Mohon tunggu...
Fajr Muchtar
Fajr Muchtar Mohon Tunggu... Guru - Tukang Kebon

menulis itu artinya menyerap pengetahuan dan mengabarkannya https://www.youtube.com/c/LapakRumi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

#DatsunRisersExpedition, Perjalanan dan Inspirasi (2)

20 Januari 2016   20:48 Diperbarui: 20 Januari 2016   21:21 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="#DatsunRisersExpedition, Perjalanan dan Inspirasi (2)"][/caption]"Ruhmu kan memelukmu dan menarikmu" kata Rumi bercerita tentang bagaimana orang bisa sampai ke tempat impiannya. Bayangkan saja dan biarkan sang ruh bekerja dengan caranya. Ruhmu akan ke sana lebih dulu dan kemudian membuat titian tangga dari ujung satunya. Jika kita pun membuat titian tangga dari sisi kita maka pelukan ruh itu akan terjadi lebih cepat, Dan... Aloha DERAWAN.... Aku akan memelukmu erat. Erat sekali.

Bagi saya, Derawan memanglah mimpi belaka. Namun dia adalah mimpi yang bergerak dengan misterius. Di ujung sana dia membuat tangga, dan di ujung satunya, saya membangun mimpi itu dengan mimpi. Ya. Sekedar mimpi. Berbagai lomba saya ikuti agar bisa sampai ke tempat-tempat impian. Beberapa nyaris saja dan beberapa nyarispun tidak. Namun asa ini tak pernah berhenti. Dan Akhirnya satu mimpi terwujud bersama #DatsunRisersEspedition dan karena #berkahngeblog.

[caption caption="Serasa milik sendiri, yang lain ngontrak"]

[/caption]

Yaah kok jadi mellow begini ya? Padahal perjalanan lanjutan dari #DatsunRisersExpedition edisi lautan ini serunya luar biasa. Memang setibanya di Berau, perjalanan menggunakan Datsun Go Panca tidaklah sepanjang beberapa hari sebelumnya. Hanya dari hotel ke pelabuhan perahu atau ke Bandara. Jaraknya tak jauh. Hanya butuh waktu 15 menitan hingga 1 jam.

Hari 3 : Derawan memang menawan

Untuk menikmati keindahan Derawan, peribahasa “berakit-rakit ke hulu bersenang senang kemudian” merupakan gambaran yang pas. Sebab perjalanan kami ke sini melewati berbagai macam rintangan dan cobaan. Ciee. Emang apa rintangan dan cobaannya? Maksudnya perjalanan kami ke Derawan yang melewati darat adalah proses berakit-rakitnya. Nah mana bersakit-sakit di sini lebih pada usaha keras untuk sampai tujuan.

[caption caption="para ikan di dermaga"]

[/caption]

Tidak mudah lho melakukan perjalanan darat dari Sepinggan hingga Berau. Apalagi rombongan kami berjumlah 15 mobil Risers, kru media dan mekanik. Dua hari perjalanan kami lakukan melewati berbagai kota, desa dan juga hutan belantara.

Jangan bayangkan perjalanan dari sungai menuju muara dan laut lepas adalah perjalanan yang mulus. Badan kapal seperti dipukul-pukul kayu saat bertabrakan dengan air. Penumpang seperti dihempas-hempas ke kursi atau fiber. Goncangannya lebih keras ketimbang saat Datsun Go Panca melibas jalanan.

[caption caption="Indahnya saat terbenam"]

[/caption]

Walau terasa klise, saya tetap bilang keletihan perjalanan menuju Derawan sirna saat menjejakan kaki di dermaga pulau itu. Pantai berpasir putih dengan hiasan karang yang indah menyambut kami di siang itu. Ikan berwarna warni berenang dengan aman. Bukan hanya karena di situ ada tulisan larangan memancing, namun pihak Cottage betul-betul menjaga kelestarian terumbu karang dan ikan itu. “Orang datang ke Derawan karena keasrian alamnya. Kalau itu rusak, siapa yang mau datang ke sini” kata Jamal pegawai asal Tasik yang bekerja di Cottage itu.

