Mohon tunggu...
Fajr Muchtar
Fajr Muchtar Mohon Tunggu... Guru - Tukang Kebon

menulis itu artinya menyerap pengetahuan dan mengabarkannya https://www.youtube.com/c/LapakRumi

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Wajah Ukhuwah Pesantren Babussalam

24 Oktober 2015   07:05 Diperbarui: 24 Oktober 2015   07:05 2649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Mengkaji tashawuf sebagai khazanah islam yang kaya (Dok Republika)"][/caption]Sejak Babussalam berdiri isu Syiah sudah mampir ke haribaan pesantren ini. Cuma saja kali ini intensitasnya memang lebih deras. Keberadaan sosial media membuat isyu ini berputar-putar seperti roda gila dan tak ada yang bisa menghentikannya kecuali kiamat telah datang.

Saya masih ingat, saat peringatan hari besar Islam yang diadakan di Babussalam, ada yang menjual lukisan Imam Khomeini qs. yang dijual di stand dagang. Tahun 80-an Imam Khomeini adalah ikon perjuangan kaum musthad’afin melawan mustakbirin. Para pemuda Islam pasti mengidolakannya.

Tak lama kemudian munculah isue bahwa Babussalam mendapat suntikan dana revolusi dari Iran. Tentu saja dana itu tak ada, boro-boro dapat dana revolusi, lha wong untuk setiap acara yang dibuat, Babussalam mesti mencarinya dengan pontang panting. Perlu saya tekankan bahwa hingga detik ini, Babussalam tak pernah mendapat kucuran dana dari Iran.

Masih pengalaman di Babussalam. Dulu kalau para santri shalat di mesjid pasti akan langsung melihat ke kamar yang terpasang gambar Imam Khomeini. Satu hari ada beberapa orang yang datang dan melihat gambar itu. Setelah bertanya ke beberapa santri, orang itu tak jadi shalat. Pasalnya apa? Babussalam sudah Syiah.

[caption caption="Beberapa buku karya KH. Muchtar Adam, diantaranya adalah buku Dinamika Perbandingan Madzhab"]

[/caption]Hanya dengan melihat foto orang kemudian mengambil kesimpulan. Padahal di kamar itu juga ada lambang Garuda Pancasila dan Muhammadiyah. Entahlah, kalau di kamar itu terpasang gambar mobil balap, mungkin Babussalam juga disebut sirkuit balap.

Kini, Babussalam juga disebut sebagai salat satu sekolah Syiah. Broadcast dari WA, BBM dan internet dikirim dan disebarkan dengan sangat massif sementara yang mau tabayyun hanyalah sedikit.

Sampai saat ini saya masih bingung mengapa Pesantren Babussalam dikategorikan sebagai salah satu sekolah syiah, padahal kalau kedutaan Iran membawa tamu ke Pesantren, mereka akan mengenalkan Babussalam sebagai Pesantren Ahlu Sunnah. Di sini kadang saya merasa lucu.

Nah kalau berdasarkan BC aneh itu, Babussalam disebut Syiah karena mengajarkan fiqih perbandingan lintas madzab dan memasukan Madzhab Ja’fari ke dalamnya. Ini tentu pandangan aneh. Tidak tahukah mereka bahwa UIN dan Al Azhar juga mengajarkan fiqih dan ilmu kalam lintas madzhab? Bukan hanya lima madzhab, tapi delapan madzhab. Sepertinya mereka memang kurang piknik.

[caption caption="ada yang gembira dengan permusuhan Sunni dan Syiah"]

[/caption]Jika dengan mengajarkan fiqih lima madzhab itu disebut Syiah, maka semua UIN di Indonesia pun harus disebut syiah. Jika mengajarkan fiqih perbandingan adalah Syiah maka Al Azhar Kairo juga pastilah Syiah. Dengan demikian kaum muslimin harus mewaspadai seluruh UIN dan Al Azhar Kairo.

Saya menyarankan agar orang-orang imbesil yang menyebarkan BC tak jelas itu juga memasukkan semua UIN di Indonesia dan Al Azhar Kairo serta institusi yang mengajarkan fiqih perbandingan. Kalau perlu buat petisi agar para orang tua yang mengirimkan anaknya ke UIN atau Kairo segera menarik anak-anaknya.

Fiqih perbandingan diajarkan di Babussalam dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa sering kali kesalahpahaman disebabkan ketidaktahuan. Dulu orang memperdebatkan masalah bilangan taraweh, qunut atau tahlilan karena tak mengetahui posisi dan dalil masing-masing madzhab.

Di Babussalam, perbedaan madzhab itu dikaji secara komprehensif dan sejajar. Tak satu pendapatpun dihakimi dan diganjar kartu merah BID’AH, sesat dan KAFIR.

Di Pesantren Babussalam santri dikenalkan kepada berbagai madzhab, Khazanah keilmuan mereka diperkaya dengan berbagai sudut pandang yang kerangkanya adalah persaudaraan sesama muslim. Harapannya, ketika sudah membaur dengan masyarakat para santri alumni Pesantren Babussalam ini bisa memberikan keterangan yang teduh dan menghilangkan prasangka akibat ketidak tahuan.

Demikian juga dengan pengajian-pengajian yang dilakukan oleh pesantren Babussalam. Kerangkanya selalu perbandingan madzhab dan ukhuwah. Makanya orang Muhammadiyah yang ngaji di Babussalam akan semakin yakin dengan yang diamalkannya, dan orang NU yang ngaji di Babussalam semakin yakin dengan keyakinannya. Semua mendapatkan kepuasan dalam pengamalannya dan tak satupun yang saling mencela. Bukankah hal seperti indah?

Tentang Ukhuwah

Seperti sudah dijelaskan bahwa kerangka dakwah di Pesantren Babussalam adalah ukhuwah Islamiyah. Ukhuwah Islamiyah jelas ajaran Nabi Muhammad. Di sini kembali saya bingung. Mereka yang menolak ukhuwah Islamiyah itu mengikuti ajaran siapa?

Al Qur’an jelas menyebutkan bahwa “Orang mukmin itu bersaudara” (Al Hujurat : 10). Rasul secara tegas menyebutkan orang mukmin itu seperti satu jasad, satu bangunan dan mereka bersaudara. Lha ini ada orang yang mencoba menyelisih Allah dan Rasul-Nya tapi ngaku Islam?

KH. Muchtar Adam meyakini bahwa siapa saja yang bersyahadat adalah seorang muslim dan kehormatan mereka terjaga. Sebagaimana orang-orang Sunni, orang Syi’ahpun bersyahadat dengan syahadat yang sama. Ada banyak kesamaannya di samping beberapa perbedaan furu’iyah. Maka KH. Muchtar Adam memasukan Syiah sebagai salah satu madzhab Islam. Yang berpendapat seperti itu sangat banyak.

Jika karena mengajarkan ukhuwah sesama kaum muslimin disebut Syiah, maka Rasulullah juga adalah Syiah. Jika mengajarkan ukhuwah adalah syiah, maka para pendiri Muhammadiyah dan NU juga adalah Syiah.

Sebagai Pesantren dengan kerangka ukhuwah, Babussalam memiliki wajah yg beragam. Sunninya sangat banyak, Syiahnya melebur di antara yang banyak itu. NU, Muhammadiyah nya bejibun, IJABI-nya juga ada. Ada yang PERSIS, apalagi yang PERSIB. Semua lebur dalam harmoni persaudaraan. Sekali lagi, tidakkah ini indah?

[caption caption="seorang syiah shalat di mesjidil haram... Kafir?"]

[/caption]Bayangan Mesjidil Haram dan Nabawi beterbangan di benak saya. Di dua masjid tambatan hati kaum muslimin ini, semua madzhab ada. Satu waktu saya bisa duduk diapit oleh saudara-saudara dari Afrika bermadzhab Maliki, dan orang Iran bermadzhab Syi’ah. Kami bisa duduk bersama dan tidak saling mengkafirkan. Bisa ngobrol dengan mereka, tidakkah ini indah?

Babussalam adalah pesantren yang lahir dari umat. Pesantren ini tidak berafiliasi ke satu madzhab atau organisasi manapun, hanya Islam saja. Babussalam boleh diklaim pesantrennya NU, Muhammadiyah atau IJABI. Dia pesantren Ahlusunnah dan juga Syiah. Eh, memangnya Syiah pernah mengklaim Babussalam Syiah? Atau mungkin itu hanya imajinasi dari orang stres yang sedang mengais nafkah dari cukong-cukong pemecah belah Islam.

Untuk mendukung pandangannya itu KH. Muchtar Adam mengirimkan santri-santrinya ke berbagai negara pusat Islam. Mereka dikirim ke Sudan, Jordania, Mesir dan Iran. Salah satu amunisi menyerang Babussalam dan KH. Muchtar Adam adalah karena menyekolahkan anaknya ke Iran.

