Mohon tunggu...
Fajr Muchtar
Fajr Muchtar Mohon Tunggu... Guru - Tukang Kebon

menulis itu artinya menyerap pengetahuan dan mengabarkannya https://www.youtube.com/c/LapakRumi

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Wajah Ukhuwah Pesantren Babussalam

24 Oktober 2015   07:05 Diperbarui: 24 Oktober 2015   07:05 2649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk mendukung pandangannya itu KH. Muchtar Adam mengirimkan santri-santrinya ke berbagai negara pusat Islam. Mereka dikirim ke Sudan, Jordania, Mesir dan Iran. Salah satu amunisi menyerang Babussalam dan KH. Muchtar Adam adalah karena menyekolahkan anaknya ke Iran.

Ibuku punya jawaban telak buat mereka. Jika karena menyekolahkan anaknya ke Iran lalu disebut Syiah, bagaimana dengan mereka yang menyekolahkan anaknya ke negara kafir?

Memang Pesantren Babussalam sering dikunjungi ulama-ulama Syiah, karena pesantren ini dianggap sebagai pesantren Ahlu Sunnah (sekali lagi, pesantren Ahlu Sunnah!) yang berhasil menerapkan ukhuwah Islamiyah. Ulama-ulama Ahlu Sunnah yang datang juga sangat banyak. Kalau ada ulama dari golongan Islam manapun yang mau berkunjung ke Babussalam tentu saja akan diterima dengan hangat.

Mengapa susah tabayyun?

Satu saat, satu rombongan DKM dari Mesjid Baitul Huda Geger Kalong, datang ke Pesantren. Di Geger Kalong itu, memang santer isyu pengajian Babussalam yang diadakan di salah satu rumah jamaah di Gerlong adalah pengajian Syiah. Mereka ingin ketemu dengan KH. Muchtar Adam, Pimpinan Pesantren Babussalam sekaligus membuktikan ke-Syiahan Babussalam.

Rombongan DKM Baitul Huda tidak sempat bertemu dengan KH. Muchtar Adam, namun mereka sempat melaksanakan shalat jum’at bareng dengan para santri. “Lho kok di sini jum’atan juga ya? Bukannya di Syi’ah tidak ada jumatan” kata salah seorang dari mereka. “Shalatnya juga kok, tangannya sidakep seperti di masjid lainnya, dan tidak meluruskan tangan.” Kata yang lainnya.

[caption caption="Para santri melaksanakan shalat berjamaah"]

[/caption]Dengan menyaksikan langsung mereka sadar bahwa selama ini hanya memamah isyu memakan fitnah.Akhirnya Babussalam diminta untuk mengisi pengajian di Mesjid Baitul Huda. Bapak-bapak yang ikut ke Pesantren kemudian aktif dalam pengajian yang diisi oleh Pesantren Babussalam.

Ada juga seorang bapak sepuh yang datang malam-malam. Dia bertemu dengan Kiyai, saya kebetulan ada di situ. Setelah dijelaskan dan melihat para santri dia menyesal dan meminta maaf karena ikut menyebarkan BC pemecah belah umat itu.

Sayangnya yang mau tabayun seperti DKM Mesjid Baitul Huda sedikit sekali. Lebih banyak yang ingin berpartisipasi menyebar fitnah dan kebencian ketimbang mencari kebenaran. Benarlah kata salah Bajrang Bhai, “Kebencian lebih laku dijual ketimbang cinta”.

Bahkah seorang doktor mantan ketua satu ormas pemuda terkenal di Bandung bernama Jeje Zainuddin pun ciut nyali ketika diajak tabayun ke pesantren. Gelarnya yang tinggi tidak mampu mengangkat keberaniannya untuk berbuat bijak. Dalam majalah Sabiliku, Jeje menulis tentang Bandung dikepung Syiah dan memasukan Babussalam sebagai salah satu jangkar kegiatan syiah di Bandung Utara. Sepertinya tulisannya di Sabiliku menjadi dasar dimasukkannya Babussalam sebagai salah satu institusi Syiah di Bandung.

Satu waktu saya mengisi pengajian di salah satu masjid. Di sesi pertanyaan ada yang menyinggung masalah Syiah, Ustad Jalal dan Babussalam. Saat itu saya mengajaknya untuk tabayun, menemui Ustad Jalal dan KH. Muchtar Adam. Dia menolak untuk tabayun dengan alasan bukan tokoh yang akan dianggap suaranya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun