Mohon tunggu...
Faza rijalalfath
Faza rijalalfath Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mercu Buana Jakarta Barat

Nama : Faza rijal alfath Nim : 41521010086 Matkul : Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB Dospem : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak Instansi : Universitas Mercu Buana Meruya Jakarta Barat

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

TB2 Aplikasi Pemikiran Panopticon Jeremy Bentham dan Kejahatan Struktural Menurut Giddens Anthony

30 Mei 2023   14:40 Diperbarui: 1 Juni 2023   06:56 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Berkas Pribadi

Kedua, memahami pola pikir Panopticon membantu mengidentifikasi risiko penyalahgunaan kekuasaan dan pelanggaran privasi. Inspeksi yang berlebihan dapat menyebabkan penyalahgunaan kekuasaan oleh otoritas atau institusi. Ketika kita memahami penerapan pemikiran panoptikon, kita dapat lebih kritis dan sadar menanggapi praktik-praktik yang melanggar hak-hak individu.

Ketiga, pemahaman ini juga penting untuk keputusan yang menyeimbangkan keamanan informasi dan privasi. Keputusan kebijakan tentang pengawasan harus mempertimbangkan hak-hak individu dan memastikan keseimbangan yang tepat antara melindungi masyarakat dan kebebasan individu. Dengan memahami penerapan pemikiran panoptik, dapat dirumuskan kebijakan yang lebih transparan, adil, dan efektif.

How: Penerapan konsep Panopticon dalam konteks kekinian

Menerapkan pemikiran panoptik dalam konteks modern membutuhkan pendekatan yang bijaksana, berpikiran maju dan etis. Ini menyangkut privasi, kebebasan individu, penyalahgunaan kekuasaan dan kesejahteraan spiritual. Penerapan yang benar dan seimbang dari konsep ini dapat membantu kita menciptakan sistem pengawasan yang menghormati hak individu dan meningkatkan keamanan yang efektif di masyarakat saat ini. 

Berikut adalah beberapa studi kasus penerapan konsep Panopticon dalam konteks modern:

1. Kontrol dan keamanan:

Konsep Panopticon diterapkan di area keamanan dan pengawasan modern, seperti penggunaan CCTV dan alat pengawasan digital. Bahkan jika tidak ada pengawasan langsung, persepsi pengawasan terus menerus memiliki efek pengendalian.


2. Pendidikan:

Konsep panopticon diterapkan dalam sistem pendidikan, khususnya pembelajaran daring. Platform pembelajaran online menciptakan rasa kendali konstan, yang dapat memengaruhi motivasi dan perilaku belajar siswa.


3. Dunia kerja dan manajemen:

Prinsip Panopticon diterapkan dalam manajemen untuk meningkatkan efisiensi personel. Berkat pemantauan terus menerus, karyawan mematuhi aturan dan meningkatkan produktivitas.


4. Media Sosial dan Pengawasan Digital:

Konsep Panopticon mengacu pada penggunaan media sosial dan praktik privasi. Pengguna merasa terus-menerus diawasi dan dinilai oleh orang lain, yang dapat menimbulkan implikasi psikologis dan sosial yang kompleks.


5. Dampak sosial dan teknologi:

Konsep panopticon sangat penting dalam konteks “Big Data” dan pengumpulan data secara massal. Memahami implikasi panoptikon membantu kita mempertimbangkan implikasinya terhadap privasi, kebebasan individu, dan konsekuensi dari penggunaan informasi secara luas.

Kesimpulan 

Dalam konteks yang semakin terhubung dan terekspos pada teknologi, pemikiran panoptik Jeremy Bentham menawarkan wawasan berharga tentang pengawasan dan pengawasan. Meskipun konsep ini kontroversial, namun perlu mempertimbangkan keseimbangan antara keamanan, privasi, dan kebebasan individu di dunia saat ini. Dengan pemahaman yang cermat, kerja sama yang erat, dan keadilan, kita dapat mengembangkan pendekatan yang bertanggung jawab terhadap penerapan konsep Panopticon.

Pemahaman yang mendalam tentang penerapan pemikiran panoptikon Jeremy Bentham dalam konteks modern memberikan dasar untuk merumuskan kebijakan yang bijak dan menjaga keseimbangan antara jaminan sosial dan hak-hak individu. Saat melamar, penting untuk mempertimbangkan prinsip-prinsip etika, privasi, dan kebebasan individu. Keterlibatan masyarakat, partisipasi publik, dan transparansi dalam pengambilan keputusan adalah kunci untuk menghindari penyalahgunaan kekuasaan dan pelanggaran privasi.

Pendekatan yang berfokus pada perlindungan privasi dan kebebasan individu juga penting dalam pengembangan teknologi pengawasan. Inovasi dalam keamanan data, enkripsi data, dan algoritme yang adil dapat membantu mengurangi risiko penyalahgunaan dan melindungi privasi individu. Selain itu, juga sangat penting untuk mengedukasi masyarakat dan menyadarkan mereka akan hak-haknya terkait dengan pengawasan.

Mempertimbangkan tantangan penerapan pemikiran panoptik dalam konteks modern, langkah-langkah berikut dapat diambil untuk mencapai keseimbangan antara pengawasan yang efektif dan perlindungan privasi individu:

1. Aturan hukum yang kuat:

Kerangka hukum yang jelas dan tegas diperlukan untuk mengatur penggunaan teknologi pengawasan dan pengawasan. Untuk memastikan bahwa hak individu dilindungi secara memadai, undang-undang privasi dan perlindungan data yang komprehensif harus dirumuskan dan ditegakkan.


2. Transparansi dan akuntabilitas:

Lembaga dan organisasi pengawas harus bertindak secara terbuka dan bertanggung jawab. Mekanisme pemantauan independen dan audit rutin harus memastikan bahwa data yang dikumpulkan digunakan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan dan tidak ada penyalahgunaan.


3. Penggunaan teknologi secara etis:

Etika harus memandu pengembangan dan penerapan teknologi pengawasan. Desain ramah privasi, penggunaan data yang adil, dan perlindungan terhadap diskriminasi harus menjadi fokus saat mengembangkan teknologi pengawasan.


4. Pendidikan dan kesadaran publik:

Masyarakat perlu diberikan pemahaman yang kuat tentang hak privasi mereka, dampak potensial dari pengawasan yang berlebihan dan bagaimana melindungi diri mereka sendiri di dunia yang semakin kompak. Pelatihan etika digital dan literasi privasi yang efektif harus menjadi bagian integral dari kurikulum.


5. Kerjasama antara para pihak:

Berbagai pemangku kepentingan harus dilibatkan dalam pengambilan keputusan terkait penerapan pemikiran panoptik, antara lain pemerintah, akademisi, pakar hukum, pembela HAM, dan masyarakat sipil. Dengan menggabungkan perspektif yang berbeda, kebijakan yang lebih berimbang dan responsif dapat dirumuskan.

Dalam menghadapi perkembangan teknologi yang pesat, tantangan privasi, dan potensi penyalahgunaan kekuasaan, penting bagi komunitas untuk terus berdiskusi, meneliti, dan tetap mengikuti perkembangan terbaru dalam penerapan pemikiran Panopticon. Dengan cara ini kita dapat membuat kerangka kerja yang tepat untuk menghadapi tantangan pengawasan dalam konteks modern, dengan mempertimbangkan hak-hak individu, keadilan dan jaminan sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun