Bogor - Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) menjadi ajang bergensi bagi seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Setelah menjadi juara umum PKM tahun 2022 lalu, Institut Pertanian Bogor (IPB) tetap terus semangat dan berusaha mengirimkan tim terbaiknya dalam ajang PKM 2023. Salah satunya, yaitu tim Kahirupark yang berasal dari bidang pengabdian masyarakat.
Mengusung tema waste management, tim Kahirupark berhasil lolos pendanaan PKM PM 2023, tim ini terdiri dari 5 mahasiswa dari berbagai jurusan, yaitu Zahra Qolbi sebagai ketua tim beserta empat anggota lainnya, yaitu Sakina Maya, Fio Febrian, Anita Maharani, dan Muhamad Alkamil. Tak lupa dalam perjalanannya, tim ini didampingi oleh dosen pendamping, yaitu Dr. Puji Rianti, S.Si., M.Si. dengan keahlian khusus di bidang konservasi lingkungan.
Tema besar program yang disusun oleh tim Kahirupark tersebut diangkat karena melihat permasalahan yang tak kunjung selesai di Desa Benteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, yaitu sampah yang berserakan di mana-mana.
Zahra Qolbi selaku ketua pelaksana menjelaskan bahwa adanya permasalahan di masyarakat tidak menyurutkan semangat untuk menemukan potensi dan inovasi.
“Permasalahan lingkungan di Desa Benteng, yaitu tidak adanya truk pengangkut sampah sehingga masyarakat membuang sampah sembarangan, termasuk membuang sampah ke jurang dan sungai,” ungkap Zahra.
“Kami mencoba berinovasi merancang sebuah program pengelolaan sampah dengan goals akhir, yaitu terciptanya taman eduwisata sebagai sarana pembelajaran pengelolaan sampah dan rekreasi. Hampir seluruh produk yang akan dipamerkan berasal dari sampah daur ulang yang dihasilkan masyarakat sekitar.” tambahnya.
Dalam pelaksanaannya, tim Kahirupark bermitra bersama Yayasan Perintis Pendidik Nusa. Pembelajaran pengelolaan lingkungan saat ini menjadi sangat penting dan perlu diterapkan sejak dini agar dapat membentuk karakter cinta lingkungan pada masyarakat, oleh sebab itu dipilih sasaran program, yaitu anak-anak Desa Benteng mulai dari jenjang SD, SMP, maupun SMA.
Kahirupark menjadi sebuah inovasi baru pengelolaan lingkungan yang disusun dengan lima kegiatan besar. Kegiatan tersebut tidak hanya bergerak secara kuratif tetapi juga preventif. Dimulai dari kegiatan peningkatan kesadaran terhadap permasalahan lingkungan, dilanjut dengan kegiatan peningkatan pengetahuan lingkungan, dan terakhir peningkatan keterampilan mengelola limbah yang ada di lingkungan sekitar.
“Kahirupark memiliki beberapa kegiatan yang dikategorikan berdasarkan room, sesuai materinya. yaitu terdapat introduction room, coaching room, education room, creation room, dan appreciation room. Masing masing kegiatan tersebut memiliki luaran tersendiri sebagai upaya peningkatan sikap, pengetahuan, dan keterampilan anak dalan mengelola sampah dan menjaga lingkungan” Ujar Anita selaku anggota tim.
Arfan Damari selaku Ketua Yayasan Perintis Pendidik Nusa turut senang dan mendukung adanya program Kahirupark. Hal ini karena program tersebut dapat berkontribusi membantu permasalahan di masyarakat.
“Kahirupark menjadi program yang menarik, hal ini karena program dilakukan dengan pendekatan pembelajaran lingkungan yang berwarna dan bervariasi untuk anak-anak sehingga anak-anak juga tidak bosan mengikutinya,” kata Arfan.
Puji Rianti selaku dosen pendamping berharap bahwa program ini kedepannya dapat menjadi upaya peningkatkan perekonomian dan pendapatan masyarakat sekitar melalui taman eduwisata Kahirupark.
“Saya berharap program ini tidak hanya sebagai kegiatan pengelolaan sampah pada umumnya, tetapi juga nantinya dapat meningkatkan pendapatan di masyarakat melalui produk olahan sampah yang bernilai jual dan dipamerkan di taman eduwisata Kahirupark,” pungkas Puji.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H