Ah sayang, Mahakam mesti dilewati saja. Kami harus segera ke Sempaja (Diler Datsun di Samarinda), tempat perjalanan kami menjelajah Kalimantan dimulai secara resmi. Setelah briefing, tiap grup riserpun diberangkatkan. DATSUN RISERS EXPEDITION…. GOOOO. Mobil kami meluncur. Kali ini Shendy Adam mengemudi.
Perjalanan menuju Sangatta ternyata lebih sulit ketimbang etape awal. Banyak jalan berlubang yang menyulitkan pengemudi. Beruntung selain Bang Shendy Adam yang lihai mengendalikan mobil, Datsun juga lincah merespon gas dan rem. Perjalanan menjadi menarik karena dihiasi lembayung sore keemasan hingga sampailah kami di Sangatta.
[caption caption="Libas brooo.."]
Hari ini saya yang pegang kemudi. Perjalanan pertama menuju Kampung suku Dayak di Miau. Saya betul-betul merasakan geliat performa Datsun yang ciamik menaklukan jalan yang 30 % betul-betul hancur. Di jalanan seperti ini manuver-manuver lincah sangat diperlukan. Saat dikendalikan Datsun mampu diajak bekerja sama melibas tanjakan, turunan dan apalagi di jalan datar. Di salah satu trek lurus, Datsun dipacu hingga lebih dari 100 km/jam dan tetap stabil.
Hutan menghijau dengan pohon yang tinggi menjadi keindahan yang menghibur saya. Saya takjub kala melihat sebuah pohon dengan batang yang besar ada di jajaran hutan belantara. Dia berdiri lurus menjulang langit seakan hendak meraih mentari. Saat kaca mobil dibuka, udara khas gunung memasuki kabin. Udara itu mampu mengusir keletihan mengendarai mobil. Suara burung dan hewan-hewan hutan sering terdengar menyapa telinga. Lebih merdu daripada suara musik yang sering didengar di tape recorder manapun.
Pelajaran penting hari ini adalah pertemuan dengan suku Dayak Miau. Saat bertamu ke suku Dayak Miau, kami diterima di sebuah ruang pertemuan yang dibuat dari kayu. Bangunan itu sangat megah dan indah. Terbuat dari kayu besar dan dihiasi dengan ukiran serta gambar berwana ceria. Sepertinya orang-orang ini hidup berbahagia dengan alam yang mereka tempati. Di sini saya menemukan keceriaan, optimisme dan harmomi.
Di sini tim Datsun memberikan sumbangan kepada SDN 01 Miau dan para riser berinteraksi dengan anak-anak SD itu. Berbincang, mengajak bermimpi dan berkreasi. Secara kasat mata kami memberikan sesuatu pada mereka, namun saya merasakan bahwa yang saya dapat dari mereka jauh lebih besar lagi.
Setelah enam jam lebih berkendara, akhirnya kami sampai di Tanjung Redeb, ibu kota Kabupaten Berau. Kota kecil yang ramai ini menjadi persinggahan para turis yang akan ke Derawan atau para pekerja tambang batu bara. Besok kita tidak akan berbicara tentang jalan… karena perjalanan berganti menjadi perjalanan laut.
Â