Ibuku punya jawaban telak buat mereka. Jika karena menyekolahkan anaknya ke Iran lalu disebut Syiah, bagaimana dengan mereka yang menyekolahkan anaknya ke negara kafir?

Memang Pesantren Babussalam sering dikunjungi ulama-ulama Syiah, karena pesantren ini dianggap sebagai pesantren Ahlu Sunnah (sekali lagi, pesantren Ahlu Sunnah!) yang berhasil menerapkan ukhuwah Islamiyah. Ulama-ulama Ahlu Sunnah yang datang juga sangat banyak. Kalau ada ulama dari golongan Islam manapun yang mau berkunjung ke Babussalam tentu saja akan diterima dengan hangat.

Mengapa susah tabayyun?

Satu saat, satu rombongan DKM dari Mesjid Baitul Huda Geger Kalong, datang ke Pesantren. Di Geger Kalong itu, memang santer isyu pengajian Babussalam yang diadakan di salah satu rumah jamaah di Gerlong adalah pengajian Syiah. Mereka ingin ketemu dengan KH. Muchtar Adam, Pimpinan Pesantren Babussalam sekaligus membuktikan ke-Syiahan Babussalam.

Rombongan DKM Baitul Huda tidak sempat bertemu dengan KH. Muchtar Adam, namun mereka sempat melaksanakan shalat jum’at bareng dengan para santri. “Lho kok di sini jum’atan juga ya? Bukannya di Syi’ah tidak ada jumatan” kata salah seorang dari mereka. “Shalatnya juga kok, tangannya sidakep seperti di masjid lainnya, dan tidak meluruskan tangan.” Kata yang lainnya.

[caption caption="Para santri melaksanakan shalat berjamaah"]

[/caption]Dengan menyaksikan langsung mereka sadar bahwa selama ini hanya memamah isyu memakan fitnah.Akhirnya Babussalam diminta untuk mengisi pengajian di Mesjid Baitul Huda. Bapak-bapak yang ikut ke Pesantren kemudian aktif dalam pengajian yang diisi oleh Pesantren Babussalam.

Ada juga seorang bapak sepuh yang datang malam-malam. Dia bertemu dengan Kiyai, saya kebetulan ada di situ. Setelah dijelaskan dan melihat para santri dia menyesal dan meminta maaf karena ikut menyebarkan BC pemecah belah umat itu.

Sayangnya yang mau tabayun seperti DKM Mesjid Baitul Huda sedikit sekali. Lebih banyak yang ingin berpartisipasi menyebar fitnah dan kebencian ketimbang mencari kebenaran. Benarlah kata salah Bajrang Bhai, “Kebencian lebih laku dijual ketimbang cinta”.

Bahkah seorang doktor mantan ketua satu ormas pemuda terkenal di Bandung bernama Jeje Zainuddin pun ciut nyali ketika diajak tabayun ke pesantren. Gelarnya yang tinggi tidak mampu mengangkat keberaniannya untuk berbuat bijak. Dalam majalah Sabiliku, Jeje menulis tentang Bandung dikepung Syiah dan memasukan Babussalam sebagai salah satu jangkar kegiatan syiah di Bandung Utara. Sepertinya tulisannya di Sabiliku menjadi dasar dimasukkannya Babussalam sebagai salah satu institusi Syiah di Bandung.

Satu waktu saya mengisi pengajian di salah satu masjid. Di sesi pertanyaan ada yang menyinggung masalah Syiah, Ustad Jalal dan Babussalam. Saat itu saya mengajaknya untuk tabayun, menemui Ustad Jalal dan KH. Muchtar Adam. Dia menolak untuk tabayun dengan alasan bukan tokoh yang akan dianggap suaranya.

Datanglah ke Babussalam, lihat bagaimana para santri belajar. Perhatikan bagaimana para santri melakukan shalat dan puasa. Jika pada waktu pagi anda berada di Babussalam, dengarkanlah doa yang dipancarkan dari speaker. Kalau anda jeli, akan anda dengar doa-doa untuk para Khalifah Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali. Setiap pagi doa itu diputar.

Saat saya menulis ini, terdengar para santri membaca sebuah paragraph tentang pengangkatan Umar sebagai Khalifah. “kemudian Abu Bakar (radhiayallau anhu) Wafat dan dikubur di kamarnya Aisyah di samping Nabi saw. Masa kekhalifahannya 2 tahun 11 malam, dia menyatukan orang muslim setelah terpecah-pecah karena ulah orang kafir”. Ketika para khalifah berupaya menyatukan kaum muslimin, ada yang gigih untuk memecah belah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun