Tantangan paling besar adalah mengenai kesiapan industri di Indonesia menyikapi undang-undang Jaminan Produk Halal itu. Menurut pihak MUI yang hadir dalam Worshop Halal, produsen yang peduli untuk mendaftarkan produknya dan mendapatkan sertifikat halal baru mencapai 60 %.
Tantangan kedua adalah minimnya SDM dan infrastuktur yang memadai seperti para ahli di bidang auditor halal dan produk halal. Dalam konteks inilah kemudian Mesjid Salman mendirikan Halal Center yang salah satu tujuannya adalah menyediakan layanan sertifikasi produk serta mendidik SDM yang profesional.
Indonesia Pusat Pengembangan Vaksin Halal
Isu vaksin yang berasal dari babi menjadi salah satu hal yang menjadi pertanyaan yang mencuat dalam acara Bridging Halal Workshop yang diadakan oleh Halal Center Salman ITB. Isu ini memang menjadi panas ketika disinyalir bahwa beberapa vaksin yang diproduksi oleh Bio Farma khususnya vaksin polio berasal dari babi. Akibatnya, banyak orang tua muslim yang enggan untuk mengikuti program imunisasi. Padahal, dari sisi medis, program imunisasi sangat diperlukan untuk memberantas penyakit polio dan penyakit lainnya.
Nurainy, salah seorang staf R&D Biofarma menjelaskan bahwa tidak ada satupun vaksin yang bahannya berasal dari babi. “Semua vaksin diambil dari sumber yang halal. Bahkan vaksin polio yang disebut-sebut berasal dari babi, juga diambil dari manusia,” katanya. “Khusus untuk vaksin polio memang dalam prosesnya ada yang bersinggungan dengan zat yang berasal dari babi. Yaitu ketika proses pelepasan virus polio dari plastik tempat menempelnya,” tambah Nurainy.
[caption caption="Biofarma berupaya membuat vaksin halal (biofarma)"]
Kehalalan proses pembuatan vaksin polio ini diperkuat juga dengan beberapa sertifikat halal dari MUI dengan nomor 00140074591115 tanggal 8 November 2015. Selain itu, Biofarma mendapat sertifikat halal untuk vaksin polio dari Organisasi Konfrensi Islam (OKI/OIC) dengan nomor OIC/CAB-16/2004/2324.
Beberapa negara anggota OKI seperti Iran dan Saudi bahkan melakukan kerjasama pengembangan vaksin halal bersama Biofarma. Sebenarnya terdapat beberapa negara Islam yang memiliki industri vaksin seperti Malaysia, Mesir, Tunisia, dan Pakistan, tetapi keunggulan Indonesia terletak pada pra kualifikasi yang diperoleh dari WHO.
M. Rahman Rustan selaku Corporate Secretary Biofarma mengungkapkan bahwa Indonesia menjadi pemimpin dalam pengembangan vaksin halal. Iran yang juga mengembangkan vaksin halal menjadikan Indonesia sebagai acuan dalam pengembangan vaksin dalam negerinya. Tak hanya dengan Iran, Biofarma bekerja sama dalam pengembangan vaksin halal ini dengan negara-negara anggota OKI seperti Saudi dan Tunisia.
Halal Center Salman ITB
Halal Center Salman ITB adalah salah satu LPH yang lahir dari kegalauan akan kehalalan produk-produk massal yang tersebar di Indonesia. Padahal bagi umat Islam, masalah halal atau tidaknya suatu komponen merupakan hal krusial. Betapa tidak, halal atau tidaknya sesuatu akan berimbas pada keberkahan dan kesehatan hidup seorang muslim.
Halal Center Salman ini memiliki empat fungsi utama. (1) Menyediakan layanan sertifikasi ptoduk, (2) Mendidik SDM yang profesional, (3) Menjalankan fungai advokasi, agar UKM/masyarakat tidak bingung saat menjalankan proses sertifikasi, dan (4) Melaksanakan penelitian terkait, termasuk makroekonomi dan mikroekonomi.
Dalam rangka menjalankan empat misi utama tersebut, Halal Center Salman bekerja sama dengan ITB. Memang, Halal Center Salman tidak memiliki laboratorium untuk memeriksa kehalalalan satu produk dan ITB memilikinya. Dalam proses ini Halal Center Salman akan bekerja sama dengan berbagai disiplin pengetahuan, maka Halal Center Salman bekerja sama dengan beberapa fakultas seperti, STEI, SITH, SF, FMIPA, FTI, dan SBM.