Tumbuhan merupakan salah satu makhluk hidup yang berperan penting bagi kehidupan kita dan juga bagi alam. Seperti halnya makhluk hidup lainnya, tentu tumbuhan juga memiliki usia yang menjadi patokan seberapa lama mereka telah hidup di dunia ini. Namun cara menghitung usia tumbuhan pastinya berbeda dengan kita. Jika kita menghitung usia manusia dengan patokan tahun lahir kita, lalu bagaimana dengan patokan usia tumbuhan? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita bahas terlebih dahulu mengenai jaringan tumbuhan.
Dari artikel saya yang sebelumnya, kita telah mengetahui bahwa tiap makhluk hidup tersusun dari ribuan sel. Dari ribuan sel tersebut, pastinya ada beberapa sel yang memiliki fungsi atau sifat sama yang kemudian bergabung membentuk sebuah jaringan. Berdasarkan aktivitas pembelahan sel, jaringan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu jaringan meristem (embrional) dan jaringan permanen (dewasa). Pada awal perkembangan tumbuhan, setiap sel melakukan pembelahan sel. Namun seiring berjalannya waktu, pembelahan sel menjadi terbatas hanya di jaringan khusus, yaitu jaringan meristem. Jaringan meristem bersifat embrionik, artinya aktif membelah. Kemudian sel-sel meristem akan mengalami spesialisasi (pengkhususan) lagi sehingga membentuk berbagai macam jaringan yang tidak lagi mempunyai kemampuan untuk membelah diri. Jaringan inilah yang disebut jaringan permanen.
Jaringan meristem menurut asal-usul terbentuknya dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu jaringan meristem primer dan jaringan meristem sekunder. Jaringan meristem primer adalah jaringan yang mengakibatkan pertumbuhan panjang dan tinggi. Jaringan ini pada umumnya terletak di ujung batang dan akar. Sementara jaringan meristem sekunder adalah jaringan yang terbentuk dari jaringan dewasa yang sudah tidak melakukan pembelahan namun menjadi embrional (aktif membelah) lagi. Contoh jaringan meristem sekunder adalah kambium dan kambium gabus (felogen). Kambium berfungsi dalam pertumbuhan sekunder tumbuhan atau dalam kata lain mampu membuat tumbuhan bertambah besar dan tinggi karena sel-selnya yang aktif membelah. Pada umumnya, kambium terdapat pada batang dan akar tumbuhan dikotil. Apa itu tumbuhan dikotil? Untuk lebih jelasnya, mari kita gali lebih dalam mengenai klasifikasi tumbuhan.
Berdasarkan klasifikasi tumbuhan berbiji, tumbuhan dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu tumbuhan berbiji terbuka (gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae). Lalu angiospermae dibagi lagi menjadi 2 macam, yaitu tumbuhan berkeping satu (monokotil) dan tumbuhan berkeping dua (dikotil). Pada tumbuhan monokotil tidak terdapat kambium. Jadi, yang memiliki kambium di bagian tubuhnya adalah kelompok tumbuhan dikotil. Sekarang, langsung saja kita bahas judul di atas mengenai lingkaran tahun (annual rings) batang dikotil.
Seperti yang sudah disebutkan di atas, pertumbuhan sekunder sendiri terjadi karena adanya kambium. Jadi, lingkaran tahun dapat terbentuk karena aktivitas pembelahan sel oleh kambium yang mengarah ke luar dan membentuk floem untuk mengangkut hasil fotosintesis, sedangkan yang ke arah dalam akan membentuk xylem yang berfungsi mengangkut air serta mineral. Aktivitas pembelahan sel ini juga dipengaruhi oleh pergantian musim maupun cuaca.Â
Pada musim hujan, aktivitas pembentukan sel xylem akan lebih besar daripada floem. Mengapa demikian? Karena pada musim hujan, air yang tersedia akan melimpah sehingga membutuhkan xylem yang lebih banyak dan berukuran besar untuk mengangkut air tersebut. Sementara ketika musim kemarau, kambium akan mengurangi pembentukan sel xylem karena jumlah air yang butuh diangkut juga tentunya sedikit, karenanya ukuran xylem akan lebih kecil dan warnanya juga menjadi lebih gelap.
Ada sebuah ilmu yang mempelajari tentang lingkaran tahun ini, yaitu dendrochronology. Dendrochronologymerupakan metode ilmiah untuk menentukan usia sebuah pohon dengan cara melihat pola lingkaran tahun yang terdapat di batang pohon tersebut. Selain memprediksi usia sebuah pohon, ilmu ini juga dapat menganalisis apa saja kejadian atau perubahan lingkungan yang terjadi pada pohon itu. Setiap kejadian yang terjadi pada pohon, entah itu kekeringan, hujan yang berlebihan, penyakit, luka-luka akibat serangga, bahkan polusi udara sekalipun pasti meninggalkan jejak pada lingkaran tahun. Lingkaran tahun ini dapat menjelaskan apa saja peristiwa yang telah terjadi pada pohon tersebut. Kita dapat mengetahui usia pada tumbuhan dikotil dengan menghitung jumlah lingkaran pada cincin tahunan tersebut.
Akan tetapi saat ini lingkaran tahun pada batang dikotil dikatakan sudah tidak valid lagi untuk menjadi patokan usia sebuah pohon. Mengapa bisa demikian? Kita tahu bahwa seharusnya lingkaran tahun pada tumbuhan dikotil terbentuk 2 warna tiap tahunnya, coklat muda dan coklat gelap. Atau dapat dibilang terbentuk 1 warna tiap musim, hujan dan kemarau. Namun yang terjadi pada saat ini adalah musim yang tidak menentu dan sering berubah-ubah.Â
Deputi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Mulyono Rahadi Prabowo, mengatakan bahwa perubahan iklim yang terjadi pada saat ini memang lebih dinamis atau banyak yang menyebutnya iklim ekstrem. Perubahan cuaca yang sekarang mulai memasuki kategori ekstrem ditandai dengan adanya gejala alam seperti angin kencang di bagian wilayah tertentu, cuaca panas dan hujan tiba-tiba. Sekarang ini, dalam satu bulan cuacanya bisa panas selama beberapa hari, kemudian hujan, lalu panas lagi. Hal ini juga tidak rutin terjadi, tiap bulan bisa berbeda-beda dan tidak teratur cuacanya.
Perbedaan iklim seperti ini juga menyebabkan beberapa jenis pohon membentuk lingkaran tahun yang berbeda-beda. Contohnya saja pohon pinus Karibia (Caribbean pine) yang tumbuh di Republik Dominika yang memiliki variasi musim yang sangat kecil. "These pines put on a ring every time there is a wet spell, commonly making 4 to 5 rings a year. So, just counting rings on these trees could lead you to overestimate their age." Jadi, karena perbedaan iklim di tempat pohon pinus Karibia tumbuh, dalam setahun ia bisa menghasilkan banyak cincin atau lingkaran tahun. Sehingga jika kita menghitung lingkaran tahun pada pohon pinus tersebut, kita bisa mengira bahwa usianya sudah tua karena ia memiliki cincin yang banyak, padahal mungkin tidak setua itu usianya.