Setelah makan siang, ekplorasi dimulai. Yang pertama diekplorasi adalah pantai Gosong berpasir putih. Dilanjutkan dengan snorkeling di dermaga. Kedatangan kami disambut seekor penyu yang menampakan dirinya dan kemudian menyelam di kedalaman laut. Dia datang lagi saat semua Risers selesai snorkeling dan berada di dermaga.

Di Derawan, saat matahari tenggelam adalah keindahan sendiri. Kami sampai menunggu detik-detik si mentari tenggelam dengan sabar. Keindahan matahari terbit tak kalah juga dengan saat tenggelamnya. Ditambah pagi suasana lebih adem. Pokoknya betul betul menawan.

[caption caption="Indahnya saat terbit"]

[/caption]

Hari 4 : Kakaban Kita

Perjalanan selanjutnya adalah Kakaban. Dari Derawan, Kakaban bisa ditempuh selama satu jam. Waktu itu sangat singkat karena kehebohan para riser. Ngobrol dan bercanda semakin cair setelah berhari-hari melakukan perjalanan bersama.

Kakaban cantik dan unik luar biasa. Danau asin di tengah pulau itu menyimpan keunikan yang hanya ada dua di dunia. Keunikan itu adalah adanya ubur-ubur tanpa sengat. Menurut yang saya baca di internet, Kakaban dulunya adalah lautan. Pada masa penyurutan, ada ubur-ubur yang terjebak di danau tengah pulau. Mereka kemudian kehilangan kemampuan penyengat mereka.

[caption caption="Salaman dengan ubur-ubur Kakaban"]

[/caption]

Kami hanya diberi waktu sejam bercengkerama dengan ubur-ubur unik Kakaban. Sebabnya air surut bisa mengharuskan kapal menarik jangkar dan parkir agak jauh. Dengan terjadi, para riser harus berjalan agak jauh agar bisa masuk kapal. Untungnya para riser sangat cekatan sehingga masih bisa masuk kapal tanpa harus berjalan.

Perjalanan pulang lebih banyak diisi dengan keheningan. Rasa capek dan ngantuk membuat para riser tertidur dengan pulasnya hingga kami sampai di dermaga Sungai Kelay, di mana mobil Datsun sudah menunggu untuk mengantar kami kembali ke Hotel.

Malam harinya adalah malam penganugrahan dua tim Risers terbaik. Tim terbaik yang terpilih adalah risers 1 sebagai juara kedua, dan risers 5 sebagai juara satu. Setelah itu, setiap risers menghabiskan kebersamaan di sekitar kolam dan tim risers 1 malah ketiduran dan kehilangan momen belah durian di dekat kolam renang. Yaaah.

[caption caption="letiih."]

[/caption]

Hari 5 : Kita adalah Keluarga

Eeh… sudah waktunya pulang lagi nih. Padahal para riser sedang rame-ramenya berhaha hihi mengenang berbagai momen lucu. Celetukan-celetukan khas sering membuat suasana jadi geeer mengundang tawa. Perjalanan beberapa hari ini menjadikan para risers sebagai sebuah keluarga. Keluarga DatsunRisersExpedition.

Akhirnya kami menuju Bandara Kalimarau yang cantik dan meninggalkan Berau. Dengan menggunakan pesawat Bombardier CRJ 1000 sebagian besar risers menuju Balikpapan dan dilanjutkan ke Jakarta. Sebagian lagi menunggu penerbangan lain menuju kota masing-masing. Secara resmi perjalanan memang selesai sampai di sini. Namun kenyataannya di dunia medsos hubungan kekeluargaan ini masih berlanjut. Insyaallah terus hingga etape akhirat.

[caption caption="Kita adalah keluarga DatsunRisersExpedition"]

[/caption]

 

Link lainnya :

1. Datsun Risers Expedition, Lebih Dari yang Dibayangkan

2. Jalan Panjang menuju Miau

3. Dalam berbagi ada kehidupan

4. Bertemu Penyu di Derawan

5. Safety Driving Saat Konvoy

6. Menjaga Kakaban Kita

7. #DatsunRisersExpedition : Perjalanan dan Inspirasi (1)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun