Mohon tunggu...
Ge
Ge Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger/Penulis

Blogger dan penulis yang suka membaca dan menonton. Suka menulis cerita fiksi, puisi-prosa (sirosa), opini, resensi dan banyak lagi. Tertarik pada intrik-intrik politik dan berbagai macam gosip yang bisa memperkaya cerita. Anti hoaks dan anti intimidasi. Menyalurkan hobi gambar dan ilustrasi di Instagram.com/gambarable. Ngetuit di X.com/gesiahaya. Ngeblog di gratcianulis.blogspot.com dan berbagi tips menulis fiksi di kampungfiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Revolusi Tubuh: Manifesto Yasmine Wang

29 November 2024   22:13 Diperbarui: 30 November 2024   10:51 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Manifesto Yasmine Wang

Aku tidak bergabung dengan mereka karena percaya pada visi mereka. Aku bergabung untuk menghancurkan dari dalam.

Matematika adalah bahasa pertamaku. Sejak kecil, aku memahami bahwa dunia diatur oleh algoritma, bukan emosi. Di Eterna, aku tidak hanya peretas. Aku adalah arsitek sistem. Mereka memercayakan keamanan mereka padaku, tanpa tahu bahwa setiap line code yang kutulis adalah manifest perlawanan.

Mereka ingin tubuh manusia menjadi produk yang dapat dimodifikasi seperti perangkat lunak. Tapi aku melihat lebih jauh. Setiap algoritma yang mereka gunakan untuk menciptakan "kesempurnaan" adalah bukti bahwa tubuh telah menjadi komoditas.

Mereka tidak tahu bahwa aku sedang merancang akhir mereka.

III.

Richard Wang, ayahku, bukan sekadar dokter estetika. Ia adalah pelopor teknologi modifikasi tubuh. Di balik pintu tertutup, ia memimpin eksperimen yang mengubah tubuh manusia menjadi mesin biologis.

Tapi setiap sistem memiliki celah.

Suatu malam, aku menemukan dokumen rahasia yang membongkar konsekuensi mengerikan dari teknologi ini: kerusakan syaraf, kehilangan sensasi, dan—paling parah—bunuh diri massal di kalangan pengguna.

Aku menghubungi Bumi, mantan profesor bioetika yang memimpin gerakan bawah tanah bernama "Tubuh yang Terakhir." Mereka melawan komodifikasi tubuh, berusaha mengembalikan hak atas tubuh kepada manusia.

“Selamat datang di perang, Yasmine,” kata Bumi saat kami bertemu.

IV.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun