Mohon tunggu...
Fajr Muchtar
Fajr Muchtar Mohon Tunggu... Guru - Tukang Kebon

menulis itu artinya menyerap pengetahuan dan mengabarkannya https://www.youtube.com/c/LapakRumi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Seribu Mesjid Satu Jumlahnya

13 Februari 2016   08:46 Diperbarui: 13 Februari 2016   14:01 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penjelajahan Taufik juga merentang batas-batas sektarian. Sunni, Syi’ah dan juga Ahmadiyah yang digambarkan saling bermusuhan, dalam tulisan Taufik bisa tampil mesra, damai dan tentram. Maka menjejaklah kaki Taufik di mesjid tertua di Jerman yang merupakan mesjid Ahmadiyah. Di Tbilisi, Georgia Taufik melihat kerukunan Sunni dan Syiah. Di sini, mereka bisa shalat bareng tanpa saling mengkafirkan. Mesjid Syiah di Hamburg pun tak lepas dari kunjungannya. Kata Taufik, “Pengembaran ke Mesjid Imam Ali ini memang memperkaya jiwa, karena memberikan wawasan yang luas tentang keberadaan Islam di Eropa, terlepas dari aliran atau Madzhabnya”.

[caption caption="Zayed Grand Mosque, Uni Emirat Arab"]

[/caption]Saya ingat tentang mesjid sunni di negara Islam dengan mayoritas Syiah terbesar yaitu iran. Di Iran, diisukan bahwa sunni dilarang membangun mesjid. Hal ini saya tanyakan kepada teman saya, Agha Razi. Dia menjawab, “mesjid itu rumah Allah yang diperuntukan bagi siapa saja yang mau beribadah. Tidak layak rasanya kalau kita mengaitkannya dengan satu kelompok tertentu dan mengatakan ini mesjid syiah dan ini mesjid sunni.” Itulah, seribu mesjid satu jumlahnya. (lihat : Biadab, Nasib Sunni di Negeri Syiah Iran)

Saya pikir itulah hakikat perjalanan dan pengembaraan, “Memperkaya wawasan!”, betullah perkataan yang menyebutkan bahwa perjalanan adalah sekolah kehidupan yang besar. Orang yang suka mengembara akan memiliki pandangan lebih luas dibanding yang jarang piknik. Maka pengembaraan taufik ke berbagai mesjid di belahan dunia itu membuat saya iri setengah mati. Karena belum bisa mengembara seperti dia, maka saya baca bukunya, dan jadilah saya ikut mengembara bersamanya.

Bahkan seribu masjid, sejuta masjid
Niscaya hanya satu belaka jumlahnya
Sebab tujuh samudera gerakan sejarah
Bergetar dalam satu ukhuwah Islamiyah (Emha Ainun Nadjib)

 [caption caption="Seribu Mesjid, Satu Jumlahnya"]

[/caption]

Buku : Mengembara ke Masjid-masjid di Pelosok Dunia

Penyusun : Taufik Uieks (Taufik Hidayat)

Penerbit :  Peniti Media

Tahun : 2015

Hlm: 313

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun