Dina menatap layar laptopnya dengan tatapan kosong. Jam di sudut layar menunjukkan pukul 14:17, waktu di mana gravitasi kantor terasa paling kejam. Kopi paginya sudah habis, dokumen-dokumen menumpuk di meja, dan rasa kantuk menyerangnya seperti gelombang besar.
Ia menyandarkan kepala di kursi, menutup mata sejenak, dan membatin, “Kenapa rasanya kayak aku bawa seluruh beban dunia, ya?”
DING!
Pesan dari teman lamanya muncul di layar ponsel: "Hei Din, inget nggak dulu kita selalu bilang, ‘Jangan menyerah sebelum deadline!’?”
Dina tertawa kecil membaca pesan itu. Ah, nostalgia memang punya cara unik membangkitkan semangat. Tapi, nostalgia saja nggak cukup. Ia butuh strategi. Dina mengambil napas panjang dan berdiri dari kursinya.
Misi: Melawan Lelah Dimulai.
1. Nafas Dalam: Langkah Pertama
Dina berjalan ke jendela, membuka tirai, dan memandang ke luar. Tarik napas panjang, tahan, hembuskan perlahan. Ia mengulangnya beberapa kali, membayangkan semua stres keluar bersama hembusan itu. Ajaibnya, ia merasa sedikit lebih ringan.
“Baru satu langkah, tapi kok rasanya otak udah mulai nyala lagi,” gumamnya sambil tersenyum.
2. Segelas Air: Recharge Instan
Dina bergegas ke dapur kecil, menuang air dingin ke gelas. Ia meminumnya pelan-pelan, membiarkan dinginnya mengalir ke tubuh.
“Serius, dehidrasi itu silent killer,” katanya, menatap kosong ke gelas yang kini kosong.
3. Peregangan: Ritual Penting