan semakin tersebar luas di berbagai daerah.
Pemeliharaan Allah nyata terlihat sejak awal gereja berkembang selama masa penganiayaan oleh kekaisaran Romawi, banyak orang Kristen dipaksa untuk beribadah secara rahasia di katakombe (kuburan bawah tanah) untuk menghindari penangkapan dan eksekusi. Meskipun mereka hidup dalam ketakutan akan penganiayaan, Tuhan tetap memelihara mereka dan memungkinkan gereja untuk bertahan dan bahkan berkembang dalam kondisi yang sangat sulit. Perlindungan ini menunjukkan bahwa meskipun manusia merencanakan kejahatan, Tuhan masih berdaulat dan menjaga umat-Nya.
Selama peristiwa genosida di Rwanda, banyak orang Kristen mengalami kekerasan yang mengerikan seperti Perang Saudara di Rwanda (1994). Namun, ada banyak kesaksian tentang bagaimana Tuhan memelihara orang-orang yang bersembunyi di gereja atau di tempat-tempat perlindungan lainnya. Beberapa orang Kristen selamat dari pembantaian secara ajaib, meskipun risiko yang mereka hadapi sangat besar. Kejadian-kejadian ini sering dilihat sebagai bukti pemeliharaan Tuhan di tengah kejahatan manusia yang ekstrem.
Kesaksian baru banyak misionaris dan pekerja Kristen yang bekerja di zona konflik atau di negara-negara di mana agama Kristen dilarang atau dianiaya. Mereka sering melaporkan bagaimana Tuhan melindungi mereka dari bahaya dan memberikan jalan keluar dari situasi yang berpotensi mematikan. Kisah-kisah ini menunjukkan bahwa pemeliharaan Tuhan terus berlanjut hingga saat ini, memberikan kekuatan dan perlindungan kepada mereka yang melayani-Nya di tempat-tempat yang berbahaya.
Pemeliharaan Tuhan dari kejahatan manusia bukan berarti orang Kristen selalu terhindar dari penderitaan atau kesulitan, tetapi menunjukkan bahwa Tuhan hadir dan bekerja dalam situasi yang paling sulit sekalipun, memberikan kekuatan, perlindungan, dan jalan keluar yang tidak terduga. Ini semua memperlihatkan kesetiaan Tuhan dalam menjaga umat-Nya di tengah kejahatan dunia ini.
Kesetiaan Tuhan ini adalah jaminan bahwa Dia tidak akan meninggalkan umat-Nya dalam kesulitan. Tuhan akan memberikan kekuatan kepada mereka yang percaya dan melindungi mereka dari yang jahat.
Bagaimana kita meresponi Pemeliharaan Tuhan atas hidup kita ?
Saling mendoakan
Berdoa adalah hal umum yang sering dilakukan oleh banyak orang termasuk orang percaya. Namun tidak semua orang memiliki motivasi yang benar dalam berdoa. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Barna Group, mayoritas orang yang berdoa melakukannya sendirian dan fokus pada kebutuhan dan kekhawatiran pribadi. Misalnya, 47% orang dewasa yang berdoa paling sering berdoa untuk kesehatan dan kesejahteraan mereka sendiri, dan 49% mencari bimbingan pribadi selama krisis.
Kita dipanggil Tuhan bukan hanya sekedar untuk kebaikan kita sendiri tetapi juga kebaikan banyak orang. Itu sebabnya dalam berdoa kita juga tidak boleh hanya melihat kepada apa yang menjadi kepentingan dan kebutuhan sendiri tetapi juga kebutuhan orang lain. Sebeb ini lah yang menjadi panggilan kita. Rasul Paulus menghimbau agar kita menaruh kepentingan orang lain lebih utama dibandingkan dengan kepentingan diri kita sendiri (Filipi 2:3-4).
Kita dipanggil selain untuk memberitakan kabar baik kepada saudara kita yang belum percaya juga untuk saling menjaga saudara-saudara seiman kita dengan saling mendoakan satu-sama lain. doa memiliki kuasa yang lebih besar dari apa pun ketka didoakan dengan iman yang benar. Hal ini terbukti dalam kehidupan para rasul.
Doa bukan bicara tentang sesuatu yang kita minta yang dapat menguntungkan diri kita sendiri. Sebab doa bukan bicara  tentang keuntungan tetapi tentang relasi dan kuasa Allah. Dalam konteks ini kita melihat ada dua tujuan dari doa yang dimaksudkan oleh rasul Paulus.
Tujuan 1: Pemberitaan Firman Tuhan tetap berlangsung (berolah kemajuan) [ayat 1]
Oleh karena doa orang benar yang dinaikkan dengan benar maka rasul Petrus dibebaskan dari Penjara (Kis 12:1-19): Herodes Agripa I menangkap beberapa orang Kristen untuk menindas gereja, termasuk Rasul Petrus. Petrus dijebloskan ke penjara dan dijaga ketat oleh tentara. Namun, Tuhan mengutus malaikat-Nya untuk membebaskan Petrus dari penjara secara ajaib. Meskipun Herodes berniat jahat, Tuhan menunjukkan pemeliharaan-Nya dengan membebaskan Petrus. Pembebasan ini tentu dimaksudkan supaya Injil tetap diberitakan dan untuk menyatakan bahwa jika Tuhan sudah mengharapkan hal itu melalui hidup kita maka tidak ada seorang pun atau pemerintah dapat menghentikannya dan menunjukkan bahwa Tuhan berkuasa akan hal tersebut.
Selanjutnya kita dapat melihat dari kehidupan Paulus melalui pelariannya dari Damaskus (Kis 9:23-25). Setelah pertobatannya, Paulus mulai memberitakan Injil di Damaskus. Orang-orang Yahudi yang menolak ajarannya berencana untuk membunuhnya. Namun, Tuhan memelihara Paulus dengan memberikan jalan keluar. Murid-murid Paulus menurunkannya dari tembok kota dengan keranjang sehingga ia bisa melarikan diri dan melanjutkan pelayanannya.
Â
Tujuan 2: Teguh dalam iman yang benar (terlepas dari Pengacau)
Mereka yang disebut pengacau adalah orang-orang jahat yang dapat membahayakan jemaat. Kata jahat ini tentu mengarah pada situasi dan kondisi yang terjadi pada jemaat di Tesalonika saat itu yang tidak lain dapat dikategorikan dalam beberapa hal yaiu tentang:
Penganiayaan dan Penentangan:
Jemaat Tesalonika, seperti banyak jemaat awal, mengalami penganiayaan dari pihak yang menolak Injil. Dalam Kisah Para Rasul 17:5-9, kita melihat bahwa ketika Paulus pertama kali memberitakan Injil di Tesalonika, beberapa orang Yahudi yang tidak percaya menimbulkan kerusuhan dan menyeret beberapa orang Kristen ke hadapan penguasa kota, menuduh mereka melakukan tindakan yang melawan hukum Romawi. Penganiayaan semacam ini bisa jadi terus berlanjut, menciptakan suasana ketakutan dan tekanan bagi jemaat.
Penyesatan dan Ajaran Sesat:
Dalam surat-surat Paulus, sering kali ia memperingatkan terhadap guru-guru palsu dan ajaran sesat yang bisa merusak iman jemaat (misalnya, dalam 2 Tesalonika 2:1-12, Paulus membahas tentang penyesatan terkait hari Tuhan). Orang-orang yang membawa ajaran sesat ini bisa dianggap sebagai pengacau yang mengganggu ketenangan dan kestabilan jemaat.
Ancaman Fisik dan Intimidasi:
Selain penentangan verbal dan teologis, Paulus dan rekan-rekannya sering menghadapi ancaman fisik. Di berbagai kota lain, termasuk Lystra, Filipi, dan Korintus, Paulus mengalami pemukulan, pemenjaraan, dan upaya pembunuhan. Ancaman serupa bisa dihadapi oleh jemaat Tesalonika dari mereka yang menentang kekristenan.
Gangguan Terhadap Misi Injil:
Paulus meminta doa agar firman Tuhan beroleh kemajuan dan dimuliakan (2 Tesalonika 3:1), menunjukkan bahwa ada hambatan serius terhadap penyebaran Injil. Pengacau dan orang jahat mungkin berusaha menghalangi pemberitaan Injil melalui berbagai cara, termasuk fitnah, kekerasan, atau upaya legal untuk menghentikan aktivitas misi.
Doa memberikan kekuatan bagi orang percaya untuk tetap bisa bertahan sekalipun harus menghadapi banyak sekali kejahatan seperti penganiayaan, penyesatan, ancaman fisik dan penghalang dalam memberitakan Injil. Doa memampukan kita untuk terlepas dari berbagaimacam bahaya tersebut sebab di dalam doa ada Tuhan yang sedang bekerja dan berkarya di dalamnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H