Mohon tunggu...
Gabriel
Gabriel Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar Sekolah

Menulis disini untuk senang-senang!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kedua Sisi Jendela

28 Januari 2024   20:59 Diperbarui: 31 Januari 2024   11:45 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

   Siang itu matahari memancarkan sinarnya, terang memenuhi ruang kelas itu. Telapak tangan remaja itu melengkung seperti membentuk payung di atas dahi, mencoba menutup sinar matahari yang terpacar kearahnya. Kedua matanya menjelajah sekitar sampai akhirnya tertuju pada papan tulis. Ditambah rasa kantuk yang menerpa pikirannya, ia mendengus kesal, kemudian menidurkan kepalanya di atas meja. Di papan tulis, semuanya tertulis dengan jelas mengenai projek kelas yang harus dilakukan. 

   “Hei, bangun dong! Jangan cuma tiduran kayak gitu, ini projek serius!” seru Joel, disusul Ale yang baru saja menidurkan kepalanya di atas meja kemudian mendongak. 

   Ale yang ditegur oleh Joel hanya berdecak kesal dan mengalihkan pandangannya ke luar jendela. Joel hanya mengelus dada karena kelakuan teman kelasnya itu, kemudian ia kembali membahas proyek kelas yang sebentar lagi akan dipentaskan oleh kelasnya.

   “Oke, kita lanjut lagi ya. Jadi begini, kita kan ada proyek kelas nih. Waktunya juga mepet, menurut kalian, kapan kita mau latihan lagi?” lanjut Joel berbicara dengan teman sekelasnya.

   “Loh, kita kan sudah dikasih jam untuk latihan di hari-hari biasa oleh sekolah. Masa mau ada tambahan latihan lagi, sih?” sahut Ale yang jelas saja ia sudah dilahap kekesalan.

   “Uhm.. Menurutku gapapa sih, karena kalau semakin banyak latihan kita juga bakal tahu kurangnya latihan kita di mana. Jadi bisa dikoreksi bareng-bareng, dan ketika hari H nya bisa sempurna,” jawab Gina menanggapi Ale yang sudah diambang kesabaran itu.

   “Terserah kalian lah, aku ijin ke toilet dulu,” ucap Ale beranjak pergi menuju ke toilet.

Joel menghela nafas, berusaha untuk menenangkan dirinya. 

   “Nanti kita bakalan latihan sepulang sekolah. Aku liat dulu, apakah latihan sepulang sekolah itu efektif atau nggak,” ujar Joel, kemudian menaruh spidol beserta penghapusnya di atas meja guru dan melangkah pergi menuju bangkunya.

   Sepulang sekolah, laju langkah kaki murid-murid kelas XJ mengarahkan mereka ke aula sekolah. Joel berjalan mendahului mereka, membuka pintu aula dan berjalan masuk. Joel mengangguk, memberikan isyarat bahwa aula sekolah sudah sepi sehingga mereka bisa latihan untuk pementasan. Mereka pun memulai latihan mereka. Dimulai dengan latihan drama kemudian tarian. 

Awalnya, latihan drama tersebut berjalan dengan lancar namun..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun