Sejak SD, mengarang bukanlah hal yang mudah buat saya. Saya hanya bisa menulis paling banter 2-3 paragraf setelah itu mentok. Kebuntuan menulis itu terus membuntuti hingga SMP dan Bahkan SMA. Di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta, walaupun saya ikut menjadi team redaksi majalah SINAR, namun kemampuan menulis saya tetap mandeg di paragraf 2-3.
Â
Saya berkesempatan menjadi team redaktur majalah itu, dan kembali saya mencoba menulis untuk majalah SINAR. Beberapa dimuat di majalah untuk kalangan sendiri itu. Entah karena tulisan saya cukup layak muat atau karena saya juga team redaksi. Pernah juga saya mencoba menulis dan mengirimkannya ke level yang lebih tinggi. Saat itu majalah KUNTUM adalah ajang untuk menulis lanjutan bagi teman-teman setelah tembus di Majalah Sinar. Di KUNTUM, berbagai cerpen dan opini tak pernah dimuat. Hanya satu puisi saja yang pernah dimuat.
Satu hal yang sama dari tulisan-tulisan saya adalah semuanya dibuat dengan susah payah. Mungkin tulisan yang lancar ditulis adalah ketika mengisi catatan harian dan surat meminta uang bulananan ke Mamahku.
Masa taun 91 hingga 2000 saya vakum menulis. Hanya beberapa terjemah artikel saja yang saya hasilkan. Beruntunglah, tahun 2000 saya dipertemukan dengan Mas Hernowo.
Saat itu di Bogor. Setelah saya mengisi pelatihan tajhiz janazah (tata cara pengurusan mayat), giliran selanjutnya adalah Mas Hernowo dengan materi Quantum Writing. Saya mengikuti sesi itu dan mendapatkan sesuatu yang dapat mendobrak kebuntuan 2-3 paragraf itu.
Salah satu skill dari Quantum Writing yang sangat menolong saya adalah mind maping. Mind maping yang merupakan karya kreatif Tony Buzan juga telah membantu puluhan juta manusia kebutuhan mencatat, membuat outline buku, dan gambaran presentasi.
Mind mapping atau peta pikiran adalah suatu tekhnik pembuatan catatan-catatan dengan hanya menuliskan poin-poin penting dalam selembar kertas. Peta itu dapat dipercantik dengan berbagi ilustrasi atau gambar yang menguatkan pesan sehingga dengan melihatnya saya sudah dapat membayangkan sebagian besar alurnya.
Tidak hanya dalam menulis,dalam ceraman dan pidatopun metode ini saya gunakan. Saya tinggal membuat perencanaan, mengaitkan ide, membuat struktur dan alurnya, dan membuat penyelesaian masalah.
Keuntungan yang saya rasakan dari mind maping kira-kira seperti ini:
- Saya dapat merencanakan ke mana rute mana tulisan atau ceramah akan dibawa, dan memberikan gambaran apa yang perlu dipersiapkan dan kemana tempat yang prioritas akan dikunjungi.
- Saya mendapatkan ruang yang sangat luas untuk mengeksplorasi tulisan sehingga tidak mentok di paragraf 2-3 karena mind maping membantu saya mendapatkan gambaran permasalahan secara menyeluruh dan dapati diperluas sesuai dengan keinginan kita.
- Mind maping membantu saya mengumpulkan sejumlah besar data pada suatu tempat, karena hanya berisi poin-poin penting masalahnya.
Kemarin (23-06-15) saya ikut lagi majlis Mas Hernowo. Dalam sesi #NgajiBuku di Yayasan Muthahari Bandung, Mas Hernowo kembali membuka pintu tentang #MengikatMakna.