Mohon tunggu...
Goenawan
Goenawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Insinyur mesin dari ITS Surabaya, mendalami sistem kontrol otomatis di Taiwan, pernah bekerja di beberapa perusahaan ternama sbg Engineer dan di Managemen. Sekarang menekuni pasar Modal dan pasar Uang.\r\n\r\nSemua tulisan saya asli bukan hasil mencontek, tetapi anda boleh meng-copy paste sebagian atau seluruhnya tulisan saya di kompasiana tanpa perlu izin apapaun dari saya. Lebih baik jika dicantumkan sumbernya, tetapi tanpa ditulis sumbernyapun. it's ok

Selanjutnya

Tutup

Money

Mengapa Saham BUMN Infrastruktur di Tahun 2017 Ambruk?

14 Januari 2018   09:27 Diperbarui: 14 Januari 2018   09:55 1054
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Debitor akan secepatnya mempailitkan Adhi Karya untuk menyelamatkan assetnya. Jika hal ini terjadi, investor (pemilik modal dalam hal ini pemerintah dan publik) akan sangat dirugikan karena modal yang dimiliki bisa jadi akan hilang dalam proses likuidasinya.

Jika infrastruktur membaik:

Jika ROE naik diatas 5%, debitor akan berusaha melakukan swap utang ke saham, karena secara jangka panjang akan sangat menguntungkan menikmati ROE yang tinggi. 

Disisi lain investor (pemerintah dan publik) akan sangat dirugikan karena akan terjadi dilusi nilai saham. Dengan swap 50% saja, debitor akan menjadi pemegang saham pengendali dengan porsi kepemilikan saham 65%.

Inilah yang saya maksud, skema pembiayaan infrastruktur era Pak Jokowi ini sangat beresiko tinggi. Baik suskses ataupun gagal, resiko Republik Indonesia kehilangan BUMN BUMN yang saat ini dibanggakan akan segera terjadi. 

Kita tidak berharap, tetapi tragedi lepasnya INDOSAT kemungkinan besar akan terulang pada Adhi karya, Wijaya Karya, Waskita Karya dkk, jika melihat perhitungan diatas. Artinya slogan Kerja kerja Kerja tanpa dipikirkan secara cermat, ternyata hanya menyebabkan kehilangan lebih banyak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun